9

2.4K 342 18
                                    

9
Haechan menatap sebal orang yang tadi hampir memanah dirinya dengan Mark, sudah sangat berusaha keras merubah takdirnya agar tidak mati ditangan alphanya, mengapa pria itu justru ingin membunuhnya, dia tidak mau perjuangannya sia-sia.

"Hei jika orang lain bertanya kau harusnya menjawab, bukan diam membisu!" Haechan masih kesal.

"Siapa kau yang sangat berisik? Urusanku dengan pria di sampingmu bukan dirimu." ucapnya santai.

"Aku tidak peduli, tapi kau hampir memanahku juga jadi itu akan jadi urusanku." Haechan sangat kesal.

"Aku tidak sengaja yang terpenting kau tidak terluka bukan." ucapnya santai.

"Kau hampir melukai kami, bukan yang terpenting tidak terluka bodoh! Hei Kaisar beri hukuman pada pria gila dan bodoh ini, jangan diam saja!" Haechan memperlihatkan wajah marahnya pada Mark.

"Lama tidak berjumpa denganmu Kaisar Mark, bagaimana rasanya hampir mati?" tanyanya dengan menyeringai.

"Biasa saja, untuk apa kau ke wilayahku?" tanya Mark serius.

"Karena kau ada di sini, aku semakin berhasyrat untuk mengajakmu bertarung lagi, bila perlu membunuhmu juga. " ucapnya dengan tersenyum menakutkan.

"Lakukan jika kau bisa." Mark hanya memperlihatkan wajah datar serta dingin, Haechan melotot karena mereka berdua ingin bertarung di pasar yang cukup ramai orang.

Aura dingin menusuk sudah terasa di dekat Mark begitu pun dari pria misterius itu yang terlihat akan mengeluarkan energi berwarna hitamnya.

Lalu Haechan berdiri di tengah-tengah mereka, karena menurutnya dia harus menghentikan pertarungan mereka karena sangat berbahaya untuk semua rakya yang tidak berdosa.

"Hentikan! Kalian gila, jika ingin bertarung tidak di sini." omel Haechan memerahi keduanya.

"Kenapa kau terus menghalangi kami, memangnya kau siapa?" pria itu terlihat kesal.

"Kau yang siapa? Sejak tadi sikapmu sudah kurang ajar ya!" tanya Haechan balik dengan ekspresi kesalnya.

"Kau benar-benar banyak omong ya!" pria itu terlihat kesal lalu mengacungkan pedangnya pada Haechan dan langsung ditangkis oleh Mark yang melindunginya.

"Benar apa yang dikatakannya, tidak kita lakukan di sini!" Mark dengan wajah dinginnya, merengkuh pinggul omeganya dan membawanya menghilang dari hadapan pria itu yang seketika itu merasa kesal karena Mark menggunakan teleportasi dan dia harus mengejarnya.

Haechan terlihat melongo saat mereka sudah diberada si hutan yang cukup dalam serta luas, "Itu tadi apa?"

"Teleportasi." jawab Mark singkat.

"Keren sekali, kenapa tidak dari awal kita memakai teleportasi?" tanya Haechan penasaran.

"Ya karena itu tidak sehat, bukannya berjalan-jalan itu sehat?" Mark menyeringai membalik kata-kata Haechan.

"Hei jangan memakai kata-kataku Kaisar!" Haechan cemberut.

Lalu tak lama datanglah pria itu dengan pedang di tangannya dan membuat Mark menatapnya dingin, "Sebenarnya mengapa kau sangat ingin bertarung dan membunuhku? Kita tidak punya masalah ataupun perdebatan, bahkan kita mengurus wilayah masing-masing."

"Sejak kau mencuri omegaku, tentu aku tidak akan membiarkanmu hidup." ucap pria itu dengan kesal.

"Hei tunggu omega yang mana, yang kau maksud permaisuri kaisar, selir pertama atau selir keduanya? Kaisar dingin ini hanya punya tiga omega!" tanya Haechan cepat.

"Selir keduanya itu omegaku!" ucapnya dengan penuh amarah.

"Apa! Aku tidak percaya tapi mengapa selir Renjun terlihat senang saja menikah dengan Kaisar, aku tidak melihat dirinya menderita." ucap Haechan polos.

The Flower EmperorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang