Petualang Biru Tanpa Jani (Extended 15 Tahap Awal)

7 3 0
                                    




Suara ombak yang berderu menghantam bebatuan diiringi dengan suara klakson mobil yang sudah tidak sabar menuju rumah untuk menemui orang-orang tersayang.

Mungkin hari ini bagi mereka sangat lelah sehingga jalanan yang sedikit macet membuat hormon kortisol mereka meningkat kata ibu-ibu penjaga warung yang Biru singah.

"hadeh manusia gak bisa sabar sedikit ya Mas", "maksudnya Bu?", "lihat aja Mas mobil hitam itu dari tadi klakson-klakson padahal mobil di belakangnya aja gak klakson", "ya mungkin lagi buru-buru", "mungkin aja sih Mas soalnya kan udah jam-jam pulang kerja", "iya Bu".

Biru melihat salah satu motor yang mencari celah untuk lepas dari kemacetan ini.

Namun naasnya pengendara itu terjatuh tepat didepan warung yang Biru singahi.

"mbok yo hati-hati to Mas" ucap Ibu penjaga warung sembari Biru membantu pengendara tersebut.

"Lagi buru-buru Bu soalnya", ltapi lihat keadaannya dulu to mas ini kan lagi macet begini untung aja masnya gak papa" Biru mngambilkan minum untuk pengendara itu.

"Ini Mas di minum dulu", "makasih Mas", "maaf Mas kalo boleh tau kenapa Masnya buru-buru sampai-sampai nyerobot gitu?", "ini Mas anak saya hari ini ulang tahun tadi pagi saya udah janji ke anak saya mau pulang lebih awal eh ternyata jalanannya macet gini", "ohh jadi gitu Pak lain kali hati-hati ya Pak", "iya Mas, saya pulang dulu ya Mas", "langsung Pak gak mau istirahat dulu", "engga mas soalnya udah di tunggu ini istri saya sudah nelponin saya", "yaudah kalau gitu Pak hati-hati", "iya Mas makasih loh ya Mas udah tolongin saya", "iya Pak sama-sama", "yaudah saya duluan ya Mas", "iya Pak".

Biru menyalakan handponnya terdengar bunyi notifikasi, ternyata itu notifikasi dari nomor yang tidak ada dalam daftar kontak Biru pesan itu berisi dengan kalimat.

"Hai Biru apa kabar?" Biru mengira pesan itu dari seseorang yang sudah lama ia rundukan, iya kamu benar Biru mengira balon pesan itu dari Jani.

"Ini siapa ya?" Biru berharap balasan pesannya itu iyalah jawaban dengan nama Jani.

"Ini aku Elena" Harapan Biru yang mengira itu adalah Jani perasaan senang yang Biru rasakan seketika hilang.

"oh kamu Lena", "iya Biru", "dapat nomor aku dari mana?", "aku minta kak Kei", "ohh", "Biru", "iya?", "aku kangen kamu", "...", "dih Biru kok cuman diread doang", "ya mau gimana", "aku rindu kamu Biru", "iya terus?", "ya gak ada terusannya", "ohh, udah dulu ya aku lagi sibuk".

Biru menutup percakapan itu lalu Biru mengaktifkan mode pesawat.

Rencananya Biru mau mampir ke cafe Kak Karin sekedar ingin makan roti mumpung gak ada si Beni yang rakus.

Seluruh panjang Jalan Basuki Rachmad Biru memikirkan kenangannya bersama Elena dulu, tetapi Elena yang mengungkapkan perasaannya terhadap Biru, dengan jawaban Biru yang menolak Elena karena masih belum selesai dengan masalalunya yaitu dengan Jani.

Sesampainya Biru di cafe Kak Karin atau yang biasa di panggil carin singkatan Cafe Karin yang di buat oleh Beni.

Biru melihat Kak Karin yang sedang membersihkan meja terlihat bahwa Cafe itu baru saja buka.

"Eh Biru dari mana kamu?, tumben gak sama Beni", "engga cuman cari angin aja, kalo si Beni katanya nanti nyusul lagi nugas katanya", "si Beni ngerjain tugas ga mungkin liat aja ntar dia kesini pasti bawa buku minta bantuan kamu nanti pasti ujung-ujungnya kamu yang ngerjain", "ya udah pasti sih itu, tumben kak baru buka jam segini", "iya nih soalnya tadi si Putri lagi sakit jadinya sendirian deh sekarang", "ohh, aku pesen kek biasa kak rotinya dua", "oke bentar kakak buatin", "Halo cees", "nah itu orangnya", "panjang umur kamu Ben", "kenapa kalian kangen aku?, emang sih gue tuh ngangenin", "gr lu Ben", "tumben lu bawa buku mau nagih utang lu", "dih gue mah anak rajin gak kaya kalian", "sok atuh kerjain kalo emang rajin", "oke Biru bantuin gue ya", "yeh katanya rajin kok minta tolong ke Biru", "rajin nyontek maksudnya ka haha", "bener banget Biru haha", "yaudah sini gue bantuin", "nah gitu dong", "ada bayarannya tapi", "dih masa pake acara bayar juga", "di dunia ini gak ada yang gratis", "iye ntar gue beliin matcha", "nah gitu baru kerja gue".

Tugas sebenarnya adalah awal dari rencana Kak Karin dan Beni untuk memastikan bahwa Biru harus diberi keyakinan untuk melupakan Jani

DUA BANGKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang