Gloss Studio Tattoo

2K 76 10
                                    

Kini memasuki bulan ke tujuh.

Setelah hari dimana mereka melakukan hal yang menurut mereka pertama kali, keduanya rutin melakukan hal tersebut untuk beberapa kali dalam satu minggu. Perlakuan lembut Diego, membuat Tsanna semakin menyadari bahwa benar Diego dan Ego adalah dua sosok yang berbeda.

Mungkin saja perasaannya pada Ego malam itu, hanya sebuah reaksi dari hormon endorfin yang menguasai Tsanna dan pikirannya. Sementara bersama Diego, mereka selalu melakukannya dalam kondisi sadar. Tsanna seolah melupakan bahwa sebelum bertemu dengannya Diego adalah seorang badboy, dan pertemuan pertama mereka di apartement, Diego juga datang bersama nenek sihir berambut silver, tentu saja untuk apa kalau bukan untuk melakukan seks?

Tapi setelah adanya Tsanna, Diego seolah mendeskripsikan dirinya, dengan sebuah motto— 'dapetin lo gue tobat.'

Masalahnya adalah, Diego berada di ambang bimbang antara dapat dan tidak dapat. Sebab Tsanna yang selalu membatasi diri, dan tidak lagi membahas perihal komitmen saat Diego mulai menyentil ke arah sana.

Diego Pun merasa bahwa, memang Tsanna tidak menginginkan suatu hubungan yang pasti. Atau dia, sedang menunggu seseorang? Seperti Diego saat ini, yang meletakkan dirinya di pertengahan untuk menentukan skala, seberapa besar ia menginginkan Tsanna, atau malah ia masih menantikan si Micin untuk datang?

Entahlah, ia hanya mengikuti alur yang mengalir, sebab ia merupakan seseorang yang tidak ingin rumit tentang basa basi romansa seperti lelaki melankolis yang sering menangis karena cinta.

"Coba buka arsipnya—"

"—nggak ada njing, kapan gue bohong? Gue cuma terima klien nato kaki sama tangan," ucap Diego menunjukkan isi whatsappnya pada Tsanna.

"Emang kalo booking dari whatsapp aja?" Tanya Tsanna curiga.

Diego terkekeh, dan membawa Tsanna untuk duduk di atas pangkuannya, kemudian memeriksa semua aplikasi pesan instan yang ia punya, agar Tsanna dapat melihat semuanya tanpa terkecuali.

"Ngga ada kan?" Diego mengecup pipi Tsanna yang tengah membuat pout pada bibirnya, dengan dahi yang berkerut, menatap intens pada setiap ruang di ponsel Diego yang tengah ia razia. "Lo liat testi di instagram The Gloss, ngga ada foto bubs baru lagi semenjak gue sama lo—i mean, semenjak ada lo." ucap Diego yang kemudian menghidu di leher Tsanna.

Tentu saja itu adalah sebuah kalimat penenang, sebab Diego masih menerima klien yang meminta tattoo di bagian tubuh yang mana saja. Tentu saja Diego adalah tattoo artist yang profesional. Gadis-gadis nakal yang melebarkan kakinya untuk menghabiskan malam bersama Diego, adalah intermezzo dari pekerjaannya yang membuat para gadis mencari celah, untuk dapat disentuh oleh penato handal tersebut, apalagi kalau bukan karena Diego begitu tampan dan juga—panas?

Kehebatan Diego di atas ranjang bukanlah rahasia umum lagi, sebab semua gadis yang pernah bermalam bersama Diego, mengetahui betapa gilanya Diego melumpuhkan para gadis yang berada dibawah kungkungannya.

Namun setelah Tsanna, Diego sama sekali tidak mengambil satu kesempatan apapun, kecuali melakukan pekerjaannya secara profesional.

Jemari Diego mulai nakal menjelajah, menelusup di balik kaos yang Tsanna pakai, sembari membiarkan gadis itu puas memeriksa ponselnya. Diego sibuk menyesap merah muda yang selalu menjadi candunya, membiarkan kaos pendek itu kini tergelung hingga sebatas dada Tsanna. Mata Diego terpejam, hingga ia tidak sadar bahwa pesan Rumi yang ia bisukan, tiba-tiba masuk dan tidak sengaja terbaca oleh Tsanna.

Rumi Habibie
|| jangan lupa today bubs 7pm. Lembur lo.

Tsanna segera keluar saat sekilas melihat pesan Rumi yang masuk di dalam archive, dan tidak membukanya sama sekali. Ia berusaha tenang dan tidak membahas apa-apa pada Diego, meski rasa kesalnya sudah memuncak hingga ubun-ubun kepalanya.

Hello! Badboy [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang