Herry membangunkan Jingga yang masih tertidur di hari minggu ini. Seperti biasa, Jingga marah karena di ganggu oleh saudara laki-lakinya. Tapi saat Herry memberitahukan kabar tidak baik, Jingga langsung memeriksa ponselnya. Ia juga mendapat sebuah pesan, sama seperti Herry.
[CHAT :]
Langit :
"Ji, mungkin mulai hari ini gue gak bisa lagi gangguin lo. Makasi ya, Ji. Lo udah kasih kesempatan buat gue, lo udah mau berusaha buka hati lo buat gue. Untuk janji yang gue buat, gue mungkin gak bisa tepati janji itu. Tapi, perlu lo tahu kalau gue cinta sama lo. Jingga Permata, gue pamit. Sampai ketemu di lain waktu kalau tuhan mengijinkan."
DEG!
Kabar tidak baik menimpa Jingga di pagi hari. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi dengan Langit dan kemana ia pergi. Jingga meminta Herry untuk mengantarnya ke rumah Langit. Disana tidak ada siapapun, hanya ada penjaga rumah. Jingga menerima kabar bahwa Langit dan Ayahnya memang pergi dari semalam. Penjaga rumah tidak tahu mereka pergi ke mana, hanya tahu bahwa anak dan ayah itu pergi ke luar negeri dan alasannya pun tidak tahu.
Jantung Jingga rasanya berhenti berdetak, ia tidak percaya bahwa Langit akan pergi meninggalkannya begitu saja tanpa pamit. Jingga mengingat sikap Langit yang ia rasa ada yang tidak beres kemarin hari. Langit yang menjadi emosional, mungkin terjadi sesuatu kepadanya.
"Bang.." Lirih Jingga.
Herry hanya menunggu sang adik untuk bercerita.
"Bang, gue telat."
Mendengar itu, Herry menoleh kepada adik perempuannya.
"Gue telat jawab perasaannya."
"Jadi, lo suka sama Langit?"
Jingga mengangguk dan menahan air matanya. Ia berniat untuk memberikan jawaban atas perasaannya kepada Langit hari ini setelah banyaknya pertimbangan semalam. Tetapi hanya rasa sesal yang ia dapatkan.
•••
"Bagaimana dengan Jingga?"
"Jingga pasti akan temuin laki-laki yang lebih baik dari Langit."
"Tapi untuknya mungkin kamu yang terbaik." -Ayah.
"Langit gak akan bisa kasih kebahagiaan untuk Jingga."
"Apa kamu sudah yakin dengan keputusanmu nak? Ayah tidak akan memaksa."
"Ini yang terbaik untuk semuanya, Ayah."
Percakapan singkat Langit dengan Ayahnya di dalam pesawat. Sang Ayah mengetahui bagaimana perasaan Langit yang terpaksa meninggalkan perempuan yang dicintai dan hanya tuhan yang bisa memepertemukan keduanya kembali.
Dalam pesawat, Langit tidak bisa tertidur sekali pun meskipun ia sudah memejamkan kedua matanya. Tak terasa, air matanya menetes di kedua pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT JINGGA || KIM SUNWOO
Fanfic••END•• "Kenapa, kok kamu motret aku terus?" Dengan kamera miliknya, Jingga menangkap setiap momen bersama Langit. Ada alasan mengapa Jingga selalu menangkap setiap momen tersebut. Apa alasan yang hanya di ketahui oleh Jingga?