Selir pertama Mark terlihat begitu angkuh saat memasuki ruangan kerja milik suaminya itu."Apa yang kau inginkan? Aku tidak pernah suka jika selir-selirku menggangguku di ruang kerjaku! Kau seharusnya sudah tahu itu Gihoon." ucap Mark dengan tegas.
"Maaf mengganggu waktu anda Yang Mulia, aku sangat tahu akan peraturanmu, tapi aku ingin membuat aduhan." ucapnya dengan menunduk dan terlihat sedih.
"Apa aduhanmu? Kuharap ini sangat penting Selir Gihoon." ucap Mark tegas dan menghentikan pekerjaannya.
"Yang Mulia anda akan menghukum siapapun yang melakukan kekerasan pada anggota kerajaan bukan?" tanyanya dengan wajah senduhnya dan Mark menganggukkan kepalanya pelan, "Yang Mulia, permaisuri melakukan kekerasan padaku, dia menendang punggungku hingga jatuh."
Mark terkejut mendengar ucapan selir kesayangan itu, lalu Haechan yang tepat waktu datang di depan pintu saat mendengar ucapan selir kesayangan Kaisar itu, terlihat mendecih malas.
Lalu kakinya dengan langkah tegas dan angkuh, tanpa rasa takut menendang pintu ruang kerja Kaisar itu dengan sangat tidak sopan, Jaemin dan Chenle hanya bisa menunduk mengekorinya, meskipun terkejut dengan tindakan Haechan.
Haechan sendiri merasa memang alur cerita berubah dan tidak ada adegan cerita seperti ini, tapi dia tidakmasalah, dia akan merubah alurnya.
"Iya aku memang menendang punggung selir kesayanganmu itu Yang Mulia Kaisar." ucap Haechan santai dengan tersenyum menyebalkan saat masuk ke dalam aula ruang kerja Kaisar.
Mark seketika itu juga menatap Haechan tajam, melihat tindakan omeganya yang sangat kurang ajar.
"Haechan, kenapa kau menendang selir Gihoon dan apa kau tidak punya etika hingga masuk dengan menendang seperti itu?" ucap Mark dengan dingin.
"Aku punya alasannya Yang Mulia, selirmu itu menarik tangan anakku kasar, putramu, hanya karena dia salah masuk kamar dan menjatuhkan guci kesayangan selir Gihoon, dia menarik tangan pangeran Chenle untuk dia bawah ke dalam ruang penjara, apakah itu sudah sesuai dengan aturanmu Yang Mulia?" jelas Haechan menyeringai.
Mark terlihat terkejut mendengar ucapan Haechan, lalu menatap tajam anaknya yang ternyata berani kabur dan terlihat menyembunyikan dirinya di pinggang Haechan.
"Kau tidak perlu menatap tajam anakku, ingin kucongkel matamu!" ucap Haechan lantang tanpa rasa sakit, Jaemin melototkan matanya karena terkejut rasanya dia ingin pingsan saja jika didekat Haechan yang sangat bar-bar penuh aura pemberontak dan takut permaisurinya dihukum.
"Chenle, kenapa kau kabur dari kamarmu? Bukannya appa melarangmu!" Mark terlihat tegas menatap tajam anaknya dan mengabaikan Haechan.
Haechan terlihat sangat kesal, "Kau tidak perlu menatap tajam anakku, aku tahu dia salah karena melanggar aturanmu tapi apa kau akan selalu mengurungnya di paviliunmu seperti diriku? Yang benar saja, dia masih butuh bermain dan menikmati hidup, jangan seperti orang kaku."
"Aku tidak bertanya padamu, aku bertanya pada anakku." Mark menatap Haechan tajam dan Haechan mana peduli.
"Dia juga anakku! Jadi aku berhak menjawabnya." Haechan menatap Mark sengit.
"Maafkan aku Appa, aku hanya bosan di dalam paviliun, aku juga merindukan eomma. Appa bilang eomma sakit tapi nyatanya eomma sangat sehat, aku sangat senang bisa bertemu dengannya, berikan aku kesempatan itu Appa." Chenle menatap Mark dengan penuh harap.
"Sudah dengarkan bukan penjelasan Chenle, sekarang berikan hukuman untuk selir kesayanganmu itu, lihat pergelangan tangan anakmu yang merah, itu ulahnya." Haechan menatap sebal Gihoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Flower Emperor
FanfictionHaechan hanyalah seorang pemuda biasa yang bekerja di toko bunga, seseorang yang keras kepala, sedikit bar-bar dan baik hati, tanpa sengaja hari itu dia meninggal karena luka tusukan seseorang yang akan merampok tokonya. Bukannya berada di alam kem...