BAB 19

64.3K 4K 45
                                    

- 𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔 -


Cahaya matahari memasuki kamar, membuat tidur nyenyak gadis dikasur terganggu. Gadis itu mengernyit, lalu membuka mata nya.

"Hoamm.." Keira menguap lebar, menatap jam. Ini sudah pukul 06.05. Baik lah, sudah saat nya gadis itu bersiap untuk sekolah.

Memang benar kata orang, hari Senin adalah hari terberat. Mungkin karena hari sebelum nya libur.

Keira menurunkan kaki nya, berjalan menuju kamar mandi. Bersiap untuk berangkat ke sekolah.

Sekitar 15 menit berlalu, gadis itu sudah mulai terbiasa mandi menggunakan gayung. Siap dengan seragam nya, Keira berjalan keluar kamar.

.

"Pagi ma, pa," sapa Keira duduk di meja makan.

"Pagi putriku," respon Rico.

"Pagi sayang.." Kali ini, Alana yang merespon.

"Tumben mama belum berangkat," kata Keira. "Iya nih.. Mama hari ini di suruh dateng jam 7 aja, makanya tadi sempet bantuin papa kamu goreng risol buat di titipin ke pasar nanti," jelas Alana.

"Oh! Kei mau bawa beberapa boleh ga ma, pa? Biar bisa Keira promosiin dikelas," kata Keira.

"Emang boleh jualan disekolah?" tanya Rico.

"Kan bukan Keira yang jualan. Papa yang jualan, Kei cuma promosiin doang," sahut Keira.

"Yaudah.. nanti papa siapin beberapa buat kamu bawa ke sekolah," ujar Rico yang di angguki Keira.

"Ini roti nya, sarapan dulu," lanjut Rico menyodorkan roti rasa coklat.

Keira menerima nya dan langsung menyantap roti itu. Sedangkan Juan, Jendra dan Kenan sudah lebih dulu berangkat. Karena memang, hari ini, Keira bangun lebih telat dari biasa nya.

Selesai dengan sarapan nya, Keira langsung berangkat menuju sekolah. Ingin mengebut karena jam masuk sekolah sisa 8 menit, tapi jalanan pagi ini malah padat oleh kendaraan.

Keira sedikit menyesal karena tidak pernah memasang alarm.

--------

07.09 Keira sampai di sekolah. Telat 9 menit, kini gadis itu berdiri di barisan paling depan di awasi oleh para osis yang bertugas.

Upacara bendera di mulai.

"UNTUK AMANAT! ISTIRAHAT DI TEMPATTT... GRAK!" titah si pemimpin upacara. Dengan serempak, peserta upacara mengambil sikap istirahat.

Pembina upacara hari ini adalah guru bahasa Indonesia, pak Sutejo. Amanat yang di sampaikan cukup panjang hingga membuat Keira berulang kali mendengus kesal.

Pembahasan nya berulang, mulai dari mengingatkan sebentar lagi akan ada PTS, main media sosial yang bijak, jangan pacaran, jaga kebersihan lalu balik lagi ke PTS, dan seterusnya. Keira tak terlalu menyimak, karena sinar matahari pagi ini begitu terik menyorot tepat di atas nya.

"Haduh.. Kapan selesai nya sih?!" gumam Keira mengangkat satu kaki nya sekilas, pegal. Namun, tiba - tiba saja kaki yang ia angkat di tendang pelan dari belakang.

Keira sontak menoleh ke belakang, memincingkan mata nya saat mendapati si ketua osis berdiri tepat di belakang nya dengan sikap istirahat.

"Lo ngapain di belakang gue?! Nendang - nendang lagi!" ujar Keira sinis.

"Berdiri yang bener," kata Gabriel singkat. Pandangan pria itu menatap lurus ke pak Sutejo yang masih memberi amanat panjang. Berdiri di belakang Keira tak mengharuskan pria itu bersusah payah untuk melihat ke depan, karena kebetulan Keira pendek, hanya se-bahu nya.

The Antagonist ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang