17

783 51 4
                                    


"Lepas!  Hei  Kalian berdua! Kalian tidak dengar apa yang saya katakan!"
Boby terus berontak agar mereka melepas ikatan di tangannya.

"Maaf tuan, ini perintah. Kami tidak berani." Ucap salah satu dari mereka.

"Brengsek!!"

Boby berhenti berontak, percuma sampai suaranya habis pun, mereka tidak akan melepas ikatannya. Kecuali papanya yang menyuruhnya.

Posisi Boby sekarang, ia duduk di kursi dengan tangan terikat kebelakang. Boby juga tau di mana ia berada sekarang.  Indonesia.

"Sial! aku harus bisa keluar dari sini."

Boby berpikir sejenak, sebelum pandanganya tertuju pada sebuah cutter yang ada di atas meja.

Entah itu hanya kebetulan, atau papanya sengaja menaruh benda itu di sana. Boby tidak peduli! Yang penting sekarang ia bisa melepas ikatan di tangannya menggunakan cutter itu.

Dengan susah payah Boby menggeser kursi yang ia duduki, sampai akhirnya ia bisa mengambilnya dan langsung berusaha memotong tali itu perlahan lahan.

"Aistt.." Boby meringis ketika tak sengaja cutter itu mengenai tangannya, mengabaikannya luka di tangan Boby Terus berusaha agar tali itu terpotong.

Perjuangannya tak sia -sia. Tali pun terputus, Boby menghela napas berat.
"Maaf pa,  kali ini aku akan menyelesaikan semuanya! Dan papa tidak bisa menghalangiku untuk membunuhnya!"

"Dia tidak boleh hidup bahagia! Dia harus merasakan apa yang dulu aku rasakan."

Masa lalu apa? Yang membuat Boby sangat membenci Bima. Dan kesalahan apa yang di lakukan Bima di masa lalu?

Flashback

"Bang, kenapa abang nerima perjodohan itu. Abang tau kan, aku mencintai Dinda."

"Aku juga mencintainya, dan Dinda cintanya sama abang. Bukan sama Kamu."

Boby menatap tak percaya, bahwa ternyata Bima selama ini juga mencintai wanita yang ia cintai. Lalu mengapa Bima membantunya untuk dekat dengan Dinda? Apa maksudnya.

"Kalau memang abang cinta Dinda, lalu kenapa membantu aku mendekatinya. Kenapa bang!!" Marah, kecewa yang kini di rasakan oleh Boby.

"Maaf," cuma kata maaf yang dapat Bima ucapkan. Bukan maksud Bima menyakiti Boby, tapi ini masalah hati.

"Maafkan aku Boby," ucap Dinda yang sedari tadi hanya diam. Dinda sangat merasa bersalah telah mengkhianati Boby. Padahal saat ini ia masih berstatus sebagai kekasih Boby. Tapi di waktu yang sama, ia juga menjalin hubungan dengan Bima di belakang Boby.

Dan saat ini, ia tengah hamil anak dari Bima. Di waktu yang sama juga, ke dua orang tua mereka telah sepakat menjodohkan Dinda dengan Bima. Itu juga demi mempererat tali silaturahmi antara mereka,  dan kerja sama dalam perusahaan.

"Aku mau menikah dengannya, karena..."

"Karena apa!" desak Boby. Ia butuh alasan mengapa Bima dan Dinda tega mengkhianatinya.

"Dinda sedang mengandung anakku."

Seperti tersambar petir di siang bolong, mendengar pernyataan yang sangat menyakitkan. Boby tak bisa lagi menahan air matanya, ia pun menangis tapi ia juga tertawa.

"Hahaha... Hebat, hebat sekali.." ujarnya sambil bertepuk tangan. Bodoh sekali dirinya, sampai -sampai tidak mengetahui hal ini.

"Aku tanya sama kamu untuk terakhir kalinya, apakah kamu pernah mencintai aku, Dinda?" Tanya Boby pada Dinda.

RAFIDAR MAHESA. (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang