Han Dae Hwa berjalan dengan tidak bertenaga, ia merasakan tungkai kakinya sakit akibat terlalu lama berdiri. Dihempaskan tubuhnya pada sofa ruang tamu miliknya lalu menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa. Energinya habis terkuras hari ini, ia menyesali keputusannya mengikuti kemauan kakaknya. Seharusnya ia sudah mengantisipasi, mustahil di acara sepenting itu tidak ada para pencari berita. Han Dae Hwa benar-benar menyesali keputusan yang ia ambil hari ini. Setelah mati-matian ia menyembunyikan indentitasnya selama ini, namun dengan mudahnya ia menyerahkan dirinya memberi makan orang-orang yang haus akan berita. Tamat sudah riwayatnya, setelah ini kehidupannya tidak akan sama lagi. Kemanapun ia memijakkan kaki ia harus terus menjaga nama baik Ayah dan kakaknya. Getaran ponsel dari dalam tasnya membuat Dae Hwa segera memperbaiki posisinya dan merogoh ponsel di dalam tas miliknya.
" yeoboseyo " jawab Dae Hwa lemah.
" apa kau baik-baik saja? " tanya seseorang diseberang sana.
" aku tidak apa-apa, hanya kelelahan saja. Aku tidak menyangka acaranya akan selama itu "
" kau yakin baik-baik saja? "
" kau masih pemotretan sekarang? " tanya Dae Hwa mencoba mengalihkan pembicaraan.
" nde, aku sudah hampir selesai. Aku cukup sibuk hari ini, jangan lupa makan eoh " tukas sang penelepon diseberang sana lalu segera mematikan sambungan telepon setelah mendapat jawaban dari Dae Hwa.
Gadis itu tau, kekasihnya pasti khawatir dengannya saat ini. Tampil di publik tak pernah ada dalam daftar rencananya hari ini. Lihatlah sekarang, wajahnya muncul di mana-mana. Memang benar semua yang diberitakan tentang dirinya bukanlah hal buruk, sudah sewajarnya putri kedua dari perusahaan raksasa Korea yang selama ini selalu dirahasiakan tiba-tiba muncul ke permukaan sudah pasti akan menghebohkan publik. Tak mau ambil pusing, Dae Hwa segera melangkahkan kakinya menuju kamar untuk membersihkan diri lalu mengistirahatkan tubuh.
Dae Hwa terbangun saat hari sudah gelap. Diraihnya ponsel yang ada di nakas untuk mengecek jam berapa saat ini. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, bukankah kekasihnya itu berjanji akan datang menemuinya malam ini. Segera gadis itu menghubungi Jeon Wonwoo untuk menanyakan keberadaan pria itu. Panggilan Dae Hwa tak mendapatkan jawaban, ia mencoba lagi namun masih saja nihil.
" kau benar-benar sibuk eoh? " monolog gadis itu sendirian sembari memandangi wallpaper ponselnya yang menunjukkan potret dirinya dan Jeon Wonwoo.
Ia sibakkan selimut lalu turun dari ranjangnya dan berlalu menuju dapur berniat untuk mengisi perutnya yang kelaparan. Sesampainya di dapur, Dae Hwa memutuskan untuk memakan apel terakhir yang tersisa di dalam lemari pendingin. Meraih remote televisi lalu mendudukan diri disana, memakan apel sembari fokus menonton acara favoritnya, Going Seventeen. Jiwa fangirlingnya ternyata tak menghilang meski idolanya sudah menjadi kekasihnya saat ini. Karena terlalu fokus menonton Dae Hwa sampai tak menyadari ada seseorang yang masuk ke dalam apartmentnya.
" sebegitunya kau merindukanku eoh? " celetuk Wonwoo sembari mencubit pelan pipi kekasihnya.
" kamchagi, kae seperti hantu saja " omel Dae Hwa mengelus dadanya karena terkejut.
" kau saja yang terlalu fokus melihat ketampananku sampai tidak sadar kalau aku masuk " balas Wonwoo turut memcomot potongan apel di meja.
" kau selain seperti hantu narsis juga ternyata " tak ingin lagi menggoda kekasihnya Wonwoo justru memposisikan dirinya berbaring menjadikan paha Dae Hwa sebagai bantal.
" aku lelah sekali hari ini " gumam Wonwo mengusak wajahnya ke perut kekasihnya. Beginilah pria yang disebut sebagai idola dengan image cool itu, nyatanya setelah semakin mengenal pria ini, apa yang ditampilkan di publik tak 100% sama dengan kehidupan aslinya.
" istirahat kalau lelah " ucap Dae Hwa sembari mengelus kepala Wonwoo pelan.
" kenapa kau memutuskan untuk tampil di publik " tanya Wonwoo mencoba mencari jawaban dari pertanyaannya sejak pagi tadi.
" entahlah terjadi begitu saja " jawab Dae Hwa santai.
" bukankah kau bilang tak ingin orang tau siapa dirimu " cecar Wonwoo penasaran.
" kakakku memintaku untuk datang ke acara itu, ini pertama kalinya kakakku memintaku untuk datang ke acara seperti ini. Aku tak bisa terlalu banyak membantu Ayah dan Kakakku selama ini. Maka dari itu aku memutuskan menuruti permintaan kakakku, toh aku hanya perlu datang saja. Namun aku juga tak menyangka akan ada banyak reporter disana " jelas Dae Hwa panjang lebar.
" kau sudah tahu belum kalau carat juga membicarakanmu " ucap Wonwoo sembari menunjukkan layar ponselnya.
" kupse hyung yang memberitahuku ini " lanjut pria itu. Menghembuskan nafas kasar Dae Hwa melupakan fakta bahwa sebagian besar Carat mengenali wajahnya.
" itu artinya kita harus lebih berhati-hati lagi mulai saat ini, kalau sampai penggemarmu diluar sana mengetahui tentang kita pasti mereka akan mengamuk " canda Dae Hwa yang mendapat kekehan pelan dari Wonwoo.
" maafkan aku " sesal Wonwoo yang membuat Dae Hwa kebingungan.
" maaf untuk apa ? "
" maaf kalau hubungan kita tak bisa berjalan seperti biasanya. Aku tak bisa membuat hubungan kita seperti layaknya orang berkencan " ucap Wonwoo penuh penyesalan.
" apa yang oppa bicarakan sebenarnya " ucapan Wonwoo membuat Dae Hwa kebingungan akan maksud pria itu.
" aku tak bisa membawamu berjalan-jalan keluar, bergandengan tangan, piknik, ke taman hiburan, duduk santai di cafe, mencoba jenis makanan baru, bersepeda bersama . Yang bisa kita lakukan hanya berkencan diruangan tertutup seperti ini " jelas Wonwoo menatap mata Dae Hwa sendu.
" aniyaa, gwenchana tak perlu memikirkan itu. Aku sudah merasa istimewa kau masih bisa meluangkan waktu untuk menemuiku meski kau sibuk, meski oppa lelah " ucap Dae Hwa menenangkan kekasihnya.
Tak menampik, dari dalam lubuk hatinya Dae Hwa juga menginginkan kencan seperti pasangan pada umumnya. Namun kencan yang dilakukannya selama ini juga menyenangnya. Memasak bersama, membersihkan rumah bersama, Wonwoo mencuci piring Dae Hwa memasak. Bukankah seperti ini jauh lebih baik, simulasi berumah tangga. Tidak buruk bukan? kalau semua penggemar tahu apa yang dilakukannya dengan idolanya mereka pasti akan menginginkan hal yang sama. Yang perlu Dae Hwa saat ini lalukan hanyalah mensyukuri apa yang ia miliki saat ini, karena siapa yang tidak ingin menjadi kekasih seorang Jeon Wonwoo.
See you next part 😉
![](https://img.wattpad.com/cover/348528380-288-k128901.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FORBIDDEN LOVE - Jeon Wonwoo
Fiksi PenggemarJeon Wonwoo idol tampan member salah satu boygrup terkenal, introvert namun hangat dan penyayang kepada orang terdekatnya Han Dae Hwa fangirl garis keras, Masternim dari Jeon Wonwoo. Sosoknya cantik, berwajah imut dan manis. Berkepribadian ceria dan...