1

5.6K 251 36
                                    

"Sial, kenapa gue lupa gak belanja tadi," ujarnya Setelah membuka kulkas yang ternyata kosong, bukan kosong Sih? Lebih tepatnya hanya ada minuman bersoda dan air mineral saja.

"Mana laper lagi, mau masak bahan bahannya gak ada! Gini nih nasib anak yatim piatu." Kemudian mengambil jaket dan kunci motornya berniat untuk membeli makan di luar.

RAFIDAR, nama pemuda yang kini sudah keluar mengunakan motor miliknya, ia tinggal di sebuah rumah kecil peninggalan nenek dan kakeknya. Rafidar sejak kecil tinggal dan di besarkan oleh nenek dan kakeknya, soal kedua orang tuanya? Rafidar tidak tahu, apa mereka berdua masih hidup atau sudah meninggal.

Meskipun sebenarnya ia sudah tau wajah orang tuanya, ya walaupun cuma dari foto saja.

Nenek dan kakeknya tidak pernah mengatakan apalagi membicarakan tentang orang tuanya, Rafidar sendiri juga tidak pernah bertanya tentang siapa ayah dan ibunya. Karena bagi Rafidar memiliki nenek dan kakek itu sudah lebih dari cukup untuknya.

Hingga saat ia berumur sekitar sepuluh tahun, nenek dan kakeknya meninggal dunia secara bersamaan. Dan itu karena sebuah kecelakaan.

Semenjak itu, hidup Rafidar bagaikan daun kering yang tertiup angin. Tidak ada semangat, bahkan tujuan untuk hidup.

Pernah sekali ia mengalami frustasi, dan ingin mengakhiri hidupnya dengan cara melompat dari jembatan. Tapi untung saja hal itu tidak terjadi jika bukan karena seseorang bapak bapak mencegahnya saat itu.

Kembali lagi ke tokoh utama Kita.

Rafidar mengendari motornya dengan kecepatan sedang, matanya melihat lihat warung yang berjejer di sepanjang jalan.

"Nah itu dia yang gue cari," ujarnya senang ketika melihat warung yang menjual ayam goreng atau fried chicken.

Dengan cepat ia menepikan motor kemudian masuk ke dalam warung dan memesan satu porsi ayam goreng dengan nasi. "Buk, pesen ayam goreng sama nasi. Minumnya teh anget."

"Siap den."

Tak lama pesananya datang. "Ini mas, selamat menikmati." Ucap ibu penjual tersebut sebelum kembali ke belakang.

Rafidar menatap sepiring nasi dengan satu potong paha ayam goreng dengan mata berbinar, "Ayam goreng i'm coming.." ujarnya sebelum memakan makanan kesukaanya.

Saat tengah asyik memakan ayam gorengnya, tak sengaja mendengar suara canda tawa seseorang.

Sepertinya bukan hanya satu atau dua tapi lebih dari itu, bisa terdengar gelak tawa dari mereka yang tengah bahagia.

Karena penasaran Rafi pun menoleh ke arah belakang di mana suara itu berasal, ketika dua mata miliknya melihat tertuju pada sekumpulan orang orang yang sepertinya mereka satu keluarga.

Entah kenapa jantungnya berdetak kencang, dan tanpa sadar air matanya menetes begitu saja. " Dia," gumamnya saat melihat wajah salah satu pria dari mereka.

Apakah dia orangnya? Apa lagi saat Rafi melihat wajah seorang wanita yang duduk di sebelah pria tadi.

Rafi, ia tak berani berharap jika orang itu, adalah kedua orang tuanya.

Tapi jika benar mereka berdua adalah orang tuanya, alangkah bahagianya Rafi. Sudah tujuh belas tahun orang tuanya meninggalkanya begitu saja, Rafi hanya ingin tahu alasan apa orang tuanya tega meninggalkan dirinya yang saat itu masih berumur satu tahun.

Jika di tanya apakah dirinya membenci kedua orang tuanya? Jawabnya adalah tidak. Karena Rafi tidak benci, tapi kecewa. Kecewa kenapa dirinya harus lahir jika tidak di inginkan. Itu sama saja dia hidup dari sebuah kesalahan bukan!

RAFIDAR MAHESA. (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang