The way he lies

1.6K 51 4
                                    

Diego sedikit aneh dan manja sebelum kepergiannya ke Vettile. Pagi mereka biasanya akan berisi kegiatan gotong royong entah membuat sarapan dan susu, atau mencuci sayur dan memasak masakan sederhana.

Akan tetapi cukup berbeda untuk pagi-pagi berikutnya sebelum Diego pergi ke Vettile. Lelaki itu terus saja menempeli Tsanna kemana-mana. Memeluknya ketika sedang membuat roti atau kopi, dan berulang kali menciumi pipi Tsanna saat mereka tengah menonton televisi, ataupun ketika Tsanna menjahit butiran swarovski pada bakal kain yang hendak dijahitnya.

Diego mengambil cuti dari studio untuk mengekori kemanapun Tsanna pergi. Termasuk ketika Tsanna bekerja di nailbar.

"Ego nih kenapa nggak ke studio aja sih? Kerja aja, Sasa malu diliatin Ego kalo lagi pegang klien," ucap Tsanna saat mereka sedang dalam perjalanan menuju nailbar Tsanna.

Diego tertawa dan meraih jemari Tsanna, lalu ia kecup lembut punggung tangannya, "sebelum ke Vettile kan nggak apa-apa sayang, nanti Sasa kangen nggak ada Ego—"

"—pedenya luar biasa." Potong Tsanna meledek.

"Memangnya enggak?" Tanya Diego mencebik.

Tsanna terkekeh, Diego yang pertama kali ia temui dengan lelaki yang ada di sampingnya saat ini sungguh jauh berbeda. "Ya pasti kangen, makanya disuruh cepet balik."

Diego tersenyum manis, "Ego mau ke Bumantara Corp, mau ketemu sama Rigel. Jadi hari ini Ego cuma drop Sasa aja di nailbar," ucap Diego.

"Jangan berantem, Ego." ucap Tsanna dengan mata yang menyipit.

"Iya sayang," jawab Diego tersenyum dan memandang Tsanna sekilas, sebelum kembali fokus berkendara.

Tsanna mengecup pipi Diego, dan meraih dagunya untuk melumat sebentar ranum merah Diego yang tersenyum manis, saat Tsanna menciumnya.

"Maaf," ucap Diego lembut, seraya mengusap pipi Tsanna.

Rasa bersalah membumbung tinggi di hatinya, mengapa ia harus menyakiti Tsanna? Hati kecilnya yang terdalam sesungguhnya masih mengingat kesan pertama saat si Micin memberikan Diego pertamanya. Diego hanya ingin sekedar berterima kasih, dengan tidak menghancurkan kepercayaan diri dari Carissa, setelah mendengar segala cerita sedih kehidupannya.

Sayangnya, ia tidak tau bahwa Micin yang asli akan terluka parah. Ya, sayangnya... Diego tidak mengetahui itu.

Bermain wanita adalah hal biasa bagi Diego, bedanya wanitanya Tsanna saat ini. Wanita yang sangat ingin ia jaga perasaannya, namun ia terlanjur menarik seseorang yang telah memberikan manisnya keperawanan dan kenangan indah yang cukup membekas di memorinya.

"Maaf buat apa, Ego?" Tanya Tsanna bingung.

Mobil Diego telah terparkir di depan nail bar Tsanna, kemudian Diego meraih tubuh Tsanna untuk ia peluk, "Sasa, Ego bukan cowo baik-baik—"

"—Sasa tau sejak awal."

"Maybe, suatu saat nanti ada waktunya Sasa bakal kecewa, tentang apapun itu. Kesalahan yang mungkin Ego coba tekan supaya nggak terjadi, tapi manusia banyak kepelesetnya kan?"

Tsanna tertawa kecil, "bukannya Sasa udah pernah bilang, Sasa lebih suka menghadapi badboy. Setidaknya apa yang Sasa ekspektasikan nggak jauh beda. Ke Brandon dulu, Sasa terlalu liat Brandon as a green flag man, karna dia emang sebaik itu. Makanya pas Brandon begitu, Sasa jadi nanya sama diri sendiri, what's wrong with me?" ucapnya tergelak.

"Cowo bego," ucap Diego masih merengkuh Tsanna dalam pelukannya.

"Hmm, makanya Sasa tuh cuma bisa yaudahin Ego selagi emang masih bisa Sasa toleransi. Kaya Ego terima klien, nato dimana aja, bahkan sampe squirt—"

Hello! Badboy [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang