48 - first time

10 0 0
                                    

"Ogi cuma sakit, Gia. Bukan meninggal," celetuk Sera memandangiku.

Aku menatapnya kesal. "Kok ngomongnya gitu?"

"Ya lagian, daritadi ngelamun terus, mukanya jutek mulu, aku ngomong gak didengerin." Sera kembali menyalakan ponselnya dan menidurkan kepala di atas meja membelakangiku.

"Sorry," lirihku merasa bersalah.

Karena hari ini Ogi tidak sekolah, aku jadi merasa tidak bersemangat untuk belajar. Bahkan menulis judul saja tanganku tak bertenaga. Kenapa rasanya ada yang kurang? Kenapa aku ingin Ogi duduk di sebelahku? Kenapa tiba-tiba aku ingin mendengar suaranya?

Entah kenapa aku ingin berada di dekatnya, selalu.

Sekarang sudah jam istirahat kedua, biasanya pada waktu-waktu sekarang Ogi akan datang dan duduk di sebelahku. Berbagi makanan yang ia beli di kantin, lalu menceritakan hal-hal yang terjadi di hidupnya hari ini.

Kuhela napas panjang, memilih untuk merebahkan kepala di atas meja dan bermain ponsel yang hanya menyala saja, karena aku tidak tahu harus membuka aplikasi apa saking bingungnya.

Namun akhirnya, sebuah notifikasi yang berbeda sendiri dari notifikasi lainnya terdengar menggetarkan ponselku.

Badanku langsung duduk tegak dan membuka notifikasi itu.

Badanku langsung duduk tegak dan membuka notifikasi itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ARGSHSHSHHSHSHS!!

Kulempar ponsel itu ke atas meja, mengguncangkan tubuh Sera di sebelahku yang kebingungan.

"Kenapa? Kenapa?" tanya Sera mencoba melepas tanganku yang mencengkeram bahunya.

Aku menggeleng seraya tersenyum malu-malu, kembali mengambil ponselku dan menyembunyikannya.

"Apa tuh? Lihat-lihat!" Sera menempelkan kepalanya pada bahuku mencoba mengintip ponsel yang aku jauhkan darinya.

"Gak ada, serius," balasku cengengesan.

"Bohong, lihat dong... please, kepo nih," ujar Sera masih mencoba membujukku.

Ketika aku ingin menunjukkan pada Sera ponselku, aku kembali malu dan menyembunyikannya. "Ah, kamu mah!"

"Iya, iya, hehehe," kekehku akhirnya melihatkan pesan yang dikirim Ogi padaku.

Sera menatapku serius, kemudian menggeleng meledek. "Ckckck, lagi pacaran toh." Lalu, ia mengangguk maklum.

"Udah buruan bales, salting mulu," ujar Sera menyadarkanku.

"Oh, iya."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I WILL LOVE YOU BETTER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang