BAB 17

64.7K 3.4K 42
                                    

- 𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔 -

Waktu makan malam sudah tiba. Alana baru beberapa menit lalu pulang dari pekerjaan nya sebagai pembantu di salah satu komplek mewah dekat rumah.

Rico sudah memanaskan makanan yang di beli Keira tadi, gadis itu yang memberitahu agar Rico tak perlu memasak, karena ia sudah membeli makanan.

Mereka berkumpul di meja makan, dengan Rico dan Alana yang duduk di sofa ruang tamu. Bukan tanpa alasan, tapi meja mereka hanya muat untuk 4 orang. Jadi, Rico dan Alana membiarkan anak - anak mereka makan di meja, sedangkan mereka makan di sofa saja.

"Enak ya makanan nya. Kamu beli dimana Kei?" tanya Alana.

"Beli di delicious restaurant ma," jawab Keira.

"Yang tahu itu nama nya apa Kei? Lembut banget tahu nya." Kali ini Rico yang bertanya, menikmati nasi dengan tiga macam lauk berbeda.

"Itu sapo tahu pa, emang lembut tahu nya. Kayaknya bikin nya gampang deh," kata Keira menjelaskan.

Rico mengangguk paham. Kemudian kepala nya menoleh sekilas menatap ketiga anak lelaki nya yang fokus pada makanan di piring masing - masing.

"Juan, Jendra, Kenan, enak ya makanan nya?" tanya Rico dengan senyum tipis.

"Biasa aja tuh pa." Jawaban Juan terdengar lebih dulu.

Jendra berdehem, "Lumayan. Tapi tetep enakan masakan mama sama papa," ujar nya.

"Enak pa." Ini Kenan yang menjawab.

Rico hanya tersenyum sebagai respon. Ayah 4 anak ini tau, seberapa besar gengsi dua anak pertama nya. Berbeda dengan Kenan yang masih bisa jujur apa ada nya, Juan dan Jendra lebih memilih mengikuti gengsi nya yang masih tak terlalu menyukai Keira.

Keira beranjak berdiri saat sudah menyelesaikan makanan nya. Alana menoleh. "Loh Kei? Udah selesai makan nya? Ratain sayur nya gih, masih banyak itu," ujar Alana.

"Engga ma, udah kenyang. Kasih yang lain aja," jawab Keira yang memang sudah kenyang. "Kei ke kamar dulu ya," ujar Keira berjalan menuju kamar nya, setelah meletakkan piring ke wastafel.

"Juan, Jendra, Kenan, kalian aja yang abisin ya," kata Alana.

"Gamau ma, suruh Keira aja abisin tuh. Kan dia yang beli, banyak. Ngabisin uang," jawab Juan.

Alana menggelengkan kepala nya, "Jangan gitu. Niat Keira baik," tutur Alana.

"Yaudah, kalau kamu gamau, kasih Jendra sama Kenan a--"

"Biar Juan bantu abisin," potong Juan cepat meraih sendok untuk lauk. Jendra, Kenan dan Rico dengan serentak menggeleng - gelengkan kepala nya. Sedangkan Alana tersenyum kecil melihat kelakuan putra sulung nya itu.

-----------

Tokk.. Tokk.. Tokk..

"Ma, pa, udah tidur?" Keira sedikit berteriak dari depan kamar orangtua nya.

"Belum nak! Masuk aja," teriak Alana yang sedang melipat baju di atas kasur.

Ceklek...

Alana tersenyum saat putri bungsu nya itu masuk dan duduk di sebelah nya. "Papa dimana ma?" tanya Keira.

"Itu di kamar mandi, lagi mandi sama gosok gigi," jawab Alana sembari melipat - lipat kaos suami nya.

Keira mengangguk mengerti, gadis itu meletakkan 2 kantung belanjaan ke pojok kasur. "Apa itu Kei?" tanya Alana menatap sekilas kantung belanjaan yang di letakkan Keira.

The Antagonist ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang