Cʜᴀᴘᴛᴇʀ 2 - Sᴇᴏʀᴀɴɢ Aɴᴀᴋ

610 68 14
                                    

Oᴠᴇʀғʟᴏᴡ ©ᴛᴇʀᴀꜱᴏʀᴀ
𝑫𝒊𝒔𝒄𝒍𝒂𝒊𝒎𝒆𝒓: 𝑵𝒂𝒓𝒖𝒕𝒐 ©𝑴𝒂𝒔𝒂𝒔𝒉𝒊 𝑲𝒊𝒔𝒉𝒊𝒎𝒐𝒕𝒐
Sᴀsᴜʜɪɴᴀ Fᴀɴғɪᴄᴛɪᴏɴ ©❷⓿❷➍

Hᴀᴘᴘʏ ʀᴇᴀᴅɪɴɢ~~

***

Cʜᴀᴘᴛᴇʀ 2 — Sᴇᴏʀᴀɴɢ Aɴᴀᴋ

"Aku penasaran bagaimana wajah anak itu," gumam Sasuke lalu terkekeh pelan. Sepertinya kegilaannya makin bertambah, tiba-tiba saja ia ingin melihat wajah anak itu. Padahal ia sendiri tak menginginkannya. Yang menginginkannya tentu saja hanya wanita itu. Wanita yang memintanya untuk menidurinya berulang kali sampai membuatnya mengandung dengan bayaran uang yang tidak sedikit.

Tok tok tok....

Sasuke mengalihkan perhatiannya saat ia mendapati pintu ruang kerjanya diketuk beberapa kali. "Masuk!" katanya dan tak lama ia melihat kakak laki-lakinya yang baru saja menikah masuk dengan wajah bahagia.

"Sasuke, apa aku mengganggumu?" tanya Itachi.

"Tidak. Ada keperluan apa?" Sasuke beranjak dari kursi kerjanya lalu duduk di sofa. Ia mempersilakan Itachi dan kakaknya duduk di hadapannya. "Apa ada hal penting yang ingin kau sampaikan?"

"Ya, aku dan Izumi akan pergi berbulan madu ke Swiss. Maka dari itu, aku ingin berpamitan. Mungkin beberapa pekerjaan pun akan sampai ke mejamu sebagai wakil direktur. Apa kau tak masalah?"

"Tentu. Kau tak perlu khawatir," Sasuke berbasa-basi dengan baik pada kakak laki-lakinya. "Berapa hari kau akan bulan madu?" tanya Sasuke, memastikan.

"Sekitar 2 minggu. Aku akan kembali hari selasa tanggal 23 nanti."

Sasuke melihat kalender di ruang kerjanya sebentar lalu berdehem. "Baiklah."

Itachi tampak tak nyaman.

"Apa ada hal lain yang ingin kau katakan?" tanya Sasuke karena gelagat kakak laki-lakinya cukup aneh.

"Entahlah, aku merasa firasatku tidak begitu baik akhir-akhir ini." Itachi menatap adiknya yang tampak rapi dengan pakaian kantornya. "Sudahlah, lupakan masalahku! Bagaimana denganmu? Apa kau berniat untuk menikahi Sakura dalam waktu dekat?"

"Entahlah," Sasuke menjawab dengan jujur.

"Kau masih saja ragu, padahal hubungan kalian kelihatannya baik-baik saja selama ini." Itachi terkekeh pelan. "Apa kau masih khawatir dengan posisimu di Uchiha Grup?"

Sasuke tertawa pelan. "Aku tidak pernah mengkhawatirkannya. Itu sebabnya aku merasa tak yakin dengan pertunanganku dan Sakura. Apa aku harus menjalani sandiwara ini selamanya?"

Itachi menundukkan kepalanya. Ia tahu adik yang baru ditemukan setelah 15 tahun hilang itu sangat kikuk dengan dunia bisnis dan suksesi yang mereka jalani. Baginya yang hidup dengan persiapan sejak dini, mungkin ia tak memiliki masalah besar. Tapi bagi Sasuke ... itu bukan hal biasa.

Kadang Sasuke masih tampak tidak nyaman dengan pakaian dan keberadaannya. Kadang ia terus menunjukkan wajah tak bersahabatnya yang arogan seolah tak ingin diikuti siapapun.

"Andai dulu aku menjagamu baik-baik, kau pasti tidak perlu merasakan asing di tempatmu yang sebenarnya, Sasuke."

"Tidak perlu membahas ini lagi, Itachi." Sasuke beranjak. Ia membuatkan kopi lalu meletakkan cangkirnya di atas meja di hadapan kakaknya.

Pintu ruang kerja Sasuke diketuk lagi. Saat Izumi masuk, wanita itu tersenyum lebar sambil membawa paper bag. "Sasuke, aku membawakanmu hadiah. Coba lihat ini!" Izumi mengeluarkan isi paper bag itu, sebuah kotak berisi dasi berwarna navy dengan garis diagonal ditunjukkannya. "Bagaimana? Apa kau menyukainya?"

OVERFLOW [18+] Sasuhina FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang