Cʜᴀᴘᴛᴇʀ 21 - Tᴜᴛᴏʀ Pɪᴀɴᴏ Kᴀᴢᴜ

462 65 10
                                    

Oᴠᴇʀғʟᴏᴡ ©ᴛᴇʀᴀꜱᴏʀᴀ

𝑫𝒊𝒔𝒄𝒍𝒂𝒊𝒎𝒆𝒓: 𝑵𝒂𝒓𝒖𝒕𝒐 ©𝑴𝒂𝒔𝒂𝒔𝒉𝒊 𝑲𝒊𝒔𝒉𝒊𝒎𝒐𝒕𝒐

Sᴀsᴜʜɪɴᴀ Fᴀɴғɪᴄᴛɪᴏɴ ©❷⓿❷➍

Hᴀᴘᴘʏ ʀᴇᴀᴅɪɴɢ~~

***

##Chapter 21 — Tutor Piano Kazu

Kazu mengetuk pintu kamar ibunya beberapa kali karena tak ada sahutan dari dalam.

Setelah beberapa menit menunggu bahkan nyaris mengetuk pintu kamar lagi, Hinata akhirnya membukakan pintu untuk putranya.

"Ibu," gumam Kazu dengan suara pelan. "Aku minta maaf."

Hinata beranjak dari ambang pintu kamarnya lalu duduk di kursi kerja yang ada di kamarnya dengan kedua tangan terlipat di depan dada. Tingkah wanita itu terasa begitu mengintimidasi salah satu putra kembarnya yang memang sudah melakukan kesalahan.

"Memangnya apa kesalahanmu sampai harus meminta maaf seperti ini?" cibir Hinata sambil melirik tajam Kazu.

"Aku pergi membolos dari les pianoku," ujar Kazu mencicit. "Aku tahu, aku bersalah. Maafkan aku, Ibu." Kazu menundukkan kepala sambil berdiri di hadapan ibunya. Ia harus menghadapi kemarahan Hinata agar sang ibu tidak terlalu lama melakukan silent treatment padanya. Lagipula ia memang menyesal sudah membuat ibunya kecewa!

"Apa kau tak suka dengan les piano?"

"Bukannya tidak suka. Aku hanya tidak suka tempat dan gurunya," Kazu bicara dengan lirih di akhir kalimat. "Maafkan aku."

Hinata mendesah berat setelah beberapa saat berpikir. Ia juga melihat bagaimana tingkah pihak tempat les dan tutor Kazu yang mengejek putranya. 'Ah ternyata mereka memang tidak cocok untuk Kazu.'

"Ya kalau begitu apa boleh buat," desah Hinata. "Lebih baik kau ke luar saja dari tempat les itu."

"Ibu!" Kazu tampak bersalah. "Maafkan aku! Aku janji setelah ini akan belajar dengan baik."

"Tidak perlu membuat janji yang mungkin akan kau ingkari, Kazu." Hinata bangkit dari kursi yang ia duduki. Berjalan dengan langkah pendek sebentar, ia pun memeluk putranya yang berdiri tertunduk di tengah kamarnya yang luas. "Seharusnya kau memberitahu Ibu jika tidak cocok dengan tempat les itu. Bukankah kau sudah membuang waktu karena harus bolos?"

"Tapi tempat les musik itu sangat mahal...." Kazu mendengar dari teman satu tutornya bahwa tempat lesnya cukup mahal dan sulit untuk masuk sana. Ia yang tak tahu apa-apa jadi serba salah. Ia tak cocok dengan pengurus dan tutor pianonya, tapi ia juga tak ingin pergi sebelum masa pembelajarannya selesai. Ia pikir, setidaknya ia harus tetap belajar sesuai dengan biaya yang sudah dikeluarkan oleh ibunya selama 1 semester penuh.

"Kau tahu, ada yang lebih mahal dari tempat les itu? Yaitu waktu mudamu. Ibu tidak mau kau membuang waktumu untuk melakukan hal tidak jelas karena harus membolos." Hinata hanya ingin yang terbaik untuk kedua putranya. Itu sebabnya ia bekerja keras selama ini, demi masa depan kedua putra kembarnya. "Kau kehilangan banyak waktumu karena cedera. Sekarang ini kau sedang mengejar ketertinggalanmu dari Hiro."

Kazu hanya bergeming. Ia tak suka saat harus dibandingkan dengan saudara kembarnya. Mereka memang mirip, tapi ia tak suka jika harus mengejar Hiro. Ia kan punya jalan hidupnya sendiri.

"Apa ada hal lain yang ingin kau lakukan?" tanya Hinata. Ia harus tahu tentang putranya. "Atau kau punya rekomendasi tempat les piano lain yang ingin kau datangi?"

"Tempat les piano yang ingin kudatangi?" Kazu mendadak teringat sesuatu. "Apa aku boleh mendapatkan tutor lain?"

"Tentu saja. Asal kau mau belajar dengan tekun, Ibu tak masalah. Itu lebih baik daripada membayar mahal tapi kau tak mendapat apa-apa."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OVERFLOW [18+] Sasuhina FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang