part3

3.5K 458 50
                                    

part3
Haechan membalikkan tubuhnya, dan melihat seorang pria dengan hanfu berwarna putih serta emas, tak lupa penampilannya yang sangat cantik.

"Aku Haechan, kau siapa?" jawab dan tanya balik Haechan dengan berani.

"Permaisuri Haechan, kau lupa siapa aku?" tanyanya dengan wajah terkejut.

Lalu tak lama dia memperlihatkan ekspresi sedihnya yang membuat Haechan semakin bingung, pria itu berperan baik atau jahat di sini, tentunya dia juga harus mencari selir nomer dua, "Jadi benar kau mengalami lupa ingatan Yang Mulia?"

"Baiklah, aku Renjun selir nomer dua kaisar." jawabnya dengan tersenyum lembut saat melihat wajah Haechan yang dipenuhi oleh kebingungan serta sikap waspada.

Melihat selir nomer dua sudah mengenalkan dirinya dengan hangat, dan dia ternyata menemukan seseorang yang dia cari membuat Haechan dengan cepat menghampirinya serta mengusap lembut pipinya, "Astaga kau sangat tampan dan juga cantik, bahkan pipimu juga sangat halus. Kenapa kau mau menikah dengan kaisar jahat itu?"

Haechan menurunkan tangannya dan mengomel. lagi, "Jika aku jadi kau, aku tidak akan mau menikah dengan kaisar kejam yang tidak punya hati itu bahkan tidak bisa adil pada setiap omeganya, menyebalkan!"

Haechan sangat tidak menyangkah selir nomer dua yang di dalam buku tidak terlalu ditonjolkan bagaimana dirinya selain seseorang yang peduli pada permaisuri ternyata begitu menawan, Haechan harus mencari selir nomer satu kesayangan kaisar itu.

Bagaimana wajahnya? Jika jauh dari Renjun, ingatkan Haechan untuk menendang pantatnya dan menggelindingkan tubuhnya dari ujung anak tangga lagi.

Sedangkan Renjun terlihat begitu terkejut dengan apa yang Haechan katakan, mengapa omega yang dia kenal pendiam serta terkadang bersikap malu-malu itu sekarang berubah agak bar-bar dan the point.

"Selir Renjun, jika aku seorang alpha lebih baik kau menikah denganku saja. Tapi jika kau ingin lari dari sini dan menikah denganku, aku dengan senang hati menerimamu, aku juga tampan." ucap Haechan dengan mengedipkan sebelah matanya, menggoda Renjun, bersikap layaknya seorang alpha.

"Astaga Permaisuri Haechan, apa yang kau katakan? Jika Yang Mulia Kaisar dengar, permaisuri akan dihukum." Renjun terlihat terkejut dan bersemu merah melihat godaan Haechan.

"Aku hanya bercanda, jangan bahas kaisar menyebalkan itu. Ada baiknya kau bisa menolongku sebentar untuk saat ini, dan panggil saja aku Haechan, aku lebih nyaman seperti itu." ucap Haechan dengan wajah memelas, ucapan Haechan membuat Renjun terlihat terkejut tidak menyangkah permaisuri menginginkan hal seperti itu.

"Maafkan aku Yang Mulia permaisuri, permintaanmu sedikit sulit. Jika aku mengabulkan, aku akan dinilai tidak sopan." ucap Renjun yang langsung menundukkan kepalanya.

"Panggil namaku saja ketika kita hanya berdua, aku lebih nyaman seperti itu." Haechan tersenyum tipis.

"Baiklah Permai... maksudku Haechan, dan sekarang ikuti aku, aku akan membawamu ke tempat yang aman." ucap Renjun lembut, lalu berjalan lebih dulu untuk menuntun Haechan. Beruntung dia sendirian tanpa pelayannya, lalu masuk di sebuah kamar yang tak lain dan bukan, kamar miliknya.

"Astaga, senang bisa lolos. Kamarmu sangat bagus selir Renjun, aku menyukainya tidak seperti kamarku yang dingin dan gelap." Haechan memperlihatkan wajah mirisnya, memang benar kamar Renjun yang didominasi oleh warna putih itu terlihat sangat hangat serta jendelanya yang langsung berhadapan dengan taman istana, sedangkan kamarnya lebih didominasi warna biru gelap dan terasa dingin serta berhadapan langsung dengan hutan.

"Tapi kamarmu yang paling dekat dengan paviliun Yang Mulia Kaisar, Permaisuri." jawab Renjun tersenyum kecil.

"Benarkah? Lain kali tunjukkan padaku di mana kamarnya biar aku bisa menghajarnya lagi, kesempatan bagus melumpuhkannya jika dia tidur." ucap Haechan dengan senyum liciknya dan Renjun terkejut melihat tingkah dan keberanian Haechan yang sangat meningkat.

The Flower EmperorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang