Apologize

1.2K 58 17
                                    

"Gue temenan sama sahabat gue tuh udah dari SD, tapi tuh ya dia selalu aja iri sama apa yang gue punya. Cowo yang gue suka, dia juga suka. Apa yang gue pengen, dia juga pengen. Bahkan usaha gue—"

"—gue harus balik sekarang. Sorry kalo lo harus balik sendiri." ucap Diego tak mengindahkan Carissa yang sedari tadi menceritakan kisah hidupnya yang dikhianati sahabat yang begitu ia cintai.

"Loh, kenapa?" Tanya Carissa seraya menangkupkan kedua tangannya pada wajahnya. Bibirnya mencebik dan memasang wajah yang begitu sedih.

"Please, gue nggak punya waktu buat kasih alesan. Gue lagi urgent." Diego berdiri dari duduknya, hendak berjalan meninggalkan rooftop Amore Resto, namun Carissa menahan tangannya.

"Okay. Gue bisa pulang naik Uber. Tapi lo beneran kan dateng ke birthday party gue di Lexus weekend ini?" Tanya Carissa.

Terlihat wajah berpikir Diego, namun sayangnya kepalanya hanya penuh tentang Tsanna, dan matanya terus menatap tracking uber yang membawa Tsanna semakin menjauh dari Hannam Boulevard, dan akan melewati Amore Resto sebentar lagi, untuk menuju ke Skyhouse.

"Gue sedih banget deh kalo nggak jadi," ucap Carissa memasang raut sedih, "padahal gue mau pamer sama temen gue, kalo gue beneran dapet cowo yang suka sama gue, dan—nembak gue buat jadi pacarnya."

Sepertinya mulut Carissa sudah penuh dengan jampi pelet, sehingga siapapun yang mendengarkannya akan memenuhi keinginannya. Namun bedanya Diego saat ini kalut perihal Tsanna, dan merasa bersalah menarik Carissa dalam situasi yang tidak seharusnya ia masuki.

Diego menatap Carissa penuh rasa bersalah, raut wajah bersedih gadis polos yang ia ambil keperawanannya, dan belum ada 24 jam ia pacari, memiliki kisah cinta yang menyedihkan, dan harus ia tambah dengan terlukanya harga dirinya jika Diego memutuskannya hari ini juga.

Setidaknya, Diego masih memikirkan bagaimana malam indah yang pernah mereka lewati di Lexus kala itu, disaat belum ada Tsanna menginvansi ruang hidup dan pikirannya. Maka Diego memilih untuk, setidaknya memberikan Carissa sedikit waktu, untuk menganggapnya sebagai seorang—kekasih.

"Okay, gue dateng."

"Lo boleh ajak temen lo, soalnya gue sewa dua table VVIP. Bisa buat temen-temen lo, dan temen-temen gue biar nggak canggung." ucap Carissa tersenyum manis.

"Bisa bahas by chat aja kan, Carissa? Gue beneran harus pergi sekarang juga," ucap Diego melihat uber Tsanna sudah melewati Amore Resto.

Carissa terkekeh lalu mengangguk, "go on, hati-hati Diego. Thanks for tonight," ucap Carissa lembut.

Diego hendak melangkah pergi, namun satu kalimat dari Carissa menahan langkahnya.

"Nggak ada satu kecupan pamit untuk kekasih barunya, Ego?"

Diego menahan napas, kemudian berjalan mundur ke arah Carissa. Ia pandangi lekuk wajahnya, bahkan pipi Carissa yang senang sekali ia ciumi malam itu tidak lagi menjadi minatnya. Diego sedikit merunduk untuk mengecup pucuk kepala Carissa, lalu berjalan cepat meninggalkan Amore Resto.

Sementara Carissa menyunggingkan smirk pada sudut bibirnya, dan terkekeh rendah. "Let's play the game, Tsanna..." ucapnya tertawa sinis.

🦩🦩🦩🦩🦩

Cyiiiittttt!!!

Supir taksi Uber yang membawa Tsanna sontak menekan kuat pedal rem saat Lamborghini yang melaju kencang menyalip mobilnya tiba-tiba.

"Astaghfirullah!!" ucap sang supir terkejut. Jantungnya hampir saja lepas, dengan bola mata yang melotot hendak keluar dari rongga matanya, "orang gila!"

Hello! Badboy [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang