Bab 27

8.5K 373 2
                                    


༶•┈┈⛧┈♛

Angin berhembus kencang, menerbangkan dedaunan yang mulai gugur ke bumi.

Tatapannya tak pernah padam. Netra tajam itu terus menelisik dedaunan yang berhamburan oleh terpaan angin, kemanapun ia pergi.

Bibir tebal semerah darah, mulai menghisap nikotin yang menjadi candu beberapa hari terakhir.

Entah apa yang ada dalam pikirannya. Yang pasti dari kernyitan pada dahi lebar tersebut, menandakan seberapa keras otak pintarnya bekerja.

" Seekor kucing kecil mulai merangkak seperti rubah betina ", tuturnya membuang nikotin tersebut setelah puas memuaskan dahaganya.

" Kelihatannya kali ini dia datang dengan rencana yang cukup matang ", seraknya menatap bangunan tepat di depannya.

" Apa campur tanganku perlu ? atau tunggu instruksi ? ", pikirnya menimbang.

Tringg

" Ya apalagi ? ", angkat pria tersebut menjawab suara yang cukup dominan di seberang sana.

" ..... "

" Hm ya Kak ", singkatnya menutup panggilan.

" Jadi sudah waktunya ya ? ", seringainya tajam.

Pria dengan tubuh atletis itu, mulai bangkit dari tempat singgahnya. Matanya masih terpaku pada sebuah bangunan yang menampakkan aktivitas kehidupan di dalamnya.

" Hari ini pasti sangat melelahkan hoam ", malasnya melirik gedung itu sebentar, dan beranjak masuk menutup pintu balkon.

Brughhh

༶•┈┈⛧┈♛

Seorang gadis menggunakan gaun putih elegan, sedang termenung menatap langit di tengah ramainya hiruk piruk pesta aula tengah.

Gaun putih menjuntai dengan model off shoulder yang begitu pas di badan rampingnya, menguarkan kesan anggun dan seksi secara bersamaan.

Di tambah gaya rambut sanggul bawah, yang meninggalkan beberapa helai rambut, menimbulkan kesan manis pada wajah cantiknya.

Satu kata untuknya ' mempesona '

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Satu kata untuknya ' mempesona '. Ratusan pasang mata menatap kagum akan visualnya, namun itu justru membuat sang empu merasa tidak nyaman dan memilih menjauh dari keramaian.

Di sinilah dirinya sekarang, berdiri di atas balkon terbuka yang mengarah langsung ke alam lepas.

Langit gelap bertabur bintang, membawa rasa tenang pada setiap penikmatnya.

Second Chance (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang