18 - Misunderstanding

725 64 1
                                    

Sudah 5 bulan berlalu dan misi 1 tahun mereka sudah selesai. Usia kandungan Sakura pun sudah memasuki bulan ke tujuh membuat wanita itu sudah mulai berisi atau kata kasar Genma bengkak dan gendut, perutnya pun sudah terlihat membesar. Wanita itu makan dengan sangat lahap makan apapun yang ada dihadapannya, apapun keinginannya selalu dituruti oleh mereka bertiga.

Raido yang paling bersemangat, bahkan dia setiap saat selalu bertanya apa ada sesuatu yang ingin Sakura makan. Pengalamannya membantu Kurenai dulu ketika wanita itu hamil membuat pria itu terbiasa dan mengerti kondisi ibu hamil. Kakashi sangat bersyukur, setidaknya ada 1 orang diantara mereka yang punya pengalaman dengan wanita hamil.

"Astaga" Sakura berseru, membuat Kakashi kaget, dia langsung melompat ke arah Sakura yang saat ini sedang duduk dibawah pohon. Mereka saat ini tengah beristirahat dalam perjalanan kembali ke Konoha.

"Sakura, kenapa? Kenapa berteriak? Apa ada yang sakit?" Kakashi menghampiri Sakura sambil berjongkok didepan wanita itu.

"Ohh" Sakura berseru lagi, sambil memegang perutnya. Kakashi melotot cemas "Apa kau sudah mau melahirkan? Ehh, tapi ini masih 7 bulan kan?"

"Tidak Kakashi. Ohh..."

"Ada apa?" Kakashi tidak sabaran, tangannya kemudian ikut memegang perut Sakura.

"Whhoo, dia bergerak?"

Sakura mengangguk tersenyum, kebahagiaan jelas terpancar diwajahnya "Dia sejak tadi seperti itu, Kakashi. Bergerak seperti menendang perutku"

"Ohh, dia bergerak lagi" Sakura dan Kakashi tertawa bersama, keduanya bergantian merasakan gerakan bayi di dalam perut Sakura. Gerakannya semakin menjadi ketika keduanya menyentuhkan tangan mereka di atas perut Sakura, seperti jika anak itu juga senang merasakan kehadiran mereka berdua.

"Aku tidak sabar menunggunya lahir"

"Ya, aku juga. Tadinya aku sangat ingin anak ini perempuan, tapi melihat dia belum lahir tapi sudah menyambutku, rasanya tidak peduli lagi dia laki-laki ataupun perempuan" Sakura hanya mengangguk sambil mengusap pipi Kakashi lembut. Ia benar-benar tidak menyangka akan sebahagia ini menikah dengan Kakashi. Meskipun pernikahan mereka terbilang sangat sederhana, hanya di kuil dan dihadiri oleh 3 orang. Namun itu tidak membuat kebahagiaan Sakura berkurang.

Kakashi sangat menjaganya, ia tak pernah membiarkan Sakura pergi sendirian. Bahkan ketika sedang dalam misi mencari tanaman obat-obatan, Kakashi sebisa mungkin mencegah Sakura kelelahan.

"Apa kau ingin sesuatu? Aku akan mencarikannya untukmu"

"Tidak. Rasanya aku sudah tidak menginginkan sesuatu. Aku hanya ingin segera sampai di Konoha. Kondisi badanku yang bengkak seperti ini membuatku cepat lelah"

"Ehh, bengkak bagaimana? Kau terlihat sehat sayang, kalau bisa seterusnya aku ingin melihatmu seperti ini, dari pada kurus seperti tidak pernah di beri makan saja" Ucap Kakashi cepat. Sakura terkekeh. Suaminya itu memang pernah mengomelinya karena berat badannya yang menurun drastis diawal kehamilannya.

••••

Sakura mengeliat dalam tidurnya, sejak tadi dia tidak bisa memejamkan matanya dan ini sudah jam dua tengah malam. Kakashi sudah tertidur pulas di sampingnya, sambil memeluknya. Sedikit geli melihat tangan Kakashi yang tidak sampai sepenuhnya memeluk tubuhnya karena perutnya yang sudah membesar.

"Ohh" Suara Sakura keluar dengan spontan saat tiba-tiba ada pergerakan di perutnya lagi.

"Astaga. Kenapa kau suka sekali bergerak, hmm? Mama tidak bisa tidur, kau lihat Papa mu? Dia sudah enak tidur, apa yang harus Mama lakukan?" Sakura berbisik pelan sambil mengusap-usap perutnya dan selalu ada satu gerakan kecil setiap sentuhannya itu.

First and Last ( KAKASAKU - REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang