Permulaan

80 9 1
                                    

DUA BANGKU

-KATA PENGHANTAR
     sebagai ucapan terima kasih saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena limpahan berkah dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan buku novel berjudul "Dua Bangku".


-ISI
     Sebuah kisah cinta yang sempat bermuara namun kini hanya sebuah cerita yang memiliki tempat di pikiran saja, sebuah ruang kelas yang tak seberapa luasnya  namun aku dan kamu memiliki ruang tersendiri di dalam sana.

-Dua Bangku

   Saat itu suasana kelas yang sangat ramai seolah olah ruang kelas adalah tempat paling ramai di semesta raya, Biru adalah salah satu siswa yang taat peraturan paling yang sering di langar Biru cuman peraturan gak boleh pacaran di sekolah karena menurut Biru pacaran itu normal bagi anak remaja wajar jika banyak anak pacaran di sekolah, dia sedikit pintar di mata pelajaran Bahasa Inggris
ya setidaknya tidak cuman tau kata i love you saja haha.

Biru mendengar dari temannya bahwa salah satu perempuan di kelas baru saja putus dengan pacarnya namanya Jani salah satu siswi yang cerdas di kelas 8B.
  Biru dengan rasa ingin taunya bertanya kepada Jani "kamu suda putus sama Danu Jani?" gumang Biru. "iya aku udah putus sama Danu", Jani dengan nada anehnya. "emang iya perasaan kemarin pulang sekolah bareng" yang dipikirkan oleh Biru kala itu adalah "mungkin ini saatnya aku mengantikannya haha". Oh iya Danu adalah salah satu teman Biru juga dulu sempat menjadi teman dekat saat duduk di bangku Sekolah Dasar.

  Tak lama perbincangan singkat antara dua remaja itu bunyi bel kelas berbunyi semua siswa siswi berbaris di lapangan untuk apel
pagi, apel selesai para murid masuk ke kelas masing-masing begitu pula Jani dan Biru
  kala itu salah satu mapel pelajaran sedang tidak ada guru, Biru bersama salah satu temannya memikirkan bagaimana dia bisa mendapatkan Jani, "Dim aku bisa gak ya dapetin Jani?" tanya tiba-tiba Biru ke Dimas "bisalah kamu kan emang jagonya dapetin cewe" jawab Dimas dengan ketawa,
  "apa aku tembak sekarang aja ya dim?" "jangan biru aku malu" muka dimas yang mulai memerah ntah kenapa lalu Biru memutuskan menyuruh salah satu teman Jani untuk memangilnya tak lama Jani datang yang langsung bertanya "iya ada apa Biru?" Biru seketika diam tak tau mau bicara apa
"ga jadi deh jani" "kamu selalu gitu biru!" Jani yang sedikit kesal pada Biru memangilnya tak ada apa-apa lalu Jani meninggalkan Biru keluar kelas.
   "Sudah Biru jangan begitu" ucap dimas dengan mukanya semakin merah dan memutuskan berbaring di belakang kelas dengan teman-teman lainnya,
   Biru memanggil Jani kedua kalinya
saat Jani datang kali ini biru akan berbicara serius "Jani lomba LBB mau gak fotbar sama aku?" jani tidak menjawab biru "mau gak jani?" biru menegaskannya lagi "mau biru",
  biru senang akan jani mengiyakan ajakan biru untuk Fotbar "yasuda cuman itu saja jani" biru dengan sedikit tertawa "iyaa biru" dengan senyum dan tatapannya Jani membuat Biru menaruh rasa pada Jani.
   Biru suka menulis sebuah kata yang dialaminya kala itu Biru menulis sebuah kata di buku tulisnya yaitu      
    :Sejak mata kita bertabrakan aku menaruh hati padamu, ntah ini rasa pada pandangan pertama atau hanya sebuah silauan kaca.

DUA BANGKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang