Happy Reading!
Enjoy...Setelah selesai kelas, Kanin langsung buru-buru pulang ke kost-an. Ia mengejar waktu untuk bisa streaming menonton last match Indonesia melawan Bahrain di round 2 Kualifikasi Piala Dunia 2026. Gea sendiri juga langsung cus ke hotel bersama Raja.
Ketika melintasi parkiran pos Babe, banyak bapak-bapak dan anak-anak muda sudah ramai nobar di sana. Kanin sempat berhenti sebentar untuk melihat menitnya yang ternyata hanya tersisa 2 menit lagi di babak pertama dan Indonesia tertinggal 1-0. Kanin segera berlari untuk sampai di kost.
Babak ke-2 akhirnya dimulai setelah terjeda iklan 15 menit. Kanin sudah duduk sila di depan laptopnya. Jantung Kanin berdebar kencang ketika pluit babak kedua di tiup menandakan permainan kembali di mulai.
Kanin tahu, itu pertandingan sangat penting untuk Indonesia. Kata Nathan, jika Indonesia lolos round 2, maka sejarah akan tercipta, akan menjadi rekor baru untuk Timnas Indonesia. Karena sebelumnya, langkah terjauh negara yang dijuluki Zamrud Khatulistiwa oleh dunia itu hanya sampai di round 2 Kualifikasi Piala Dunia. Dan sudah saatnya, Squad Garuda harus berani unjuk gigi dikancah yang lebih besar dari sekadar AFF. Apalagi trend positif Timnas lagi naik-naiknya.
Senyum Kanin tidak bisa ditahan saat kamera menyorot Nathan yang sedang berlari, berkeringat dengan rambutnya yang sudah mulai gondrong menutupi alis tebalnya itu. Masih tidak menyangka, laki-laki yang digrandungi oleh para kaum hawa itu ternyata sahabat Kanin, yang selalu berkabar dengan Kanin setiap hari.
"Ah! Sayang banget!" Kanin berdecak keras ketika Rafael tidak bisa memaksimalkan crossing dari Yakob. Bola yang Rafael tendang melambung ke atas gawang dan menghasilkan goal kick untuk lawan.
Kipper Bahrain pun mulai ancang-ancang menendang si kulit bundar. Dan tendangannya yang tidak sempurna itu membuat bola jatuh tepat di kaki Nathan.
Nathan yang sadar ada ruang kosong langsung ia tembak dari luar kotak penalty. Bola melenting begitu indah tepat di sudut kiri atas gawang, kipper sudah membaca arah bola tersebut namun sayang bola dari tendangan keras dan terarah Nathan terlalu sulit untuk dijangkau.
"GOOOOOLLL!!" Kanin spontan bersorak sambil berdiri jingkrak-jingkrak ketika jaring gawang bergoyang. Bersamaan juga, suara sorak riuh para bapak-bapak yang sedang nobar di Babe sampai terdengar ke kosan Kanin.
Nathan Tjoe A On, nomor punggung 22. Berhasil mencetak goal menyamakan kedudukan.
Lak-laki beralis tebal dengan mata tajam namun akan meneduhkan jika menatap Kanin itu berlari kencang ke pinggir lapangan dengan mulut membentuk mulut O besar dan satu tangan terkepal kuat meninju ke udara. Lalu ia mendekati kameramen, memberikan selebrasi kecup dua jari di bibir dan di tempelkan ke kamera.
"... bisa kalii kalau nanti kamu cetak gol nitip selebrasi, hahaha."
Nathan terkekeh. "Kiss jauh ya, atau love sign?"
Kanin tertawa. "Hahah nggak, aku bercanda."
Ucapan Kanin yang semalam ia pikir hanya akan di anggap angin lalu oleh Nathan ternyata justru laki-laki itu wujudkan.
BOLEH, KAH, KANIN TERBANG SEKARANG?!
Menit terus berjalan, Kanin dibuat jantungan melihat serangan balik dari Bahrain yang beberapa kali hampir menjadi gol. Ia begitu fokus nonton sendirian di kosannya, tangannya sudah berkeringat dingin.
"Wah! Kena tangan tuh! Penalty!" protes Kanin heboh sendiri.
Sayangnya, wasit di lapangan tidak sejalan dengan pikiran Kanin membuat Kanin semakin sebal dan merasa negaranya dicurangi. Sepertinya Kanin harus mengadu ke Nathan soal ini. Ingin tahu pendapat dari pemain bolanya langsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
KANATH [Nathan Tjoe A On]
FanficHaruskah berhenti di sini? Kisah Kanindya Hanum Mega & Nathan Tjoe A On. Nyatanya, saling cinta saja tidak cukup.