Eps.42

543 59 6
                                    

“Nyokap bilang, menang atau kalah gak penting, katanya yang penting itu proses bukan hasil.. rasanya gue agak nggak setuju sih sama pendapat beliau..” ujar Kiki sedikit membesar suaranya karena angin menerpa wajahnya.

“Nyokap lu gak salah Ki, masalahnya bukan soal kemenangan atau kekalahan tapi bagaimana lu menaklukkan audisinya. Menang atau Kalah itu urusan belakangan.” Balas (M/n) membesarkan suaranya saat merasakan angin.

“Itu juga biar lo gak sombong atau drop sama hasil audisi nanti. dengerin aja, mungkin sekarang lu gak setuju, tapi nanti lu bakal ngerti” balas Sho ikut membesarkan suaranya.

“Sho, rasanya aneh ngedenger kamu ngomong gitu, tapi semua ucapan kalian berdua ada benarnya” balas Toro juga ikut membesarkan suaranya karena angin.

“Itu ucapan spontan, mungkin karena aku agak kesal. Kiki punya orang tua yang baik” jelas Sho dengan santainya bergelantungan di pintu angkot bersama Toro disebelahnya, sementara (M/n) duduk diatas angkot dengan nyaman dan bersama Kiki yang ikut berdiri diatas angkot.

wt-f(ಠ⁠‿⁠ಠ?)

“Bang kiri bang!” Teriak Sho dan otomatis angkotnya langsung berhenti membuat Kiki terjatuh dan mencium kaca depan mobil angkotnya.

.
.
.
.
.
.
.
.

/Sementara itu, diwarung bakso.

“waaah udah lama banget gak liat kelian, kemana aja ih? Kok baru mampir lagi?” Tanya teteh warung bakso dengan tersenyum saat melihat 4 sejoli itu datang.

“Haha, sibuk rebahan teh” jawab Kiki dengan bercanda.

“Wooh! Toro udah bisa gelantungan di angkot!!!!” ujar Upi disebelah Amu yang sedang memakan mienya, ternyata mereka berdua datang duluan ke teteh warung bakso.

“Awkwkwkwkwkwkw itu jidat mengapa?” Tanya Upi sambil tertawa melihat Kiki datang dengan plester dikepalanya.

“Dicium angkot tadi..” jawab Kiki dengan tersenyum canggung.

Sementara Kiki mengobrol dengan mereka Sho, Toro dan (M/n) langsung menghampiri teteh warung bakso untuk memesan pesanan mereka.

“Waduh, saosnya kebanyakan nih, Amu tukeran yuk?” jelas Upi tanpa sengaja memasukkan banyak saos kedalam baksonya.

“Eeeh, aku juga gak suka kalo saosnya kebanyakan” balas Amu melihat kearah Upi.

“Minta tukeran sama mereka aja tuh” saran Amu sambil melanjutkan makannya kembali.

kemudian Upi melihat kearah Toro, Sho dan (M/n) yang sedang memesan makanan mereka ke teteh warung bakso, tiba-tiba dia mendapatkan ide cemerlang.

“Pesen scallop sama oyster” pesan Toro dengan menu orang kaya(⁠•⁠ ⁠▽⁠ ⁠•⁠;⁠).

“Waduh gak jual dek Toro..” balas teteh warung bakso dengan tersenyum canggung.

“Shooooooooooooo~ sini deh!” Panggil Upi langsung, kemudian Sho langsung melihat kearahnya dengan tatapan bertanya.

“Aku punya ritual, pemanggil roh jahat mau liat ga?” Tanya Upi sambil memegang mangkuk baksonya yang berisi tumpahan saos.

“Nggak” balas cuek Sho dengan tidak tertarik.

“Ritualnya begini… simbaaaaa~!” Kemudian Upi mencolek saosnya dan mengotori jidat Sho dengan saos. Sementara Sho langsung terkejut dan tatapannya menjadi gelap melihat kelakuan Upi.

“Taraaaaaaa! Roh jahatnya berhasil muncul!!!!” Ujar Upi dengan tersenyum tanpa dosa. Kiki dan Amu langsung menahan ketawa mereka melihat kejadian itu.

“Hahahahahaha anjir sorry! sorry! Jangan marah Sho! canda doang! Lagian punya muka kaku amat! Rileks dikit ngapa!!!” Ujar Upi dengan tertawa senangnya.

Kemudian teteh warung bakso tiba-tiba datang dan membawa pesanan Sho disaat Sho sedang mengelap jidatnya yang terkena saos dengan tisu. 

“Bakso kuah ekstra pedas, ekstra panas pesanan Sho udah jadi” jelas teteh warung bakso dengan tersenyum.

“Pas banget ya.” Sho langsung tersenyum mendengar pesanannya sudah datang kemudian dia langsung mendorong kepala Upi menuju bakso ekstra pedas dan panas miliknya.

“Kyaaaaaaaaa!!!! Panas panas panas!!! Dasar gilaa!!! Lepassss!!!” Teriak Upi dengan menahan dorongan kuat dari Sho agar wajahnya tidak terkena kuah bakso ekstra panasnya.

“Aaaaaaaaaaaaa!!! Roh jahatnya beneran keluar!!!” Teriak Upi dengan ketakutan.

“Sho! sadar Sho!” Teriak Amu mencoba menarik Sho untuk melepaskan Upi tapi sayangnya tenaga Sho lebih kuat.

sedangkan Kiki hanya tertawa terbahak-bahak sambil merekam kejadian itu dengan ponsel miliknya.

“Teteh! Toloooonggg!!!!” Teriak Amu dan Upi meminta bantuan dan pada akhirnya Upi ketumpahan kuah bakso itu dan banyak saos dikepalanya.

“Kan gua udah bilang cuma bercanda! Baperan lu! Ga asik!” Jelas Upi dengan kesal.

“Gue juga cuma bercanda~” balas Sho dengan santai dan tersenyum tanpa dosa.

Sementara itu teteh warung bakso masih sibuk dengan pesanan Toro dan (M/n) .

“Mau pesan apa?” Tanya teteh warung bakso setelah mengantarkan pesanan milik Sho.

“Hmm.. gak ada tuna ya” gumam Toro sambil melihat daftar menunya.

“Teh mau mie ramen ya satu..” ujar (M/n) dengan tersenyum.

“walah, teteh gak ada mie ramen adanya mie ayam mau?” Tanya teteh warung bakso.

“Oh yaudah itu aja teh tambah baksonya 2 ya!” ujar (M/n) membuat pesanannya dan menunggu Toro yang masih bingung dengan pesanannya

Begitulah kira-kira diwarung teteh bakso banyak kebodohan dan keributan disana yang hanya dimaklumi oleh tetehnya karena udah sering terjadi diantara mereka semua. semangat teh(⁠ ⁠´⁠◡⁠‿⁠ゝ⁠◡⁠'⁠).

________________________________________

Author sering lihat-lihat komentar kalian lucu banget sih!! jadi pengen bikin grub buat ngehalu bareng, gass gak sih?😋

Jangan lupa beri ☆
Dan komen setiap ceritanya!

Terimakasih sudah membaca~♡

Next eps.43›

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

☆WEE!!! × M!Reader☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang