Cʜᴀᴘᴛᴇʀ 15 - Hᴀᴅɪᴀʜ Uʟᴀɴɢ Tᴀʜᴜɴ ᴅᴀʀɪ Sᴀsᴜᴋᴇ

399 61 7
                                    

Oᴠᴇʀғʟᴏᴡ ©ᴛᴇʀᴀꜱᴏʀᴀ

𝑫𝒊𝒔𝒄𝒍𝒂𝒊𝒎𝒆𝒓: 𝑵𝒂𝒓𝒖𝒕𝒐 ©𝑴𝒂𝒔𝒂𝒔𝒉𝒊 𝑲𝒊𝒔𝒉𝒊𝒎𝒐𝒕𝒐

Sᴀsᴜʜɪɴᴀ Fᴀɴғɪᴄᴛɪᴏɴ ©❷⓿❷➍

𝙿𝚎𝚛𝚒𝚗𝚐𝚊𝚝𝚊𝚗 : 𝚁𝚊𝚗𝚓𝚊𝚞 𝚝𝚢𝚙𝚘 𝚍𝚒 𝚖𝚊𝚗𝚊-𝚖𝚊𝚗𝚊 𝚔𝚊𝚛𝚎𝚗𝚊 𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚍𝚒𝚛𝚎𝚟𝚒𝚜𝚒!

Hᴀᴘᴘʏ ʀᴇᴀᴅɪɴɢ~~

***

Chapter 15 — Hadiah Ulang Tahun dari Sasuke

"Apa ini?" Hinata cukup kaget saat mendapati paket yang cukup besar berada di teras rumahnya. Ia membawa masuk dengan susah payah lalu meletakkannya di atas kotatsu di tengah ruangan.

"Dari Buldex Game Developer USA," Hinata mengerutkan kening. "Kazu! Hiro!" Radar Hinata terasa berdenging. Ini pasti pekerjaan anak-anak!

"Okaeri, Okaa-sama!" Kazu melihat paket besar di atas meja itu lalu menyapa dengan sopan seperti berada di kediaman besar Hyuuga.

"Apa ini? Ini bahkan paket dari luar negeri!" Hinata berdiri lalu menunjuk paketnya dengan sengit. Ia menelisik saat menatap Kazu.

Hiro berada di anak tangga saat mendengar kemarahan ibunya. Naik lagi pelan-pelan, anak laki-laki itu pun menyelamatkan diri dari kemarahan ibunya. Ia sengaja menyembunyikan dirinya dengan baik.

"Aku dan Hiro mendapat hadiah ulang tahun dari seseorang."

"Hadiah ulang tahun? Hadiah ulang tahun dari siapa yang sedang kita bahas sekarang?" Hinata berkacak pinggang di depan Kazu yang menundukkan kepala.

"Itu hadiah dari ayah kami," Kazu menjawab dengan suara mencicit seperti tikus yang terjepit pintu.

"Ayah kami?" Hinata tiba-tiba teringat Sasuke. "Apa kalian bertemu pria yang menabrak Hiro?"

"Ya," suara Kazu sepertinya transparan.

"Kapan kalian menemuinya?"

"Beberapa hari setelah pertemuan di depan Senju Hospital," jawaban pelan kembali terdengar.

"Kalian tidak memberi tahu Ibu. Jadi diam-diam kalian bertemu ayah kalian tanpa seizin Ibu!"

"Ibu, aku hanya ingin tahu orang seperti apa ayahku," Kazu mulai bicara dengan berani. "Aku selama ini penasaran dengan orang yang disebut ayah oleh kebanyakan teman-temanku."

Hati Hinata tiba-tiba mencelos. Putranya selama ini iri pada teman-temannya yang memiliki ayah? Ya, itu patut terjadi! Hinata mengatur napasnya agar lebih tenang lalu duduk di sofa. "Ke mari, duduklah!"

Kazu menurut. Ia duduk di samping Hinata.

"Lain kali jika ingin bertemu, kalian harus minta izin terlebih dahulu pada Ibu!" kata Hinata.

"Baik, Bu. Maafkan aku!" Kazu menundukkan kepala. Ia sudah tahu bagaimana caranya menangani kemarahan ibunya yaitu dengan menuruti perkataannya. Lagipula ibunya bukan sosok yang egois sampai tidak memperhitungan kondisi anak-anaknya.

"Baiklah. Ibu juga minta maaf karena sudah memarahimu." Hinata memeluk Kazu. Putranya itu balas memeluk ibunya.

Setelah sadar situasi sudah dingin, Hiro yang tadinya bersembunyi pun menuruni anak tangga lalu ikut berpelukan dengan ibu dan saudara kembarnya.

Kazu melirik tajam pada Hiro. 'Bisa-bisanya kau tidak ikut menghadapi kemarahan Ibu!'

Hiro tersenyum tulus. Ia merasa terberkati.

OVERFLOW [18+] Sasuhina FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang