Bab 48

390 27 5
                                    

Happy Reading Guys
.
.
.
.
.
.

Shappier Corporate (SC) merupakan perusahaan yang bergelut dibidang elektronik rumah tangga. Perusahaan tersebut milik keluarga Shappier, kakek dari Asten lah menjadi titik awal perusahaan Shappier Corp. dibentuk.

Shappier Corp menjadi perusahaan terlaris ke tiga, keuntungan yang didapatkan begitu meningkat seiring berjalannya waktu.

Namun, di generasi kedua ini omset penjualan menurun drastis. Bukan karena barang mereka tidak laku, melainkan karena ulah pesaing mereka yakni Castelo Stainless Corporate.

Perusahaan milik keluarga Castelo telah merenggut kesuksesan mereka dengan mengambil alih separuh keuntungan saham perusahaan Shappier.

Sudah tidak aneh lagi jika didengar oleh para petinggi perusahaan, karena pada dasarnya kedua perusahaan itu sudah bersaing sejak lama.

"AH SIALAN!"

PRANG-- vas bunga itu dilemparnya tepat di depan Asten, hingga pecahan vas mengenai pipinya.

"Liat apa yang keluarga Castelo lakukan ke kita hah? MEREKA BUAT HANCUR PERUSAHAAN SHAPPIER! KAMU MASIH MAU BERHUBUNGAN SAMA ANAK DARI SI BRENGSEK ITU?!" cecar Wijaya menunjuk kasar pada wajah Asten.

"Cia gak salah, aku yang salah dan kita pantas mendapatkan itu."

PLAK-- satu tamparan mendarat sempurna di pipinya yang lain, tamparan keras itu menorehkan luka baru di sudut bibirnya.

"Berani membela perempuan itu dan menjatuhkan harkat dan martabat perusahaan, hm?!"

"Jelas perempuanku tidak ada sangkut pautnya dengan semua ini. Kita memang pantas, sedari awal saham itu milik mereka."

"Kau---" Wijaya mencengkram kedua pipi Asten. "Anak gak tau diri! Ini semua memang kesalahanmu yang sudah membuat kekacauan!" Wijaya menyentaknya.

Asten tidak takut, ia tatap sang Papa dengan wajah beraninya. Tidak sedikitpun dia tersinggung dengan perkataan kasar dan perilakunya, melainkan ia muak melihat betapa otoriternya Wijaya.

"Sebagai hukumannya kamu akan pergi ke LA untuk mengurus semua kekacauan ini."

Kedua mata Asten membulat, jika ia pergi ke LA otomatis dirinya akan jauh dari Kaycia. Dan itu pastinya membutuhkan waktu yang sangat lama untuk kembali. Tidak, Asten tidak mau berjauhan dengan Kaycia.

"Gak mau! Aku gak mau pergi kemanapun! Udah cukup Papa buat aku menikahi Lidya."

"Ini perintah bukan pilihan!"

"Pokoknya aku gak mau!" Asten berbalik hendak pergi, tapi Wijaya menembakkan peluru di pistol yang selalu ia simpan dibalik sakunya.

Tentu, karena tembakan tak terduga yang hampir saja melukai kepalanya Asten sampai menghentikan langkahnya.

"Cukup bermain-mainnya Asten ... Papa biarkan kamu berlaku seenaknya selama bertahun-tahun, tapi kali ini tidak lagi."

"Kalau tetap keras kepala, jangan harap perempuan itu bisa selamat."

Asten berlari ke arah Wijaya kemudian menarik kerahnya. "Aku benar-benar ingin membunuhmu!!" gertaknya, meninju perut Wijaya. Setelah itu berlalu dari sana.

Wijaya menggaduh seraya memegang perutnya, "anak itu sangat mirip dengan kakeknya." Wijaya mengangkat ujung bibirnya, tertawa kekeh.

............

Sepanjang jalan menuju kelas Kaycia selalu menundukkan kepalanya, malu dengan kejadian yang lalu. Tetapi, Keenan selalu mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja, bahkan lengan dipundaknya tak pernah lepas menuntunnya.

My Nerd Is Perfect {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang