Tembok Besar Antara Jani Dan Biru

22 6 0
                                    

Kini subjek dua bangku telah terganti menjadi dua bangku yang sempat berdekatan berubah menjadi tembok tebal.

Perombakan awak kabin kelas salah satu ketakutan terbesar untuk berpisah dengan mu
Tentang kisah dua bangku kini telah di ubah menjadi sekilas Biru melihatmu Jani,
tentang pertemuan yang di hadiri oleh Biru Jani dan pilar bangunan kelas itu seakan akan itu bukan penghalang, tentang tatapan Jani yang aneh saat Biru menatap balik dan kakimu yang terus terusan tidak berhenti bergerak karena menahan senyummu,
Biru sering sekali harus mengucapkan "kalau mau senyum senyum aja biar tuh kaki diem" Jani tersenyum seakan akan malu. Sebenarnya Biru ragu dengan perasaannya yang terkadang di bawakan oleh mu niscaya rindu dan juga niscaya untuk meninggalkanmu Jani.
Bukan kah memang Jani yang meyakinkan Biru bahwa besok adalah janji paling hebat pernah Jani menyatakan ketakutannya kepada Biru, tetapi Biru tahu ketakutan Janj ialah berpisah dengan Biru seperti saat itu suasana di kelas yang tenang Biru berbicara akan melanjutkan sekolah ku di SMA Surabaya,
lalu Jani sempat tidak percaya lalu aku memastikan bahwa yang di ungkapkan Biru ialah kenyataannya. Biru tak menyangka Jani meneteskan air mata di depan Biru lalu Jani menangis di pundak Biru disaat itu hanya ada satu hal yang Biru pikirkan tentang Jani yang takut akan jauh dari Biru begitu juga Biru.

Biru dan Jani sekarang sudah menginjak bangku kelas sembilan tetapi perombakaan awak kabin kelas memisahkan Biru dan Jani membuat hubungan mereka merengang, perihal duduk berdua Biru dan Jani kini sudah mustahil terjadi lagi kini Jani berada di kelas IX-B dan biru IX-D ruang kelas mereka tepat berhadapan.
Kini komunikasi antara Biru dan Jani hanya sebatas tatapan mata tidak ada percakapan antara mereka, Biru yang dulu sering mencubit pipi Jani dan Jani yang selalu membalas Biru dengan mencubit hidung Biru sekarang telah sirna,
Biru membenci sekolah ini namun di satu sisi Biru selalu berfikir "jika tidak ada sekolah ini aku tidak akan ketemu jani" seolah-olah sekolah yang di tempati Biru ini adalah sebuah bangunan angker 300 juta tahun lalu, ibarat kata membunu kebersamaan namun masih bersama.

DUA BANGKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang