Sekitar satu jam setelah pergi makan bersama Langit, kini gadis bersurai panjang sudah berada di kamarnya memainkan ponsel.
"I just wanna see.. I just wanna see how beauti– SIAL AARGHHHH MAMPUS LO HERRY!" Suara teriakannya berhasil mengundang Herry ke kamarnya.
"Naon sih ai maneh."
("Apa sih kamu.")"Modar."
("Mati.")"Naon nu modar?"
("Apa yang mati?")"Maneh."
("Kamu.")"Lieur boga adi teh."
("Pusing punya adik teh.")Lalu, Herry kembali ke bawah untuk melanjutkan bermain game online yang sempat terhenti karena teriakan saudara perempuannya.
DRRT DRRT..
Ponsel Jingga bergetar, ia melihat notif direct message dari seseorang. Jingga langsung melempar ponselnya dan mengacak rambutnya. Tetapi ia memberanikan diri untuk membuka pesan tersebut.
[DIRECT MESSAGE:]
Langit Devano :
"Stalking?"
Jingga Permata :
"Apa sih jangan geer, kepencet doang."
Langit Devano :
"Itu namanya stalking terus gak sengaja kepencet like tapi bisa aja disengaja sih."
Jingga Permata :
"Gak jelas, hus hus."Langit Devano :
"Ji."
Jingga Permata :
"Apa?! Udah gue bilang gak sengaja kepencet."
Langit Devano :
"Yaudah iya, tapi bukan itu maksud gue."
Jingga Permata :
"Ya apa buruan ngomong gak? Gue gak ada waktu buat orang yang demen basa basi."
Langit Devano :
"Gapapa cuma mau bilang, sering-sering jalan sama gue ya, Ji."
Jingga Permata :
"Permintaan di tolak."
Langit Devano :
"Kalau gitu gue maksa."
Jingga Permata :
"Coba aja kalau bisa."
Jingga, gadis itu tidak sengaja menekan tombol like pada postingan foto di sosial media Langit. Itulah mengapa ia berteriak keras tadi. Tetapi memang benar, Jingga sedang stalking sosial media milik Langit, ia menemukannya lewat sosial media sang kakak. Karena kejadian tidak sengaja itu, mereka berdua berteman di sosial media sekarang. Langit lah yang pertama meminta pertemanan.
Postingan Langit :
Langit Devano
"Yo"•••
Di kelas, Herry melihat Langit tersenyum sendiri menatap layar ponselnya. Ia pun menyenggol tubuhnya dan meledeknya.
"Jiah kasmaran lo?"
Jawaban Langit hanya menggelengkan kepalanya.
"Cerita kali sama gue, lo udah punya cewek? Mau gue kenalin sama cewek, gak? Tapi gak akan gue kenalin sama adek gue."
"Kenapa?"
"Dia mah gak normal, gak suka cowok."
"Masa sih."
"Coba aja lo deketin, gak akan berhasil. Pasti yang ada lo malah di sembur sama mulut dia yang pedes itu. Gak tau lah pusing gue juga, itu anak gak mau gue kenalin ke cowok katanya sih pacaran bakal buat kita jadi gila. Tapi menurut gue, anaknya juga udah gila sih hadeuh."
"Hahaha lo tuh emang selalu ribut kaya gitu setiap hari sama adek lo? Gak pernah gitu sehari aja manis-manisan?"
"Idih, gue sama dia? Manis-manisan? Gak akan pernah terjadi dalam hidup kita."
Langit menggelengkan kepalanya dan terkekeh.
"Tapi adek lo lucu juga."
"Buset, gue gak salah denger? Baru pertama kali ada yang bilang itu anak lucu soalnya. Lo gak lagi ngelindur, kan?"
"Gue dalam keadaan sadar."
"Wahh gak beres ini. Emang dia lucu dari mananya?"
"Ternyata anaknya doyan makan porsi kuli, kemaren juga like postingan gue katanya gak sengaja." Tawa kecil Langit membuat Herry merinding mendengarnya.
"Malu-maluin banget itu anak. Tapi tunggu, jangan bilang lo suka sama adek gue."
"Siapa yang tahu." Jawab Langit.
Dan sepulangnya sekolah, Herry terus menggoda Jingga mengenai dirinya yang tidak sengaja menyukai postingan temannya.
"Hahahaha jadi lo udah normal nih, suka sama cowok sekarang."
"Kagak, gue gak suka sama siapa-siapa! Enyah lo!" Jingga menutup pintu kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT JINGGA || KIM SUNWOO
أدب الهواة••END•• "Kenapa, kok kamu motret aku terus?" Dengan kamera miliknya, Jingga menangkap setiap momen bersama Langit. Ada alasan mengapa Jingga selalu menangkap setiap momen tersebut. Apa alasan yang hanya di ketahui oleh Jingga?