36 -Pelukan Seorang Ayah

906 108 11
                                    

HALLO, SEBELUM BACA JANGAN LUPA VOTE. DAN SESUDAH BACA JANGAN LUPA COMMENT. KASIH MASUKAN TENTANG BAB INI, YA.

HAPPY READING!! ❤️

-oOo-

"Pak lepasin kita! Kita gak salah!" teriak Fateh di dalam sel. Cowok itu daritadi terus meraung-raung agar di lepaskan, karena memang ia tidak salah sama sekali.

"Gara-gara lo Vin, kita jadi kebawa-bawa kan?!" timpal Nizam pada Kevin yang sedang duduk di bawah.

"Kenapa lo jadi nyalahin gue anjing?!" balas Kevin tak terima.

"Ini emang gara-gara lo! Kalo lo gak nyuruh kita, pasti kita gak akan kebawa-bawa kayak gini, apalagi sampe masuk penjara!" tambah Fateh.

"Nyesel gue nurut sama lo!" tambah Nizam.

"Kalo emang kalian gak mau, seharusnya gak usah bangsat! Ini juga salah kalian!"

"Kalo lo gak ngancam, kita juga bakal nolak anjing!" balas Fateh tak mau kalah. Mereka lalu terdiam seketika.

"Kita gak ngelakuin apa-apa padahal. Yang nembak aja cewek lo yang mewakili. Seharusnya dia yang di tangkap, bukan kita!" cerocos Nizam dengan memegangi luka di pelipisnya akibat ikut di hajar oleh The Boys.

***

"Mal? Lo udah sadar?"

Mala samar-samar mendengar pertanyaan dari seseorang. Lalu matanya terbuka. "Gu-gue ada dimana?" lirihnya lalu memegangi kepalanya yang terasa pusing.

"Akhirnya lo sadar juga!" seru Devi. Cewek itu lalu memeluk Mala saat itu juga. Di dekat Devi juga ada Anneth yang ikut lega.

Mala terlihat bingung sebentar, sampai pada akhirnya ia teringat pada Rakha. Pada kejadian semalam. Lalu matanya melihat ke arah jendela yang ternyata di luar sudah cerah, itu artinya hari sudah berganti.

"Ra-rakha... Rakha gimana, Dev?! Keadaan dia gimana?!" ucap Mala panik, lalu melepaskan pelukan Devi dan akan pergi darisana.

"Mal tenang. Lo baru sadar," tahan Anneth langsung.

"Gue gak bisa tenang! Gue gak mau sampe suami gue kenapa-napa!" jawab Mala. Perlahan airmatanya keluar. Kejadian mengerikan semalam, kembali berputar.

"Iya, tapi lo juga harus inget sama baby yang ada di kandungan lo." tambah Devi. Mala akhirnya terdiam, lalu mengelus perutnya yang masih rata itu. Walaupun begitu, tapi di dalam ada satu nyawa yang hidup dan harus ia jaga dengan baik.

Setelah itu Dokter Anita, Dokter kandungan yang sempat memeriksa Mala beberapa Minggu yang lalu datang bersama Linda.

Linda mendekat dan ikut lega karena akhirnya anaknya sudah sadar. "Akhirnya kamu udah bangun, Mama takut kamu kenapa-napa sayang,"

"Dok, saya boleh keluar kan? Saya mau ketemu sama suami saya! Saya harus ada di samping dia," ucap Mala setelahnya pada Dokter.

"Tapi kondisi kamu masih lemah. Sebaiknya kamu istirahat dulu, sampai kondisi kamu benar-benar stabil, ya?"

Mala menggeleng, "saya gak papa, dok. Saya baik-baik aja!"

"Kondisi kandungan kamu yang juga tidak baik-baik aja sekarang," balas Dokter Anita.

"Kondisi kandungan kamu lemah, karena kamu yang banyak pikiran. Jadi, sebaiknya diam dulu disini"

My Dream (Rakhmal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang