Segala hal tentang Langit.
"Pa, Langit mau pindah sekolah."
Ucapan anak laki-lakinya menghentikan fokusnya terhadap laptop. Pria yang selalu Langit sebut Papa, menunda pekerjaannya dan duduk bersama Langit untuk mendengarkan alasan mengapa anaknya ingin pindah sekolah.
"Alasan apa yang buat Langit ingin pindah sekolah?"
"Langit belum bisa cerita sama Papa. Kalau waktunya tiba, Langit pasti cerita semuanya."
"Baik kalau kamu mau seperti itu. Langit mau pindah sekolah kemana?"
"SMAN 2 ANGKASA."
"Akan Papa selesaikan semuanya agar kamu bisa pindah."
"Terima kasih, Pa."
Langit hanya tinggal berdua dengan sang Ayah. Hanya Ayah yang Langit miliki sekarang, Bundanya dalam kondisi dimana ia tidak bisa berada di samping Langit.
Tiada angin, tiada hujan. Remaja laki-laki itu meminta kepada Ayahnya untuk pindah sekolah dengan alasan yang belum bisa Langit ceritakan kepadanya. Ayah Langit seorang Ayah yang selalu mendukung apapun keinginan anaknya, maka dari itu beliau mewujudkan keinginan Langit untuk pindah sekolah.
"Akan gue ungkap semuanya." Langit menatap foto di galeri ponselnya, entah foto siapa itu.
Tepat hari ini, Langit pindah sekolah dan sudah disambut oleh siswa dengan senyuman manisnya. Ia pun duduk di bangku dengannya karena hanya bangku siswa itu yang kosong.
"Welcome ya, gue Herry."
"Gue Langit."
"Iya gue tahu kan tadi lo udah perkenalan."
Herry tertawa melihat Langit yang menggaruk kepalanya padahal tidak terasa gatal.
Istirahat tiba, Langit di ajak mengelilingi sekolah dan diperkenalkannya satu persatu ruangan pun kelas oleh teman sebangkunya, Herry.
"Ini kelas 11 IPA 4." Ujar Herry.
"11 IPA 4?"
"Iya. Itu yang duduk di belakang sendirian main hp, itu Jingga. Adik gue."
"Lo punya adik?"
"Punya tapi kelakuannya bikin pening kepala."
Langit pun tertawa karenanya, seperti mengerti apa yang dimaksud temannya itu.
Hari pertama di sekolah barunya cukup menguras energi Langit sebagai seorang introvert. Begitu tiba di rumah, Langit menjatuhkan tubuhnya sendiri di tempat tidur lalu merogoh saku celananya mengambil ponsel dan fokus melihat sesuatu dalam ponelnya. Mulanya ia tersenyum tapi suasana hatinya langsung berubah begitu saja, sangat jelas air matanya menetes saat itu juga.
Masih terasa mimpi. -batinnya.
Langit teringat akan sesuatu yang harus selalu ia perhatikan dan menjaganya dengan baik. Dengan cepat ia mengganti seragam dengan pakaian yang nyaman tak lupa jaket hoodie abu yang selalu ia pakai. Langit menancap gas motornya dan melajukannya hingga tiba di sebuah bangunan serba putih. Langit seperti seorang laki-laki yang memiliki banyak rahasia.
"Langit datang."
Remaja laki-laki itu menginjakkan kakinya di sebuah ruangan, ia melihat sosok yang ia sayangi lebih dari dirinya sendiri sedang melamun di depan jendela. Ada apa sebenarnya? Hanya Langit yang mengetahuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT JINGGA || KIM SUNWOO
Fanfic••END•• "Kenapa, kok kamu motret aku terus?" Dengan kamera miliknya, Jingga menangkap setiap momen bersama Langit. Ada alasan mengapa Jingga selalu menangkap setiap momen tersebut. Apa alasan yang hanya di ketahui oleh Jingga?