Cʜᴀᴘᴛᴇʀ 17 - Tɪᴛɪᴋ Lᴇᴍᴀʜ Fᴜɢᴀᴋᴜ

345 63 7
                                    

Oᴠᴇʀғʟᴏᴡ ©ᴛᴇʀᴀꜱᴏʀᴀ

𝑫𝒊𝒔𝒄𝒍𝒂𝒊𝒎𝒆𝒓: 𝑵𝒂𝒓𝒖𝒕𝒐 ©𝑴𝒂𝒔𝒂𝒔𝒉𝒊 𝑲𝒊𝒔𝒉𝒊𝒎𝒐𝒕𝒐

Sᴀsᴜʜɪɴᴀ Fᴀɴғɪᴄᴛɪᴏɴ ©❷⓿❷➍

Hᴀᴘᴘʏ ʀᴇᴀᴅɪɴɢ~~

##Chapter 17 — Titik Lemah Fugaku

"Itachi dan Izumi sudah ditemukan dengan keadaan meninggal. Tubuhnya sudah diidentifikasi, Sasuke. Anakku, aku lagi-lagi kehilangan anakku huuuhuuu.... Ini tidak adil. Kenapa aku harus kehilangan anakku lagi?" tangis Mikoto.

Sasuke bergeming dengan tubuh lemas. Ia tetap membiarkan ibunya menangis di seberang telepon, sampai akhirnya panggilan itu diputus, lalu ia pun bangkit berdiri.

"Kita akan ke Swiss! Lupakan soal pekerjaan karena mayat kakakku sudah ditemukan!" ujar Sasuke.

Shisui tak bergerak. Ia tampak shock lalu menundukkan kepala.

Sasuke mendesah berat. Ia pun baru teringat bahwa Shisui dan kakaknya punya hubungan yang cukup dekat. Pria itu jelas shock dengan berita yang menimpa teman dekatnya itu.

"Aku akan menunggu di luar," ujar Sasuke. Ia memberi ruang pada Shisui.

Setelah 10 menit, pria itu ke luar dari ruangan lalu berdiri di depan meja kerjanya. "Aku akan membatalkan beberapa pertemuan kita dengan klien," ujar Shisui. "Anda bisa pergi lebih dulu. Aku sudah menghubungi sekertaris Anda untuk segera pergi ke bandara. Anda akan pergi menggunakan jet pribadi milik perusahaan. Mengenai detailnya, aku akan mengirimkannya ke email Karin, Sasuke-san."

Sasuke manggut-manggut. Ia berlalu pergi lebih dulu ke apartemennya.

Menyiapkan barang-barang yang biasa ia pergunakan untuk perjalanan dinas ke luar negeri, Sasuke kini menunggu jemputan dari Karin.

Karin dan Shisui sekarang pasti sangat sibuk mengurus keperluannya. Ia menyadari tapi hanya menganggap pekerjaan mereka sebagai salah satu bentuk loyalitas mereka sebagai pegawai yang bekerja dengan mendapatkan gaji yang diberikan oleh perusahaan selama ini.

***

Karin datang saat Sasuke sedang memakan roti lapisnya. "Maaf, apa Anda sudah menunggu lama?" tanya Karin, berbasa-basi.

"Tidak," Sasuke duduk dengan tenang. "Duduklah sebentar lalu makan roti ini!"

"Ya?" Karin tampak heran. Bukankah seharusnya Sasuke terburu-buru untuk ke bandara sekarang? Namun mengapa pria itu justru menyuruhnya makan. Apa Sasuke tak khawatir dengan kondisi kakaknya yang sudah ditemukan dalam kondisi tewas di perairan Aare? "Sasuke-san...."

"Kau terlihat kelelahan. Ada keringat di keningmu. Kau juga pasti belum sempat makan siang kan? Makanlah dulu! Tak ada salahnya jika kau beristirahat selama 10 menit untuk memakan roti lapis."

"Tapi penerbangan Anda...." tolak Karin dengan nada ragu.

"Bukankah Shisui memesan penerbangan menggunakan jet pribadi Uchiha? Jadi kupikir tak ada masalah dengan membuat mereka menunggu selama 10 menit. Atau kau mau kita berangkat sekarang? Kau bisa memakannya dalam perjalanan di dalam mobil saat kita menuju bandara."

Karin menundukkan kepala. Sejujurnya hati kecilnya terharu dengan sikap perhatian Sasuke. Pria itu memang sedikit kasar, tapi perhatiannya kadang di luar nalar. "Aku akan memakannya dalam perjalanan ke bandara, Sasuke-san." Akhirnya Karin memutuskan.

"Baiklah." Sasuke mengambil piring dengan roti lapis di atasnya. Ia menggunakan wrapping food lalu membungkusnya. "Bawalah lalu makan saat di mobil nanti!" Sasuke menyerahkan kotak bekal yang diisinya dengan roti lapis itu pada sekertarisnya.

OVERFLOW [18+] Sasuhina FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang