Pagi ini setelah beristirahat seharian akhirnya Haechan bisa bebas dan keluar dari kamar yang selama ini membelenggunya, dia berjalan menuju taman kerajaan dengan memperhatikan bunga mawar yang tumbuh begitu subur dengan berbagai warna, dulu dia pernah bekerja di toko bunga mengingat itu membuatnya jadi merindukan teman-temannya.
"Jaemin, apakah boleh mawarnya dipetik?" tanya Haechan setelah sedari tadi dia diam dengan memandang keindahan bunga itu.
"Maaf Yang Mulia permaisuri, ini taman milik selir pertama Yang Mulia kaisar." jawab Jaemin pelan.
"Apa! Kenapa kau tidak bilang dari tadi! Sia-sia aku mengagumi bunganya yang cantik dan menginjakkan kakiku diwilayahnya, lalu apakah selir kedua memiliki taman juga?" Haechan sangat kesal karena dia berada di wilayah selir yang dia benci.
"Maaf Yang mulia permaisuri jika itu tidak membuatmu nyaman, aku hanya berpikir mengajakmu menjelajahi seluruh istana meskipun taman ini milik selir pertama, istana milik anda seluruhnya, anda pemilik segalanya. Dan selir kedua Yang mulia Renjun memilikinya berada tepat dihadapkan jendela kamarnya." jawab Jaemin dengan jujur.
"Iya kau benar aku pemilik seluruhnya, lalu apa aku juga memiliki taman sendiri?" tanya Haechan dengan semangat.
"Maaf anda tidak memilikinya." Jaemin menundukkan tubuhnya, takut Haechan marah.
"Apa! Sialan, kenapa kaisar itu pelit sekali dengan permaisurinya kedua selirnya punya taman sendiri, dan permaisurinya tidak punya apapun! Sebenarnya apa alpha brengsek itu pernah memberi hadiah khusus pada permaisurinya!" Haechan sangat kesal.
"Yang Mulia permaisuri jangan mengumpati Yang Mulia kaisar, anda akan dihukum jika ada yang mendengarnya." Jaemin sangat panik dan berusaha menenangkan permaisurinya.
"Aku tidak peduli, jika ada yang menghukumku akan ku hukum balik." Haechan sangat kesal dengan menghentakkan kakinya, terlihat sangat lucu, Jaemin sangat gemas rasanya. "Ayo kita temui kaisar brengsek itu, aku ingin minta taman padanya!"
"Yang Mulia Permaisuri kumohon jangan mengumpat." Jaemin mengingatkannya dan berjalan mengekori tuannya yang sudah berjalan tidak tahu arah, tapi tak lama tuannya itu berhenti membuat langkah Jaemin ikut berhenti juga, lalu dia berjalan di samping Jaemin.
"Kau tunjukkan di mana ruangan kerja kaisar brengsek itu, aku ingin mencincang tubuhnya!" ucapnya.
"Yang Mulia aku mohon jangan mengumpat, aku tidak ingin anda dihukum, aku akan menunjukan ruangan kerja kaisar." Jaemin sangat memohon dan khawatir membuat Haechan jadi tidak enak melihat wajah Jaemin yang panik.
"Hei tenanglah, jangan khawatir dan baiklah aku tidak akan mengumpat lagi." Haechan tersenyum tipis membuat Jaemin lega lalu mereka melanjutkan perjalanan tapi Haechan melihat seseorang yang menarik tangan anak kecil dengan kasar, "Jaemin itu siapa?"
Jaemin terlihat terkejut saat selir kesayangan kaisar itu menarik kasar tangan anak kecil itu, "Yang Mulia permaisuri itu pangeran Chenle, anak anda dan selir pertama Hong Gihoon."
"Apa!" Haechan terlihat terkejut lalu dia berlari cukup kuat setelah dekat dia langsung menendang punggung selir kesayangan kaisar itu hingga terjerembab ke depan, dia tidak sempat menoleh kebelakang saat mendengar suara gaduh langkah kaki seseorang yang berlari ke arahnya, "Rasakan itu!"
"Keren sekali!" anak kecil itu bersorak heboh dan melompat-lompat.
"Tentu kau harus jadi keren nak." Haechan tersenyum penuh rasa bangga melupakan Jaemin yang melotot terkejut bukan main karena permaisurinya membuat masalah dengan menendang begitu kuat selir kesayangan kaisarnya, "Oh ya apa yang telah omega ini lakukan padamu, berani sekali dia menyentuh putraku!"
"Akh, sakit...." omega pria itu merintih kesakitan lalu pelayan setianya langsung mencoba membangunkannya.
