Kiki Pov :
“Aku sering lihat-lihat ruangan klub musik, soalnya banyak hal menarik buat jadi referensi disana! Aku belum pernah lihat-lihat masuk sebanyak itu sih..” jelas Amu dengan wajah tersenyum sambil memegang buku sketsa ditangannya dan hidungnya yang disumbat oleh tisu.
“Maaf aku bikin risih ya?” Tanya Amu dengan canggung.
“Oh gak masalah, kukira kamu lagi stalking orang. Wah gambarnya keren” ujar Kiki terkejut melihat hasil gambaran Amu di bukunya.
“Makasih, tapi sayang bagian yang ini gak bisa kubuat lebih detail..” balas Amu sambil menunjukkan hasil karyanya.
Diluar dugaan gambarnya bagus, sepertinya dia memang berbakat di bidang ini.
“Kalau kamu mau, besok mampir aja ke klub kami!” Jelas Kiki dengan ramah.
“Wah bener nih?” Tanya Amu dengan wajah senang.
“kamu bisa gambar sekalian jadi penonton” jelas Kiki lagi.
“Wah makasih banyak ya” balas Amu dengan tersenyum.
'Gimana? aku baik kan, kamu pasti baper. Iseng aja, lagi gabut' pikir kikir ternyata niatnya tidak sama dengan yang diucapkannya.
Sejak itu kita jadi lebih sering bertemu.
Makin lama, aku jadi tau tentang kamu sedikit demi sedikit. Kamu yang murah senyum, kamu yang suka hujan.
Apa lagi hal-hal yang kamu suka dan yang tidak? Aku ingin tahu lebih banyak lagi, soalnya aku gabut.
“Suit~ suit~!” goda Upi dibelakang Amu yang sedang menggambar bunga, sedangkan Kiki sedang melihat gambaran Amu disampingnya.
'suka bunga?' Pikir Kiki disamping Amu.
“Upi ayo lanjut piket lagi!” Jelas (M/n) sambil menarik Upi untuk menjauh dari mereka.
“Aduh (M/n) sabar dong, ini juga lagi piket” jawab Upi dengan cemberut.
.
.
.
.
.
.
.“Heh, gausah baper ya! Kiki itu baik sama siapa aja!” Jelas salah satu perempuan klub musik dengan ekspresi marah menatap Amu.
“Iya! Jadi cewek gausah caper! Bikin jijik!” Perempuan yang lain ikut memarahi Amu.
“Siapa?” Tanya Amu dengan wajah bingung.
“Elu!” Jawab keduanya dengan kesal.
“Yang nanya..” lanjut Amu kembali dengan santai.
'What?!' pikir Kiki dengan terkejut mendengar jawaban Amu yang tidak disangka-sangka.
Aku terlalu cepat menilai.
“Dasar pelakor! Pokoknya yang Kiki suka itu aku!” Jelas perempuan itu dengan kesal dan tangannya bersiap untuk menampar Amu.
“Holly sh*t!” Amu terkejut kemudian langsung memberhentikan tangan perempuan itu dengan melakukan TOS!.
“Yanti, Tenang dulu ya. Jangan gegabah bngs*t, aku sama Kiki cuma kenalan, lagi pula tangan kamu halus banget, kalau kamu pakai buat kekerasan nanti bisa lecet~” jelas Amu dengan tersenyum bersinar terang.
“Tangan secantik ini harusnya dijaga dengan baik kan? Kamu juga cocok banget buat jadi referensiku, mau jadi model klub gambar gak?” Tanya Amu semakin tersenyum terang.
“Apaan sih bikin merinding aja dasar aneh!” perempuan itu langsung menarik tangannya dengan ngeri melihat ekspresi Amu.
“Ah dia pergi..” Amu hanya tersenyum dan membiarkan perempuan itu pergi.
“Kukira kalian bakal berantem, padahal aku udah siap buat ngelerai kalian tadi biar keren” jelas Kiki dengan tersenyum awkward.
“Ck, buat apa dari awal kamu juga ga ada niat buat nolong kan? Dasar cewek, kalau salah paham harusnya diomongin baik-baik, nanti kena pukul nangis..” jelas Amu dengan menghela nafas dan kesal.
Dia memang kekanak-kanakan, tapi pola pikirnya kadang bisa terlihat dewasa.
“Kalau dia masih bertingkah aku udah siap ini.. tapi bisa-bisanya kamu ketempelan 2 cewek cantik begitu, kamu playboy ya? Jangan-jangan aku targetmu selanjutnya?” Tanya Amu sambil menunjuk jari telunjuknya kearah Kiki dengan knuckle di sekitar jari-jari tangannya.
“Nggak, kalau soal kamu aku cuma iseng. Jangan nuduh orang sembarangan” jawab Kiki dengan santai dan tersenyum.
“Aku gak nuduh, aku cuma berasumsi” jawab Amu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Beberapa hari kemudian, setelah kejadian tadi Kiki ingin mencari tau lebih lanjut tentang Amu kepada teman-temannya.
“Kecil, banyak tingkah, pake pin tengkorak, kenal gak? Namanya Amu” jelas Kiki sambil menunjukan gambaran Amu yang dia buat.
“Ooh, aku sekelas sama dia” jawab Toro setelah melihat gambaran Kiki.
“Kenal, dia sering mampir ke klub” jawab Sho dengan ular kuning dilehernya.
“Oh ya? Amu tuh orangnya gimana deh?” Tanya Kiki berusaha terlihat normal.
“Kenapa? Mau mainin dia?” Tanya Toro.
“Nggak astaga, mau temenan doang” jawab Kiki dengan gugup.
“Amu biasanya deket sama (M/n), coba aja tanya sama dia..” jawab Toro.
“kita juga lagi nyari (M/n) dia belum dateng ke sekolah..” jelas Sho sambil memainkan Ular peliharaannya.
“Oh panjang umur, dua-duanya diomongin langsung dateng” jelas Toro setelah melihat kebawah melihat Amu dan (M/n) yang sudah dateng bersama ke sekolah.
Niatku gak lain cuma mau berteman, karna dia orang yang asik.
Itu pertama kalinya kamu memberikan salam selamat pagimu untukku, entah kenapa aku senang..
Kiki langsung melambaikan tangannya setelah melihat Amu dari bawah melambaikan tangannya untuk…
Teman-temannya yang lain, bukan buat untuk Kiki( ;∀ ;).
.
.
.
.
.
.
.
.sementara itu (M/n) sudah diculik oleh Sho dan Toro entah kemana¯\_(ツ)_/¯.
________________________________________
Pede boleh, tapi jangan kepedean ya😭.
Jangan lupa beri ☆
Dan komen setiap ceritanya!Terimakasih sudah membaca~♡
Next eps.40›
KAMU SEDANG MEMBACA
☆WEE!!! × M!Reader☆
Humor"Ngga ngerti kode-kodean, bukan anak Pramuka soalnya.." -(M/n). . . . . . . . . Alur cerita dan karakter milik 'Amoeba.UwU' Author hanya meminjam karakternya dan menambahkan sedikit bumbu² rahasia( ꈍᴗꈍ). ⚠️No hate! ⚠️Cerita ini hanya untuk senang-se...