Holaaaaaaaa
Selamat datang dikisah Acha
Ikuti terus kisahnya ya
Happy reading semuanyaMendapati notes yang ada di tanganku membuat tanganku gemetar, siapapun yang menulisnya dia bukan orang asing yang hanya iseng atau sekedar mengenalku kemudian menghiburku. Mereka yang ada di sekelilingku selalu mengira aku adalah pecinta kopi atau latte tanpa pernah tahu jika sebenarnya aku menggilai buah strawberry berikut olahannya termasuk smoothies strawberry ini dan juga chantily cake yang bagiku sangat menyegarkan.
Notes dan juga makanan yang ada diatas meja adalah sebuah kombinasi yang memberitahukan jika mereka mengenalku lebih dari yang seharusnya, dan lagi, siapa mereka hingga tahu masalah yang tengah aku hadapi hingga membuatku segalau ini? Bagaimana dia tahu jika aku tengah patah hati atas orang-orang yang sudah melukaiku? Aku mendongak, mengalihkan pandanganku dari tulisan rapi tersebut ingin bertanya pada waitress yang sebelumnya memberikan kepadaku, tapi perempuan tersebut sudah sibuk dengan para tamu cafe yang mulai berdatangan menikmati brunch, lagipula biasanya para waitress hanya mengantarkan pesanan tanpa tahu siapa yang meminta tolong. Mengalihkan pandangan dari waitress cantik yang sibuk dengan pekerjaannya, aku memilih untuk menyudahi kesedihanku dan menatap ke arah tamu cafe yang mulai padat.
Satu persatu aku memperhatikan mereka, berusaha melihat wajah familiar yang bagiku mampu mengetahui tentang smoothies strawberry dan juga chantily cake favoritku, tapi nihil, tidak ada wajah familiar diantara keramaian, mereka semua adalah sosok asing yang sama sekali tidak aku kenal. Normalnya aku seharusnya takut saat seorang penguntit jelas-jelas mengikutiku, siapapun dia, dia mengetahui tentangku, tahu apa yang terjadi kepadaku dan apa yang aku rasakan sekarang ini hingga terdampar di sudut coffeshop dengan penampilan paling mengenaskan seumur hidupku yang pasti akan membuat seorang Rania Tanaka menjerit histeris, tapi alih-alih ketakutan, ada ketenangan mendapati kalimat posesif tersebut, rasanya seperti ada yang menyadarkanku untuk tidak hancur karena pengkhianatan yang dilakukan oleh Narendra dan Nadira, sebagai tunangan Narendra aku sudah berusaha sangat keras untuk menerimanya, aku selalu membalas semua perlakuannya dengan effort yang sama besar, aku berusaha untuk menjadikan dia satu-satunya meski rasa cinta itu tidak pernah aku miliki untuknya.
Cinta? Bahkan aku tidak tahu rasa macam apa itu sebenarnya, selama ini, sejak orangtuaku mengatakan jika Narendra adalah pria yang tepat untukku dan menerima lamarannya aku selalu meyakinkan diriku bahwasanya jika aku harus jatuh cinta, maka orang itu adalah Narendra, pria yang mencintaiku dan menyayangiku nyaris seumur hidupnya, sayangnya pada akhirnya pria itu mengkhianatiku.
Tawa meluncur dari bibirku, kali ini bukan tawa menyedihkan seperti sebelumnya, tapi tawaku kali ini adalah tawa untuk menertawakan diriku beberapa saat lalu. Aku tidak perlu orang lain untuk menghukum mereka yang sudah melukaiku, aku bisa melakukannya sendiri, aku bisa membuat hidup Nadira menderita 10 kali lipat lebih menyakitkan dari yang sudah dia perbuat padaku. Hanya sebuah notes tapi sukses menyadarkanku untuk tidak menangisi orang yang tidak sepantasnya aku tangisi.
Tanganku terjulur ke arah ponselku untuk menghubungi seorang yang seharusnya aku hubungi sejak tadi, untuk pertama kalinya, aku merasa tidak ada salahnya untuk menggunakan nama Aryaatmaja dan Tanaka. Nadira mencubitku, maka aku akan menampar, memukul, dan menginjak-injaknya hingga dia tidak akan bisa bangun lagi untuk selamanya di dunia yang membesarkan namanya. Sebutlah ini sebuah keuntungan karena menjadi seorang yang bertugas di tempat pengintaian, bukan hal yang sulit untukku untuk mendapatkan kontak CEO HS management tempat Nadira membangun karier.
Panggilan tersambung, aku tidak sepenuhnya berharap jika pria bernama keturunan chinnese Reza Haryoto, akan menerima panggilanku, tapi aku keliru, hanya butuh dering ketiga untuk panggilan tersambung ke ujung sana.
"Ya, selamat pagi Kak Harsa, secepatnya tim saya akan memutuskan semua kontrak yang berhubungan dengan Nadira. Mohon ditunggu Kak sekarang kami sedang on process putus kontrak dengan brand terkait, secepatnya jika sudah selesai saya akan menghubungi Kak Harsa. Terimakasih."
Dan panggilan itu terputus dalam ketergesaan bahkan sebelum aku sempat berucap apapun.
Heh........ aku menatap ponselku dengan tidak percaya mendapati bagaimana CEO dari HS management langsung melaporkan apa yang sebenarnya ingin aku sampaikan saat menghubunginya. Banyak tanya berputar dikepalaku dan seketika jantungku berhenti berdetak saat aku membaca notes yang masih aku genggam. Siapapun yang menulis pesan tersebut, dia benar-benar tidak membual tentang membalas 10kali lipat orang-orang yang sudah menyakitiku. Entah siapa dia, dia sudah bergerak cepat lebih dari yang aku kira dan kini mau tidak mau tercabik dalam rasa takut tapi juga penasaran mendapati ada orang segila ini yang memperhatikanku.Ya, dia benar-benar gila. Disaat aku hancur karena dikhianati tunanganku, sekarang aku justru mendapati penguntit gila yang nekad membuntutiku, komedi sekali hidupku ini, entah pria atau wanita, perhatiannya ugal-ugalan sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Innocent Monster
RomanceMengambil karier yang berbeda dari Sang Ayah, Harsa Anindya justru memilih STIN dibandingkan Akmil ataupun Akpol. Dan kini, sosok menggemaskan Acha sudah lenyap berganti menjadi seorang wanita tangguh seperti bunglon yang bisa dengan mudah menyaru...