Ekspresi wajah Rafidar berubah ubah, seiring dengan setiap ucapan ucapan yang Rafi katakan. Rafidar diam mendengarkan dengan seksama agar dapat mencerna setiap kata demi kata tersebut.Dari semua yang di ceritakan Rafi, itu sama persis dengan isi buku yang ia baca tempo hari. "Jadi, lo tau semua rahasia mereka. Dan lo gak pernah ceritain ini ke siapa pun, termasuk papa dan kakek lo. Iya," Rafidar tidak habis pikir, mengapa Rafi merahasiakan semua ini dari Bima maupun Mahardika. Apa karena ancaman orang itu.
"Gue gak punya pilihan Raf, gue bingung dan selain itu, gue juga gak mau papa tau."
"Lo ngerti kan, maksud gue."
"Iya, gue ngerti. Tapi lo juga salah,"
Astaga, kalau begitu masalahnya. Gak heran kenapa Rafidar frustasi, dan akhirnya memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri, dari pada hidup tapi penuh tekanan.
"Terus ini alasan lo nyerah, dan mau mati! Bego banget sih lo Rafi..."
"Lo enak udah mati. Lah gue yang kudu gantiin hidup lo, mending hidup lo enak! Gak taunya sengsara, banyak masalah pula."
"Nasib gue apes banget, gara gara lo!"
"Gue bingung, kenapa gue bisa masuk ke tubuh lo, terus nasib tubuh gue gak ada yang tau gimana? Masih ada, atau udah di kubur kali!"
"Tubuh lo masih ada," ucap Rafi sambil tersenyum.
"Maksud lo, lo tau dimana tubuh gue,"
"Tau."
"Dimana?" Tanyanya antusias ternyata tubuhnya masih ada, itu artinya kesempatan untuk kembali ke tubuh lamanya masih ada.
"Jika memang tubuh gue masih ada, itu berarti gue bisa kembali lagi ke tubuh gue. Yes! Akhirnya..."
"Ehh, tunggu.. tapi gimana caranya?"
Muka yang tadinya sumingrah sekarang kembali murung, percuma saja kalau tubuhnya ketemu, tapi gak tau caranya untuk kembali lagi.
Itu sama saja bohong..
Rafidar mulai berpikir, bagaimana caranya ia bisa kembali lagi ke tubuh lamanya. Jika Rafi kembali, itu berarti ia juga bisa kembali tubuhnya lagi. Tapi di mana tubuhnya sekarang?
"Raf, kalo gue kembali ke tubuh gue, lo bisa dong, kembali ke tubuh lo."
Rafi menundukkan kepalanya mendengar ucapan Rafidar. "Gue gak bisa," jawaban Rafi langsung membuat Rafidar membulatkan kedua matanya.
"Apa maksud lo!" Rafidar tidak percaya Rafi akan berkata seperti itu, "lo gak mau kembali ke tubuh lo lagi! Itu maksudnya."
"Gue gak tau." Rafi sendiri juga tidak tau, ia bisa kembali lagi atau tidak ke tubuhnya. Jika bisa, apakah Rafi masih mau kembali? Hanya Rafi yang tau.
"Oke terserah lo, gue gak peduli. Sekarang gue mau tanya, lo beneran tau dimana tubuh gue?"
"Dimana Raf, kasih tau gue..."
"Ada..di..--"
Tok tok tok....
"Kak...kak Idar.. buka kak..!!" Teriakan dari Mala membuat Rafidar terlonjak kaget, akhirnya terbangun dari tidurnya.
Ternyata Rafidar tertidur dalam posisi duduk di depan meja rias. Berarti obrolannya dengan Rafi tadi hanya mimpi dong! Rafidar mengusap wajahnya dengan kasar. "Iya.. sebentar."
Rafidar yang masih setengah sadar berjalan untuk membuka pintu. "Ada apa?" Tanya Rafidar sambil menguap.
"Kakek.." ternyata Mala tidak sendirian, ada Mahardika di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFIDAR MAHESA. (On Going)
TeenfikceRAFIDAR tidak pernah menyangka hal ini terjadi padanya, transmigrasi jiwa. Siapa yang percaya itu akan terjadi di dunia nyata kan, itu semua hanya ada di dalam sebuah novel saja dan itu Juga hanya sebuah imajinasi dari seorang penulis novel. Tapi ad...