"Eomma! Kau eommaku?" tanyanya dengan wajah terkejut dan mata berkaca-kaca, lalu memeluk pinggang Haechan begitu erat lalu menangis keras, "Aku sangat merindukan Eomma, appa selalu melarangku bertemu Eomma, appa bilang eomma sedang sakit dan butuh istirahat."
"Jadi anak kurang ajar itu anakmu, pantas wajahnya femiliar dan sifatnya sama sepertimu yang berandalan, sangat tidak punya sopan santun." hinanya tapi Haechan masih menghiraukannya.
"Sayang maaf membuatmu khawatir, dan merindukan eomma, eomma sekarang sudah sehat dan baik-baik saja kita akan lebih sering bertemu sekarang." Haechan tersenyum lembut lalu mensejajarkan tubuhnya dengan Chenle dan memeluk erat anak itu, perasaannya sangat bahagia dan hangat dia berpikir apa mungkin itu perasaan yang dimiliki Haechan sebelumnya.
"Sekarang beritahu eomma, apa yang pria itu lakukan padamu, dia sampai menarik tanganmu kasar?" tanya Haechan lembut.
"Aku kabur dari paviliun appa, lalu tidak sengaja masuk kamar pria itu dan tidak sengaja menjatuhkan gucinya karena aku terlalu takut ketahuan, aku benar-benar tidak sengaja appa." jelasnya dan menangis.
"Sudah jangan menangis, eomma bersamamu. Sudah minta maaf padanya?" tanya Haechan lagi dengan berusaha menenangkan anaknya.
"Sudah tapi dia marah-marah dan ingin membawaku ke ruang penjara untuk dihukum karena aku masuk sembarangan ke kamarnya dan menjatuhkan gucinya eomma." jelas Chenle.
"Apa!" Haechan sangat terkejut mendengar ucapan anaknya, dia langsung berdiri dan menatap tajam omega itu, "Kau berani sekali ingin membawanya ke ruang penjara, kau tahu membawanya ke ruang penjara kau harus memberitahu kaisar terlebih dahulu! Di mana etikamu menjadi seorang bangsawan, kenapa sangat bodoh! Kau bukan seorang permaisuri, kau tidak punya hak penuh, ingat selalu jika kau hanya seorang selir."
Omega itu tertawa geli, "Meskipun aku seorang selir nyatanya aku yang selalu disayang oleh kaisar, daripada dirimu seorang permaisuri tapi sering dilupakan."
"Ya, ya kau boleh berbicara seperti itu, tapi sekarang aku akan merebut posisimu dan cepat atau lambat mari kita lihat kau akan ditendang oleh Kaisar, aku tidak sabar melihat hal itu tapi sebelum itu kau harus ikut ke ruangan kaisar, aku akan meminta keadilan untuk anakku." Haechan sangat tegas, "Jaemin buat dia tidur, dan kau pelayannya bawa tuanmu hingga ke ruang kerja kaisar."
"Apa siapa kau berani memerintah! Kimi ayo kita pergi ke ruangan kaisar juga untuk membuat keadilan, aku akan mengadukanmu kau telah melakukan kekerasan padaku permaisuri. " selir pertama terlihat angkuh.
"Baiklah jika itu maumu, aku tida perlu susah-susah membawamu ke sana dan aku tidak takut." Haechan menyeringai santai, tentu saja untuk apa dia takut kematian, karena dia saja sudah pernah mati sekali dengan tragis.
"Yang Mulia permaisuri bagaimana ini jika selir pertama mengatakan hal sebaliknya, anda akan dihukum." Jaemin sangat panik.
"Iya Eomma padahal ini karena salahku tapi eomma harus menanggungnya." Chenle terlihat sedih.
"Tidak perlu khawatir, jika kaisar itu lebih memilih selirnya aku tidak segan untuk menendang pantatnya lagi." Haechan tertawa keras seolah tidak ada beban.
Chenle serta Jaemin merinding melihat permaisuri serta ibunya bersikap sangat santai dihadapan seorang kaisar dengan sejumlah masalah dipunggung, mereka berpikir apakah Haechan tidak takut akan hukuman kaisar.
TBC
Maafkan typo dan lainnya.
Maaf lama up😭🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
The Flower Emperor
FanfictionHaechan hanyalah seorang pemuda biasa yang bekerja di toko bunga, seseorang yang keras kepala, sedikit bar-bar dan baik hati, tanpa sengaja hari itu dia meninggal karena luka tusukan seseorang yang akan merampok tokonya. Bukannya berada di alam kem...