BAB 21

63.6K 3.8K 82
                                    

- 𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔 -

"Buat apa lo bela si miskin ini, hah?!"

"Lo pelecehan bod*h!" dongkol Tama.

"Ya, terus masalah nya sama lo apa?! Lagian gue cuma bercanda!" hardik pria bernama Delfin itu emosi. Dia hanya ingin bercanda, menyentuh paha mulus Lauren, namun tak menyangka sebuah pukulan dari Tama malah mendarat di rahang nya begitu saja.

"Brengs*k!" umpat Tama hendak melayangkan pukulan kembali. Tapi Delfin kali ini tak diam saja, pria itu menghindar dan membalas pukulan Tama hingga memancing kumpulan orang untuk menyaksikan mereka.

Lauren langsung menutup mata juga telinga nya, ketika suara pukulan terdengar. Gadis itu ketakutan.

"Tam! Del! Udah anj*r!" ujar Johan berusaha menengahi.

"Lo yang udah. Diem aja Han, kita tontonin, seru ngeliat Tama berantem," celetuk Damar merangkul Johan.

"Aww.." ringis Damar saat kening nya di sentil Johan. "Dosa lo, temen lagi berantem malah nonton doang," sahut Johan. Damar hanya cengengesan setelahnya.

Tama dan Delfin masih saling memukul. Lauren dengan suara takut nya mulai memanggil - manggil Tama, namun pria itu tak kunjung juga berhenti memukul Delfin.

Bagi Tama, tindakan sekecil apapun yang merupakan pelecehan, tidak pantas di sebut bercanda. Pelecehan ya pelecehan, dan hanya lelaki tol*l yang melakukan hal itu.

"K-kak Tama udah.." ujar Lauren lirih.

Dari kejauhan, Keira dan teman - teman nya menonton dengan ke-4 teman - teman Keira memegang risol yang di tawarkan Keira sejak tadi.

"Enak Kei. Apalagi kalau makan nya sambil nonton orang ribut gitu," ungkap Lisa jujur.

"Tol*l, suka banget liat orang ribut, heran," sinis Mars.

"Jes, pacar lo sinis banget sih. Karungin aja sana," sahut Lisa menoleh pada Jessica.

Jessica tak merespon, sibuk menyemangati kedua orang yang sedang bertengkar itu.

"Ya elah, ternyata cewek nya lebih suka liat orang ribut juga," celetuk Lisa memutar bola mata nya.

Renza melirik Keira yang tak bereaksi apa - apa. Percaya lah, kalau Keira yang dulu, gadis itu pasti akan menjadi yang paling histeris. Memeluk Tama dengan erat, agar pria itu berhenti, seperti di film - film.

Keira mendengus pelan, 'Gue inget sih alur ini. Nanti Keira mau ngehentiin Tama, tapi malah dia kena bogem si Delfin. Terus hari ini juga, Lauren confess dan Tama terima karena kasihan,' batin Keira mengingat alur.

Kembali ke Tama dan Delfin yang berantem, perkelahian mereka terpaksa harus berhenti saat suara seseorang yang memiliki hak untuk menghukum siswa/siswi yang melanggar aturan itu datang.

"Berhenti!!" gertak Gabriel menarik bahu Tama.

"Brengs*k-" Delfin hendak melayangkan pukulan nya lagi, namun Gabriel segera menangkap pukulan itu lalu menghempaskan nya.

"Gue bilang berhenti!"

"Kalian ga malu berantem dilapangan sekolahan gini?! Liat! Orang - orang jadi ngumpul disini karena kalian berdua!" cerca Gabriel.

"Kalian berdua, ke uks, sekarang. Biar bu Rina yang kasih kalian hukuman nanti," kata Gabriel tegas.

Delfin akhirnya menurut, pria itu menatap Tama sengit sekilas, lalu langsung berjalan pergi meninggalkan lapangan. Tama juga sama, pria itu menepis tangan Gabriel yang ada di bahu nya.

Tama hendak berjalan pergi, namun suara Lauren menghentikan langkah nya.

"Kak Tama," panggil Lauren. Tama menoleh sembari mengangkat satu alis nya, bertanya 'apa'.

Di sisi Keira, gadis itu menyeringai tipis, dalam hati ia menghitung dari satu sampai tiga. Bersamaan dengan hitungan ketiga, suara Lauren kembali terdengar yang membuat geger satu sekolah.

"G-gue suka sama lo kak!" aku Lauren dengan suara lantang.

Hening beberapa saat, orang - orang mulai berbisik - bisik, dan sebagian orang tertawa mengejek keberanian Lauren mengungkapkan perasaan nya.

Tak mempedulikan tawa orang yang mengejek nya, Lauren menatap Tama mantap, "Gue suka sama lo kak Tama!" katanya lagi.

Ekspresi Tama terlihat terkejut, namun tiga detik kemudian, ekspresi nya kembali datar. "Sorry.."

"Tapi gue engga."

Mata Keira melebar. Bukan ini jawaban Tama yang tertera di buku yang ia baca. Bukan hanya itu, mata nya di buat semakin melebar lagi setelah mendengar pernyataan Tama selanjutnya yang kini tengah menatap nya.

"Gue suka nya sama Keira," jujur Tama menatap mata Keira dengan senyuman tipis.

"HAH?!" Satu lapangan langsung terkejut mendengarnya. Sedangkan, Keira sampai cengo di buatnya. 'Kenapa jadi gini?' pikirnya tak percaya.

Setelahnya, Tama melenggang pergi menuju uks begitu saja, seperti yang di katakan Gabriel sebelumnya.

Semua atensi lapangan kini tertuju pada Keira. Bahkan teman - teman nya juga menatap Keira dengan tatapan tak percaya. "Kei, crush lo Kei!" ujar Lisa menepuk - nepuk bahu Keira.

"Apa sih anj*r?!" Keira menepis kesal tangan Lisa. "Itu! Tama suka sama lo anjay," kata Jessica mengulangi pengakuan Tama barusan.

"Yaudah! Mau di apain?! Jangan bikin gue tambah puyeng deh!"

"Harusnya lo seneng kan?" tanya Renza menaikkan satu alis nya.

"Engga! Aduhh, pada ngeliatin lagi. Gue masuk deh." Keira hendak berjalan masuk kembali ke dalam sekolah, namun gadis itu menatap teman - teman nya dulu. "Itu harga risol nya 8 ribu. Kalau mau beli, kasih tau gue. Gada harga temen," ujar Keira cepat baru setelahnya gadis itu pergi.

Keempat manusia itu mengerjap - ngerjapkan mata nya pelan.

.

Setelah kejadian hari itu, Keira belum pernah bertemu Tama dan Lauren lagi secara langsung. Dengar - dengar, Tama di skors selama beberapa hari karena berantem di sekolah.

Kini, Keira berada di rooftop sekolah, berniat untuk bolos saja. Ngomong - ngomong soal risol jualan papa nya, sekarang satu angkatan bahkan hampir satu sekolah sudah mengetahui nya. Hampir setiap hari ada pesanan dari berbagai orang berbeda.

Satu lagi, setelah di tanya pada Rico, ternyata harga risol itu hanya lah 5 ribu. Tapi, karena sudah terlanjur bilang 8 ribu, Keira tetap menjualnya dengan harga segitu. Lagian, sampai saat ini tidak ada yang komplain harga kan?

Tap.. Tap.. Tap..

Suara langkah kaki terdengar, Keira mengerjap pelan. Namun saat suara kaki itu semakin mendekat, gadis itu buru - buru bersembunyi.

'Itu si ketos kah?' pikirnya bersembunyi di balik pintu rooftop.

Seorang pria masuk ke rooftop, sialnya, pria itu ingin menutup pintu rooftop, hingga terlihat lah Keira di balik pintu itu. Keira mendengus pelan, lalu mendongak menatap pria di hadapan nya.

Oh, tunggu. Ternyata bukan si ketos rese tapi beli banyak risol nya itu. Keira mengerjapkan mata nya pelan, "Lo?" gumam Keira.

Alvarez mengernyit, "Lo ngapain ngumpet di belakang pintu?" tanya Alvarez.

"Gue.. gue nyari.. nyari uang gue, jatuh," jawab Keira berbohong. Alvarez mengangkat satu alis nya. "Nyari uang jatuh atau mau bolos?"

.

.

.

B E R S A M B U N G •

IG: @itsme.lyn123

The Antagonist ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang