2 tahun lalu"Ma, Rafa sama Refi dimana?" Tanya Rafidar Mahesa ketika tidak melihat kedua adeknya di dalam mobil. Bukannya tadi pagi mamanya menjemput mereka dulu baru menjemputnya.
"Mereka sudah di jemput sopirnya om Boby," balas Adinda kemudian membuka pintu. "Ayo cepat masuk."
Rafidar masuk ke dalam mobil, tapi perasaannya sedikit tak enak. Seperti akan terjadi sesuatu. "Semoga cuma perasaanku saja," batinnya.
Di perjalanan tiba tiba ada sebuah mobil yang mengikuti mobil mereka sejak meninggalkan area sekolahan, "ada apa pak?" Tanya Dinda pada sopirnya yang terlihat gelisah.
"Ada mobil yang mengikuti mobil kita nyonya."
"Apa!" Dinda menoleh ke belakang dan ternyata benar, ada mobil yang sedari tadi mengikuti mobilnya.
Rafidar tidak berkata apapun, ia sangat ketakutan. Dinda segera memeluk anaknya, "jangan takut,ada mama di sini," ucapnya menenangkan Rafidar.
Dinda terus memeluk Rafidar sampai sebuah peluru menembus kaca mobil, beruntung peluru itu tidak mengenai Rafidar.
Sang sopir sangat panik, akhirnya menambah kecepatan mobilnya, ketika di tikungan berhasil mengecoh agar mereka tidak mengejar mobilnya lagi. Namun sial di depan ada mobil yang menghadang akhirnya terpaksa sang sopir mengerem mendadak. "Nyonya dan tuan muda tetap di dalam, dan kunci pintunya." Ucapnya sebelum ia keluar dari mobil untuk melawan mereka.
Akhirnya perkelahian terjadi antara sopir dan dua orang yang mengejarnya tadi. Karena lawan yang tak seimbang, sopir itu pun jatuh pingsan.
Di mobil Dinda menyuruh Rafidar untuk pergi mencari bantuan. "Nak, dengarkan mama, kamu cepat pergi dari sini. Cari seseorang yang bisa membantu kita. Cepat!"
"Gak mau, aku gak mau ninggalin mama sendiri. Kalau aku pergi, mama ikut." Tolaknya mana mungkin ia tega meninggalkan mamanya sendiri dalam keadaan seperti ini.
Lama berdebat akhirnya Dinda dan Rafidar memutuskan untuk keluar dari mobil. "Ayo ma," Rafidar mengandeng tangan mamanya dan setelah itu mereka berlari mencari pertolongan.
"Cepat kejar mereka!" Teriak salah satu dari mereka yang melihat Rafidar dan Dinda kabur.
"Dengar, kamu cepat pergi. Biar mama yang hadapi mereka." Suruh Dinda sambil memegang tangan Rafidar yang gemetar.
"Gak! Kalau aku pergi. Ma-ma juga ikut.."
Dinda melebarkan kedua matanya saat ada mobil melaju kencang ke arah mereka, dan.....
Braakk!!!
Dinda mendorong tubuh Rafidar ke pinggir jalan, setelah itu ia pun tertabrak oleh mobil tersebut hingga tubuhnya terseret beberapa meter.
"Mama....!!"
Rafidar berteriak histeris melihat tubuh mamanya tergeletak dengan begitu banyak darah. Dengan menahan sakit pada kakinya, ia merangkak ingin menolong mamanya. Namun tiba-tiba ada yang memukulnya dari belakang.
"Bawa dia, dan kalian urus mayat wanita itu, satu hal lagi! Pastikan tidak ada orang yang tau tentang kejadian ini." Perintahnya pada beberapa anak buahnya.
"Baik tuan."
Rafidar yang masih sadar mendengar semua percakapan mereka, dan Rafidar sangat mengenali suara itu.
"Om- Boby.." lirihnya sebelum kesadarannya menghilang.
Rafidar perlahan membuka matanya, dapat ia rasakan sakit di sekujur tubuhnya. Menghiraukan rasa sakitnya Rafidar teringat dengan mamanya. "Mama, mama di mana" Rafidar mencari keberadaan mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFIDAR MAHESA. (On Going)
Novela JuvenilRAFIDAR tidak pernah menyangka hal ini terjadi padanya, transmigrasi jiwa. Siapa yang percaya itu akan terjadi di dunia nyata kan, itu semua hanya ada di dalam sebuah novel saja dan itu Juga hanya sebuah imajinasi dari seorang penulis novel. Tapi ad...