04 - A mission

1.1K 85 4
                                    

Sakura memejamkan matanya menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya. Biasanya ia akan berlatih jika berada ditempat itu, tapi untuk saat ini menikmati semilir angin ditengah lapangan dengan hamparan rumput hijau adalah hal yang diinginkannya.

Lima tahun berlalu semenjak berakhirnya perang dunia Shinobi keempat. Telah banyak hal yang berubah dalam hidup Sakura dan salah satunya adalah perasaannya terhadap Sasuke. Entah sejak kapan perasaannya pada pria berambut raven itu menghilang bahkan ketika ia mengumumkan pernikahannya dengan Shizuka, Sakura tidak merasakan sakit hati. Justru rasa bahagia dan haru yang ia rasakan dan hal itu membuat teman-temannya terkejut bahkan juga Sensei nya.

Ngomong-ngomong soal Sensei nya. Sudah seminggu ini ia berusaha menghindarinya bahkan melarikan diri jika tiba-tiba berpapasan. Bukan ia membenci pria itu, tapi apa yang terjadi diantara mereka berdua benar-benar menganggu. Apalagi disini ia yang memulai lebih dulu, bertingkah seperti jalang yang haus akan belaian seorang pria. Sekali lagi Sakura merutuki minuman terkutuk itu.

"Kau baik-baik saja?" Suara itu terdengar begitu familiar dan sangat dekat. Sakura membalik tubuhnya dan seketika wajahnya menegang.

"Ya. A-aku baik-baik saja" jawab Sakura berusaha menenangkan debar jantungnya.

"Tentang malam itu_"

"Tidak. Jangan mengatakan apapun tentang malam itu" kini mata Sakura menatap wajah Kakashi. Tatapan yang penuh kekhawatiran.

Kakashi diam. Memperhatikan Sakura yang seperti ketakutan "Kenapa?"

Sakura melihat sekelilingnya. Suaranya mengecil seolah akan mengatakan rahasia desa. Kakashi mencoba menangkap apapun yang akan dikatakan Sakura.

"Itu sebuah kesalahan, jadi lebih baik kita lupakan saja dan anggap itu tidak pernah terjadi"

Apa? Bagaimana bisa Sakura mengatakan itu sedangkan Kakashi lah yang mengambil keperawanannya.

"Tapi_"

"Sensei" Sakura meletakkan jari telunjuknya pada bibir Kakashi. Mencegah pria itu melanjutkan ucapannya. Kakashi meraih jari itu, menariknya tanpa berniat melepaskannya.

"Baiklah. Tapi bolehkah aku bertanya satu hal?"

Sakura mengangguk "Apa kau membenciku?" Pertanyaan Kakashi membuat kerutan di dahi Sakura muncul.

"Kenapa kau berpikir jika aku membencimu?"

"Aku merasa kau menghindariku setelah malam itu"

Sakura menatap Kakashi sebentar, lalu menghela napas panjang "Aku tidak membencimu. Aku memang menghindarimu, tapi itu bukan berarti aku membencimu. Aku hanya belum siap bertemu denganmu. Maaf membuatmu salah paham"

Keduanya diam. Tenggelam dalam pikirannya masing-masing dengan mata tak lepas saling memandang.

"Sakura-San. Gondaime-Sama memintamu untuk segera menemuinya di kantor hokage" seseorang dengan seragam khas ANBU serta topeng serigala tiba-tiba muncul dihadapan mereka.

"Aku akan segera menemuinya" ucap Sakura. ANBU itu mengangguk dan kemudian menghilang digantikan dengan sebuah kepulan asap.

"Aku harus segera pergi" ucap Sakura.

Kakashi mengangguk. Sakura kemudian berbalik dan melangkah pergi, namun di langkah ke lima nya ia berhenti, berbalik dan menatap Kakashi yang masih memperhatikannya.

•••••

"Ada apa Shishou memanggilku. Apa ada misi?" Tanya Sakura setelah menutup pintu ruangan hokage.

Tsunade membalik kursinya yang semula menghadap kearah jendela. Ia memperhatikan Sakura sejenak lalu menghela nafas lelah.

"Kau tahu kan kondisiku saat ini?" Sakura mengangguk. Tsunade kembali menghela nafas lelahnya "Usiaku sudah tidak muda lagi, tubuhku sudah tidak sekuat dulu lagi. Aku butuh istirahat, kondisiku semakin hari semakin melemah. Seseorang harus segera menggantikan posisiku sebelum sistem pemerintahan Konoha semakin kacau"

"Lalu?"

"Aku ingin kau membantu Shizune. Bujuk Kakashi untuk menerima jabatan Hokage menggantikanku. Hanya dia satu-satunya Jounin yang pantas untuk menjadi Rokudaime Hokage selanjutnya. Naruto masih terlalu muda dan dia masih perlu banyak belajar"

Sakura diam. Ia memang pernah mendengar dari Ino jika Kakashi digadang-gadang akan menjadi hokage selanjutnya menggantikan Tsunade. Tapi ia tidak begitu mengikuti kabar itu, pekerjaannya di rumah sakit sangatlah banyak dan ia tidak punya banyak waktu untuk mencari tahu atau sekedar bertanya kelanjutannya.

"Selain Shizune. Aku hanya pecaya padamu, Sakura. Anggap saja aku memberikan misi tingkat S untukmu_"

Tok... Tok... Tok..

CEKLEK.

Pintu ruangan hokage dibuka disusul dengan kehadiran Shizune.

"Tsunade-Sama"

"Bagaimana Shizune? Apa kau berhasil?"

Shizune menggelengkan kepalanya dengan wajah lelah dan frustasi. Terhitung sudah dua bulan lamanya ia membujuk Kakashi dan sampai saat ini ia masih belum berhasil membuat pria bersurai perak itu menyetujui keinginan para tetua untuk menjadi Rokudaime Hokage selanjutnya.

Tsunade mendengus, ia kembali menatap Sakura "Mulai besok, kau aku bebas tugaskan dari pekerjaanmu dirumah sakit. Shizune akan mengambil alih untuk sementara waktu. Kau pergilah mencari tanaman obat-obatan, Kakashi akan menjadi pengawalmu. Gunakan kesempatan ini sebaik mungkin. Aku memberikan kelonggaran waktu, 1 tahun kurasa cukup"

"Tsunade-Sama" panggil Shizune setelah kepergian Sakura beberapa saat lalu.

"Ada apa Shizune?"

"Apa kau yakin Sakura bisa melakukannya? Maksudku_"

"Itu kenapa aku membebas tugaskan pekerjaanya di rumah sakit dan menyuruhnya pergi keluar desa" ucap Tsunade membalikkan kursinya kembali menghadap jendela "Karena aku tidak yakin Sakura bisa melakukannya jika tetap berada di desa"

Shizune mengerutkan keningnya bingung. Ia tidak mengerti, jujur saja otaknya saat ini tidak berfungsi baik. Ia terlalu lelah dan frustasi dengan misi yang diberikan Tsunade dan para tetua desa.

"Kau tahu tentang pribahasa sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui? Satu kali melakukan pekerjaan, mendapatkan beberapa hasil sekaligus. Aku ingin memberikan kesempatan pada Sakura"

"Kesempatan?"

"Ya. Aku berharap dia dan Kakashi menjadi dekat"

"Tapi mereka sudah dekat, Tsunade-Sama. Mereka satu tim" tanya Shizune bingung.

"Bukan kedekatan seperti itu Shizune. Kasar nya aku ingin mereka memiliki hubungan"

Shizune membulatkan matanya terkejut. Jadi itu alasan Tsunade menyuruh Sakura pergi ke luar desa bersama Kakashi? Selain untuk membujuk pria itu dan mencari tanaman obat-obatan. Keterkejutan Shizune semakin bertambah saat mendengar ucapan Tsunade selanjutnya.

"Aku tahu aku tak seharusnya ikut campur kehidupan mereka. Tapi aku tidak ingin orang lain yang melahirkan penerus klan Hatake, aku ingin Sakura yang melakukan itu"

"Tsunade-Sama?"

"Klan Hatake adalah salah satu Klan hebat di desa selain Klan Uchiha dan Klan Hyuga. Orang-orang yang terlahir dari Klan Hatake kebanyakan merupakan Shinobi yang berbakat dan memiliki kejeniusan sebanding dengan Klan Nara. Sementara Sakura adalah muridku, Kunoichi kebanggaan Konoha. Kehebatannya di lapangan tidak bisa ditandingi oleh Kunoichi mana saja. Kau bisa membayangkan akan sehebat apa anak mereka nantinya?"

First and Last ( KAKASAKU - REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang