06 - Journey

967 80 3
                                    

Sakura memperhatikan penampilannya didepan cermin kamarnya. Ia sudah rapih dan siap menjalankan misi. Baju ninjanya bewarna merah gelap tanpa lengan dipadukan dengan celana hitam pendek. Tak lupa hitai-ate terpasang indah diatas kepalanya.

Alat-alat ninja dan juga botol obat-obatan tersimpan rapi didalam tas kecil yang terlilit di paha kanannya. Sementara persediaan minum, selimut dan beberapa barang pribadi dimasukan kedalam ransel punggungnya.

Sakura menghela napas panjang sebelum melangkah keluar dari gedung apartemen. Sudah siapkah ia kembali bersinggungan dengan pria itu? Meski persiapan sudah lengkap, namun hatinya ternyata membutuhkan lebih banyak waktu untuk benar-benar siap.

Sakura berjalan menuju gerbang desa.

"Sakura-Chan" Naruto menyapa, dia tampak begitu mengerikan dengan kantung mata yang menghitam. Sepertinya belajar benar-benar membuatnya stress.

Sakura membalas sapaan Naruto. Mata emeraldnya bertemu dengan mata onyx milik Kakashi, pria itu bersandar pada pintu gerbang dengan kedua tangan berada didalam saku celana. Dengan canggung Sakura menyapanya, memberi salam. Bibirnya terasa kelu untuk mengucapkan sapaan pada pria yang beberapa hari ini berusaha ia hindari.

"Jidat" sebuah suara membuat Sakura refleks membalikkan tubuhnya. Tampak Ino tengah berjalan kearahnya, disampingnya Sai dengan wajah tanpa ekspresi serta Yamato yang melambaikan tangan ke arahnya. Pria itu langsung menghampiri Kakashi dan berbisik ditelinganya, Sakura sempat memperhatikan keduanya sebelum kemudian mengobrol dengan Ino.

"Baiklah. Kita harus berangkat sekarang" Kakashi menginterupsi obrolan Sakura dan Ino.

"Jidat. Aku akan sangat merindukanmu, sering-seringlah mengirimkan surat" Ino memeluk Sakura.

"Sakura-Chan. Berhati-hatilah dan kembalilah dengan selamat. Ketika kau pulang nanti aku akan mentraktirmu di Ichiraku Ramen"

"Baiklah. Aku pegang janjimu, Naruto" ucap Sakura tersenyum.

Setelah berpamitan Sakura dan Kakashi pun pergi meninggalkan desa, melompat dari 1 pohon ke pohon lainnya. Selama diperjalanan, baik Kakashi maupun Sakura tidak ada yang berani memulai pembicaraan. Keduanya diam dan sibuk dengan pikiran masing-masing. Sesekali Kakashi mencuri pandang kearahnya dan tersenyum saat Sakura memergokinya.

"Sakura. Kita istirahat dulu dibawah pohon besar disana" Kakashi memberi perintah.

Sakura mengangguk, mengambil lompatan turun dari dahan pohon. Ini pemberhentian kedua mereka setelah sebelumnya mereka berhenti di perbatasan Konoha untuk memberikan gulungan yang dititipkan Tsunade pada Kakashi.

Kakashi menenggak beberapa teguk air, membasahi tenggorokannya yang mulai terasa kering. Sesaat, ia menoleh pada Sakura yang duduk cukup jauh darinya. Wanita itu masih terlihat menghindarinya.

Tangannya merogoh sesuatu dari dalam ransel, mengeluarkan beberapa batang coklat yang semalam ia beli sengaja untuk Sakura. Ia ingin meminta maaf sekali lagi pada muridnya itu, ia tidak ingin terus terjebak dalam kecanggungan yang berkepanjangan seperti ini. Kakashi lalu berdiri. Berjalan kearah Sakura yang masih sibuk dengan botol obat-obatannya.

"Sakura"

Sakura mendongakkan kepalanya.

"Ini untukmu"

First and Last ( KAKASAKU - REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang