"Ampun, gu–gue janji gak patuh sama kal–kalian."
Tak sengaja, Jingga mendengar suara seseorang meminta ampun di rooftop sekolah. Langkahnya kemudian berbalik dan kakinya menendang pintu rooftop yang terkunci itu.
"HAHAHAHAH–"
Suara tawa yang Jingga kenal itu berhenti ketika melihat dirinya."Kenapa berhenti ketawanya? Ayo terus aja ketawa ayo HAHAHAHA HAHAHAYA ayo ketawa."
"Mau apa lo kesini, hah? Mau ikut campur?" Laura mendekati Jingga dan menarik kerah seragamnya tapi ia berhasil melepas tangan Laura dari kerahnya.
"Kayanya lo perlu di ruqyah."
"Ngomong naon maneh!!"
(Bilang apa kamu!") Salah satu teman Laura mencoba membela Laura."Kasian banget lo punya temen budeg kaya dia."
PLAK!
Laura menampar pipi Jingga hingga merah. Hal itu tidak bisa membuat Jingga berdiam diri. Ia melawan Laura, membalas dengan kembali menampar kedua sisi pipinya.
"Anjing, bangsat!" Laura semakin marah. Kedua temannya membantu melawan Jingga dengan menjambak dan memukulinya.
Laura saja bisa dilawan oleh Jingga apalagi kedua anak buahnya. Ia menendang perut salah satunya hingga tersungkur dan menampar satunya lagi. Melihat itu Laura semakin ingin menghabisi Jingga tetapi, gerak Jingga lebih cepat. Ia merekam Laura dengan ponselnya dan mengancam akan menyebarkan perilaku buruknya itu.
"Awas lo, Jingga! Jangan berani-berani lawan gue atau lo akan habis di tangan gue seperti dia!"
Teman kelasnya, Laura dan kedua anak buahnya berlari meninggalkan Jingga dan seseorang yang sedang dirundungnya. Jingga mendekati siswi yang sedang dirundung dan membantunya berjalan menuju uks.
"Lo harusnya gak tolongin gue."
"Gue bukan mereka yang diem liat orang dibully kaya lo."
"Gue kagum sama lo. Thanks ya udah tolongin gue tapi sorry karena gue lo jadi ikut di pukulin."
"Aman."
Jingga membuka ponselnya dan ia menerima banyak panggilan tak terjawab dari saudara laki-lakinya. Ia keluar dari uks menuju kelasnya, membuka tas dan mengeluarkan masker dari dalam sana. Masker itu pun ia pakai dan langkahnya berjalan keluar kelas entah akan kemana.
"Hhh... Kalau gue ketauan bisa budeg kuping gue ntr."
"Bismillah gak akan ketahuan." Jingga meyakinkan dirinya sendiri, ia menepuk pundaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT JINGGA || KIM SUNWOO
Fanfiction••END•• "Kenapa, kok kamu motret aku terus?" Dengan kamera miliknya, Jingga menangkap setiap momen bersama Langit. Ada alasan mengapa Jingga selalu menangkap setiap momen tersebut. Apa alasan yang hanya di ketahui oleh Jingga?