08 - Jealous

1K 73 2
                                    

Seberkas cahaya masuk melalui celah-celah tenda yang tak tertutup rapat. Sakura membuka kedua matanya perlahan, kepalanya masih terasa sedikit sakit namun kondisinya sudah membaik. Suhu tubuhnya turun dan dia tak merasa kedinginan lagi.

Saat Sakura mencoba bangun dan duduk, ia sadar ada sesuatu yang melingkar disekitar perutnya.

Kakashi?

Tangan pria itu melingkar diperut sampai ke pinggulnya. Sakura menoleh kesamping dan mendapati wajah pria itu berada dalam jarak satu jengkal dari wajahnya sendiri.

Kakashi tidur dengan masker masih menempel diwajah tampannya.

"Kakashi. Kau memiliki wajah tampan?" Mei memekik terkejut. Ia lantas berpindah duduk kesamping Kakashi dan membuat Sakura mau tak mau bergeser memberikan tempat.

"Kenapa kau menutupi wajah tampanmu dengan masker, eoh? Jika aku tahu dari dulu kau memiliki wajah tampan, aku tidak akan mengabaikanmu"

"Sial" Sakura mendengus kesal. Ingatan akan kejadian semalam benar-benar membuat mood nya rusak. Pergerakan Sakura membuat Kakashi terbangun. Pria itu perlahan membuka matanya.

"Kau sudah bangun?"

"Hmmm"

Seolah baru sadar dengan situasinya, refleks Kakashi menarik tangannya dari perut Sakura dan duduk. Posisi Sakura masih tiduran dengan wajah datar dan tampak kesal. Kakashi menggaruk kepala belakangnya canggung.

"Mengenai itu, semalam kau menggigil kedinginan dan aku berusaha untuk menghangatkanmu" suara Kakashi terdengar lirih.

"Terimakasih" keduanya terdiam.

"Bagaimana kondisimu?"

"Aku sudah merasa lebih baik. Apa terjadi sesuatu semalam?" Sakura bertanya pada Kakashi saat melihat seluruh penjuru tenda yang berantakan. Isi tas mereka sudah berserakan dan berceceran disekitar kaki mereka.

"Aahh... Aku bisa jelaskan hal itu" Kakashi tersenyum getir dibalik maskernya. Sakura menatapnya heran.

Apa yang terjadi semalam?

Apa terjadi sesuatu diantara mereka? Tapi Sakura tidak merasakan sakit ditubuhnya selain rasa sakit dikepalanya dan juga pakaian mereka masih rapih selain rompi Jounin Kakashi yang entah sejak kapan berpindah padanya.

"Aku akan membeli makanan untuk kita sarapan. Kau tunggulah disini" ucap Kakashi Setelah ia menjelaskan alasannya.

Sakura mengangguk, Kakashi kemudian keluar dari tenda. Sakura mengedarkan pandangannya ke sekeliling, mengeratkan rompi Jounin milik Kakashi yang masih ia pakai.

Entah sejak kapan, tapi Sakura mulai menyukai aroma tubuh Kakashi. Ia juga mulai terbiasa dan merasa nyaman dengan kehadiran pria itu disampingnya. Dulu ia tidak begitu peduli dengan Kakashi, ia hanya menganggapnya sebagai guru dan kapten Tim7. Hanya sebatas itu.

Sakura juga mulai menyukai bentuk perhatian yang diberikan Kakashi padanya. Bukan berarti Kakashi tidak pernah memperhatikannya, justru pria itu satu-satunya pria di tim7 yang selalu memperhatikannya bahkan menjaganya ketika rekan-rekannya tengah pergi melakukan misi. Tapi jenis perhatian yang diberikan Kakashi saat ini berdeba. Bagaimana pria itu peduli dan selalu mengutamakannya, menuruti semua keinginan serta keputusannya. Bahkan Kakashi tidak pernah protes jika Sakura memintanya untuk pergi ke tebing atau kepuncak gunung sekalipun untuk mengambil tanaman obat-obatan. Sakura tersenyum mengingat itu semua.

Namun tiba-tiba ingatan akan Mei Terumi semalam membuat senyum Sakura memudar, tergantikan dengan raut wajah kesal dan datar. Ia tidak menyukai wanita itu.

•••••

Sementara itu, telah terjadi rapat darurat diantara para Kunoichi Konoha. Mereka sedang membahas tentang rencana tetua yang akan mempertimbangkan Guy menjadi hokage bila mana misi Sakura membujuk Kakashi gagal.

"Aku tidak bisa membayangkan jika Guy-Sensei menjadi hokage" Ino bergidik ngeri.

"Aku tidak ingin melihat pahatan wajah Guy-Sensei di tebing. Itu mengerikan" pekik Tenten tertahan. Temari dan Hinata mengangguk.

"Aku harap Sakura berhasil membujuk Kakashi-Sensei" ucap Ino penuh harap.

"Ya semoga. Kita hanya bisa berharap pada Sakura untuk saat ini" tambah Tenten.

"Menurut kalian. Apa akan terjadi sesuatu diantara Sakura dan Kakashi-San? Maksudku, mereka saat ini tengah berada jauh diluar desa dengan hanya berdua dan dalam jangka waktu panjang"

"Kupikir iya" ucap Ino sangat yakin.

"Aku tidak" ucap Tenten tidak yakin.

"Kenapa?" Tanya Temari pada Tenten.

"Entahlah. Tapi aku yakin tidak akan ada yang terjadi diantara mereka"

"Bagaimana dengan kejadian 2 bulan lalu?"

"Itu hanya sebuah ketidaksengajaan, kupikir. Dalam hidup Sakura, ia hanya mencintai Sasuke"

"Ya kau benar, Tenten. Dalam hidupnya Sakura hanya mencintai Sasuke" Ino setuju. Namun kemudian ia menambahkan "Tapi bukan berarti ia tidak bisa mencintai pria lain kan? Mungkin kalian tidak menyadarinya, tapi aku bisa melihat bagaimana sorot mata Sakura setiap kali melihat Kakashi-Sensei. Sorot mata itu persis seperti yang pernah ia berikan pada Sasuke dulu"

•••••

"Hachimmm..." Sakura tiba-tiba bersin saat akan mendudukkan tubuhnya ditanah. Menyandarkan punggungnya pada batang pohon yang kokoh.

Ini pemberhentian ke tiga mereka. Tujuan mereka adalah Desa Akaibara. Sebuah desa kecil yang berada diantara dua pegunungan kembar. Seperti namanya Akaibara ( mawar merah ) desa itu ditumbuhi banyak bunga mawar merah. Menurut informasi, Desa Akaibara juga merupakan desa yang memiliki banyak tanaman obat-obatan. Salah satu tanaman yang tumbuh di desa itu adalah tanaman Meniran. Jenis tanaman itu sedikit sulit ditemukan dan Sakura menginginkannya.

"Kau mau kemana, Sakura?" Tanya Kakashi.

Sakura menoleh kebelakang "Buang air" Tanpa menoleh lagi, Sakura masuk menelusuri hutan yang dikelilingi pohon-pohon tinggi, mencari sungai. Wajah wanita itu terlihat datar dan dingin.

Dengan tangan berada disaku celana, Kakashi berjalan pelan mengikuti Sakura. Bukan maksud ingin mengintip, ia hanya khawatir terjadi sesuatu padanya. Tidak ingin Sakura menyadari keberadaannya, Kakashi mengambil jarak cukup jauh dibelakang. Berjalan dengan langkah hati-hati agar tidak menimbulkan suara.

Suasana hati Sakura tampaknya sedang tidak bagus, Kakashi sudah menyadarinya sejak ia bangun tadi pagi. Beberapa kali ia mencoba melakukan kontak mata, Sakura langsung membuang muka. Sorot matanya terlihat kesal, sepanjang hari dahi Sakura berkerut. Entah apa yang sedang dipikirkannya, ia menjadi sosok yang pendiam. Tiba-tiba saja Kakashi merindukan omelan wanita itu.

Langit sebentar lagi akan menjadi gelap. Kakashi tidak mau membiarkan Sakura masuk ke hutan sendirian. Jadi ia memutuskan untuk menunggunya selesai dengan urusannya. Ia memastikan tidak ada tanda-tanda bahaya disekitar tempat Sakura berdiri. Setelah merasakan Cakra Sakura mulai mendekat, ia buru-buru kembali ke tempat peristirahatan mereka. Duduk ditempatnya semula seolah-olah tidak pernah meninggalkan tempat itu.

First and Last ( KAKASAKU - REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang