Namun make up sex tidak terjadi untuk mereka. Sebab malam panas hari itu malah membuat mereka saling canggung pada pagi harinya. Entah apa yang coba mereka pertahankan, tidak ada satupun dari mereka yang mau duluan berbicara, hingga mobil Diego sampai di Hannam Boulevard, dan Tsanna turun tanpa mengucap sepatah kata apapun.
Diego terkekeh rendah, "Harusny semalem gue bikin lo begging dulu biar lo ngomong duluan sama gue," monolog Diego. "Tapi gue nggak bisa, I'm addicted to you, Tsanna." ucapnya lalu mengendarai mobilnya menuju studionya.
Meski belum berbaikan, nyatanya hari itu mood Diego sedikit membaik. Ia bekerja dengan hati yang senang hari itu. Klien terakhir ia selesaikan pukul enam sore, dan seperti biasa ia akan menghubungi Oddie asisten Tsanna untuk bertanya apakah Tsanna sudah selesai?
Oddie Xx
Sasa udah kelar ddie? ||
|| belom mas, masih ada tamu
Klien? ||
|| bukan"Go, ini Carissa. Katanya sepatu yang ada di ambalan rak itu mirip punya dia, ini si Micin temen one night stand yang lo cari-cari bukan?" Tanya Rumi yang baru saja masuk ke ruang tattoo, dengan seorang wanita cantik yang bergeser dari belakang tubuhnya, dan tersenyum manis kepadanya.
"Hi? Ego ya?"
Ting!
|| cowo, namanya Rigel
|| bawain Richeese untuk mba Sasa, mas Ego
|| mas Ego mau jemput mba Sasa sekarang?
|| kayanya ngga usah deh
|| Oddie denger katanya mas Rigel mau anterDiego menggeram membaca pesan dari Oddie, tangannya mengepal dengan jantung yang berdegup cepat. Kehadiran si Micin tidak lagi menjadi fokusnya, namun kedatangan si Micin membuat keimpulsifan Diego semakin meningkat.
Tidak lagi bertanya, sebab dengan melihat si Micin sekali saja, Diego sudah tau bahwa ia tidak lagi berminat. Dalam kepalanya hanya penuh tentang Tsanna. Jika Diego adalah seseorang yang tega menolak banyak wanita yang tidak ia inginkan, maka kehadiran si Micin bagaikan sebuah amunisi yang membuat ia berpikir, bahwa ia bisa membalas Tsanna sama sakitnya.
Mengingat bagaimana Tsanna cemburu pada Rara, bukankah akan lebih sakit jika ia benar-benar berpacaran dengan perempuan lain?
Diego menyunggingkan smirk pada gadis cantik di hadapannya, "Sasa?" tanya Diego dengan nada menggoda, yang di angguki oleh sang gadis.
Rumi merotasikan bola matanya malas, dan meninggalkan keduanya untuk berbicara empat mata, "Kumat lagi badboynya, gue bilang juga apa." kekeh Rumi lalu pergi.
Diego menarik tangan Carissa untuk duduk di sofa, kemudian menoleh kepadanya. Sejenak ia memandangi Carissa dari ujung rambut hingga ujung kali, namun benar perasaan penasaran itu hanya ada di awal saja. Tsanna menginvansi seluruh ruang di hati dan kepala Diego.
"Beneran Sasa?" Tanya Diego.
Carissa mengangguk, kemudian mengenakan sepatu yang ia lihat saat pertama kali masuk ke studio The Gloss. Dan sepatu itu, pas sekali.
"Kaya Cinderella ya gue?" ucap Carissa terkekeh, "tadi gue nggak sengaja liat sepatu ini di rak depan, Kak Rumi bilang lo lagi cari yang punya ini sepatu, karna lo pernah one night stand sama yang punya sepatu. Dan sepatu ini local brand, yang punya di Jakarta cuma dua orang. Gue sama temen gue, kembaran. Kebetulan, kurang dari sembilan bulan yang lalu, gue one night stand di Lexus sama cowo, tapi rambutnya ginger. Is that you, Ego? Tapi rambut lo item sekarang."
Diego tersenyum kecil, "yep, that's me. Jadi apa yang bikin lo dateng kesini? Lo kesini khusus cari gue?" tanya Diego seraya membakar rokoknya, tidak ingin banyak bicara.
"Tadinya gue mau booking disini mau buat tattoo friendship sama sahabat gue, tapi salah fokus sama sepatu tadi," ucap Carissa terkekeh.
Bohong. Sebab Carissa memang mencari tau tentang Ego teman one night stand Tsanna. Ia mengancam Faradina, mantan Diego yang tidak sengaja ia temui di Finns Club Bali, dan menakuti bahwa ia akan melapor pada polisi jika ia tidak mengembalikan seluruh uang Tsanna, dan terkejut saat mendapati fakta, bahwa pemilik apartement itu merupakan Ego, yang memiliki nama asli, Diego Putera Dewa. Orang yang tinggal bersama Tsanna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello! Badboy [✔️]
Romance21+ || Explicit '𝘞𝘩𝘢𝘵 𝘩𝘢𝘱𝘱𝘦𝘯' 𝘪𝘯 𝘓𝘦𝘹𝘶𝘴, 𝘴𝘵𝘢𝘺𝘴 𝘪𝘯 𝘓𝘦𝘹𝘶𝘴' Apakah benar malam itu adalah pertemuan pertama dan terakhir mereka? Lalu bagaimana jika mereka bertemu lagi, sekali lagi, bahkan tinggal dalam satu atap yang sama...