08; Diantar

14 6 0
                                    

"Abis melet cowok mana lagi lo?" Lagi dan lagi, Laura mengganggu Jingga.

"Emang lo liat gue meletin lidah gue? Engga kan?"

"Hahahaha lucu. Kagak usah pura-pura bodoh! Ada cowok yang dateng nanyain lo, itu di pelet sama lo, kan?" 

"Sebenernya lo mau apa sih dari gue? Hobi banget urusin hidup orang, sebelum urusin hidup orang lain mending lo urusin dulu diri sendiri yang belum bener itu dan jangan lupa ngaca, ada cabe di gigi lo nyangkut. Gimana cowok lo gak ngelirik cewek lain kalau lo gak bisa merawat diri lo sendiri." Seringai Jingga.

BRAK!

"SIALAN!" Marah Laura.

Laura, teman sekelas Jingga yang memang selalu berkuasa dan paling tinggi, tidak mau tersaingi oleh orang lain. Semua murid di kelas itu tidak berani melawannya, hanya Jingga yang berani. Maka dari itu, Laura semakin mengganggu Jingga. Setelah memberinya pelajaran, Jingga bergegas pulang. Sebelum itu, ia menuju parkiran tetapi tidak ada Herry disana lalu, Jingga mencarinya ke warung belakang sekolah karena biasanya Herry akan menunggu disana jika Jingga masih belum keluar dari kelasnya. Tetapi disana pun tidak ada.

TIN TIN!

"Naik."

"Mana abang gue?"

"Dia pergi futsal."

"Lo gak ikut?"

"Belum, gue belum mutusin buat join futsal sama temen-temennya Herry."

"Ohh.."

"Yaudah naik, ayo pulang."

"Gue bisa naik angkutan um–"

"Jingga, gak ada penolakan!"

"Pemaksaan."

"Gue kan udah bilang kalau gue bakal maksa lo. Berhasil kan, gue?"

"Gak."

Tidak, Jingga tidak naik ke motor Langit. Ia memberhentikan angkutan umum dan menaikinya. Tetapi, Langit tidak membiarkan Jingga pergi sendiri.

Ia mengikutinya dari belakang dengan sepeda motornya, memastikan Jingga sampai ke rumah dengan selamat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia mengikutinya dari belakang dengan sepeda motornya, memastikan Jingga sampai ke rumah dengan selamat. Sebenarnya, Herry meminta Langit untuk mengantarkan adik perempuannya pulang karena ia harus ke tempat futsal. Herry juga mengajak Langit untuk ikut bermain futsal bersamanya. Namun, ia masih mempertimbangkannya.

Di sore hari, Herry pulang. Ia bertanya kepada Jingga ada Langit mengantarnya pulang atau tidak. Jingga mengatakan yang sebenarnya.

"Beneran cowok sejati." Cletuk Herry.

"Hah?"

"Lo pacarin aja deh tuh si Langit."

"Tiba-tiba banget lo."

"Jangan dilepasin, susah cari cowok kaya dia."

"Naon sih teu ngarti."
("Apa sih gak ngerti.") Jingga mengambil cemilannya di kulkas dan memakannya di ruang keluarga sambil menonton televisi.

LANGIT JINGGA || KIM SUNWOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang