Cʜᴀᴘᴛᴇʀ 11 - Bᴀʟᴀsᴀɴ Cɪɴᴛᴀ Yᴀɴɢ Tᴜʟᴜs

413 64 8
                                    

Oᴠᴇʀғʟᴏᴡ ©ᴛᴇʀᴀꜱᴏʀᴀ

𝑫𝒊𝒔𝒄𝒍𝒂𝒊𝒎𝒆𝒓: 𝑵𝒂𝒓𝒖𝒕𝒐 ©𝑴𝒂𝒔𝒂𝒔𝒉𝒊 𝑲𝒊𝒔𝒉𝒊𝒎𝒐𝒕𝒐

Sᴀsᴜʜɪɴᴀ Fᴀɴғɪᴄᴛɪᴏɴ ©❷⓿❷➍

𝙿𝚎𝚛𝚒𝚗𝚐𝚊𝚝𝚊𝚗 : 𝚁𝚊𝚗𝚓𝚊𝚞 𝚝𝚢𝚙𝚘 𝚍𝚒 𝚖𝚊𝚗𝚊-𝚖𝚊𝚗𝚊 𝚔𝚊𝚛𝚎𝚗𝚊 𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚍𝚒𝚛𝚎𝚟𝚒𝚜𝚒!

Hᴀᴘᴘʏ ʀᴇᴀᴅɪɴɢ~~

***

Chapter 11 — Balasan Cinta Yang Tulus

"Ya. Dia menjadi direktur utama di Hyuuga TV."

"Wanita itu selalu tak terduga," Fugaku berkomentar. "Sayang sekali dia tak jadi menantuku. Bukankah begitu Mikoto?"

Mikoto tak menjawab. Ia tampak ragu untuk bicara. Mikoto mengambil gelas lalu menandaskan rasa hausnya yang minim.

"Sayang sekali wanita muda itu harus lahir di perkumpulan manusia-manusia kolot, tapi dia cukup hebat karena berhasil bertahan sejauh ini."

Sakura mengepalkan tangan di atas pangkuannya saat terus mendengar Fugaku memuji Hinata. Ini adalah hal biasa yang ia dengar jika menyangkut soal Hyuuga. Mantan tunangan Itachi itu tak bisa diremehkan meskipun sudah membuat aib di antara keluarganya.

"Mari kita akhiri sampai di sini pertemuan ini," Fugaku mengakhiri obrolannya. Ia minum beberapa teguk sebelum akhirnya meninggalkan perjamuan makan malam yang masih menyisakan hawa dingin dan sepi.

"Sasuke, apa tidak ada yang memberitahumu soal Hinata?" Mikoto membuka suaranya setelah beberapa saat. Mereka kini sedang menikmati hidangan penutup sekarang. "Meskipun ayahmu memujinya, dia masih sangat kesal dengan perbuatannya yang mempermalukan keluarga kita."

"Aku hanya mendengar dari gosip karena Hinata membatalkan pertunangan dengan Itachi setelah mengakui kehamilannya."

"Itu memang yang terjadi. Meskipun kejadian itu sudah lama terjadi, tapi ayahmu sangat marah dengan kejadian itu. Ayahmu sudah terlalu banyak berharap untuk mendapatkan Hyuuga Hinata sebagai menantunya. Apalagi Hinata adalah anak sulung keluarga Hiashi."

"Jadi Ayah terobsesi pada Hyuuga Hinata karena dia anak pertama pemilik Hyuuga Corp?"

"Hubungan ayahmu dan Hiashi cukup baik sampai menjodohkan kakakmu dan Hinata." Mikoto mendesah berat. "Sudahlah, toh ini cerita lama! Kita tak perlu membahasnya terlalu jauh."

Sasuke merasa tidak nyaman. "Maaf, Ibu...."

"Tidak perlu minta maaf. Kau pasti melakukan itu karena tidak tahu situasi yang terjadi di masa lalu."

Sasuke bergeming. 'Andai Ibu tahu, akulah pria yang sudah menghamili Hinata saat itu, mungkin Ibu tidak akan bicara seperti ini.'

"Oh ya, apa kau dan Sakura ingin menginap untuk malam ini?" tanya Mikoto. Ia mengalihkan topik pembicaraan.

"Tidak. Aku akan pulang."

Sakura tampak kecewa, tapi ia tak berkomentar.

Setelah acara makan malam keluarga itu berakhir, Mikoto mengantar kepulangan Sasuke dan tunangannya ke luar lalu menunggu beberapa saat hingga mobil yang dikendarai keduanya makin menjauh.

***

"Kenapa kita tidak menginap saja? Padahal ini waktu yang tepat untuk menunjukkan hubungan harmonis antara kita berdua, Sasuke."

"Aku lelah bersandiwara, Sakura," Sasuke mengatakan dengan jujur. "Mungkin kau menikmatinya, tapi aku tidak sama sekali."

"Aku kan sudah sering mengatakannya padamu. Kau harus membuka hatimu untukku agar kau tak merasa lelah lagi. Kenapa begitu sulit untukmu menerimaku? Apa kurangnya aku? Apa aku kurang cantik?"

OVERFLOW [18+] Sasuhina FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang