Bab 29

2K 115 14
                                    

Happy Reading Guys
.
.
.
.
.

"Maaf gak sengaja!" Kaycia segera menolong Asten yang terjatuh. Dia meringis menahan ngilu saat melihat Asten.

"Pelan-pelan," pinta Asten.

"Iya,"

Kaycia memapahnya menuju danau yang tak jauh dari sana. Mereka pun meminum air danau tersebut menghilangkan dahaga yang sedari semalam belum meminum setetes air.

"Ada yang terluka?" tanya Asten.

Kaycia terdiam, namun, tangannya bergerak mengelus dengkulnya yang tertutupi gaunnya. Asten yang mengerti menyibakkannya.

"Ma-mau apa?!" gugup Kaycia.

Asten berdecak, lalu menyentil keningnya, "stupid!"

Kaycia memekik sakit, "Aw!" keluhnya.

"Peduliin diri lo dulu sebelum orang lain." ucap Asten.

Satu hal yang Asten tahu tentang Kaycia. Dia, terlalu mementingkan orang lain ketimbang dirinya sendiri. Seperti yang dilakukan Kaycia sebelumnya yang menolong seorang korban bully tanpa peduli keselamatannya sendiri. Itu cukup menarik bagi Asten, namun secara bersamaan sangat menyebalkan.

"Bersihin diri lo di sini sebelum lukanya terkena infeksi."

"M-maksudnya mandi?"

"Iya, apalagi?"

"Ta-tapi ... Tapi ..."

"Lo tenang aja, gue bakal jaga di sini."

'Jaga dari mananya? Yang gue takutin itu lo, kak Asten!' batin Kaycia.

"Tunggu apalagi? Cepet mandi, habis itu giliran gue,"

"Kak Asten gak akan ngintip kan?"

Asten tersenyum smirk, "kenapa? Lo ngarepin gue ngintip?" godanya.

Kaycia menggeleng keras, menepis ucapan Asten. "Awas aja kalau ketauan ngintip!" ancamnya.

"Iya!" Asten membalikkan badannya.

Melihat keyanikan dari Asten, Kaycia kini berani membuka seluruh pakaiannya dan menyelam ke dalam danau.

Ternyata Asten memegang janjinya untuk tidak mengintip. Kaycia cukup lega dengan itu, sampai dia pun selesai mandi dan bergantian dengan Asten.

"Bantu gue buka baju,"

"Apa?!" Kaycia terkejut.

"Tangan gue terkilir. Gue gak bisa buka kancing-kancing ini sendirian," ujar Asten yang mengerti dari keterkejutannya. Di dalam hatinya dia cukup terkekeh geli, melihat betapa lucunya Kaycia saat terkejut.

Kaycia menelan salivanya, tangannya sedikit bergetar ketika meraih kancing kemeja Asten. Jantungnya berdebar, dan pipinya merona.

Asten mengulum bibirnya menahan tawanya. Kaycia tampak menghentikan kegiatannya, terpaku pada roti sobek yang terpampang di perut Asten.

"Pegang aja kalau lo mau," lagi, Asten menggodanya.

Seketika Kaycia tersadar dan segera menyelesaikannya, "selesai." lirihnya, lalu membelakangi Asten yang sudah bertelanjang dada.

Tak membutuhkan waktu lama, Asten selesai  membersihkan tubuhnya.

"Ma-mau ngapain lagi?" tanya Kaycia bingung, saat Asten membuka kembali rok Kaycia.

"Sshh," Kaycia meringis karena Asten meniup lukanya.

Dia hanya bisa meringis dan terus menatap Asten yang nampak serius dengan lukanya.
Asten mengambil kemejanya dan melilitkannya pada lutut Kaycia.

My Nerd Is Perfect {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang