BAB 26

60.7K 3.5K 63
                                    

- 𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔 -


Untuk menenangkan dirinya, maka disini lah Keira berada. Rooftop sekolah. Tempat ini memang cocok untuk menenangkan diri.

Memasuki rooftop, Keira mendengus pelan, kala melihat seorang pria yang tak asing berbaring di kursi yang tersedia. Mata pria itu terpejam. Keira memilih duduk di kursi lain, melirik pria itu sekilas, "Lo tiap hari bolos ya?" tanya Keira.

Alvarez membuka mata nya sebentar, menatap Keira, lalu kembali memejamkan mata nya, "Ga juga. Kadang - kadang doang," ujar nya.

"Lo ngapain disini? Bolos juga?" tanya Alvarez. "Engga. Gue jamkos," jawab Keira yang direspon dengan deheman pelan.

Alvarez kembali membuka mata nya, teringat dengan perkataan teman nya kemarin saat bertemu. Pria itu lantas duduk, memandang wajah Keira hingga si empu mengernyit bingung. "Apaan?" tanya Keira.

"Motor gue waktu itu, lo pake buat apa?" tanya Alvarez balik.

Keira mengerjap beberapa kali, "Kenapa emang? Gada yang lecet kan?"

Alvarez menggeleng, "Gada. Gue cuma nanya, lo pake buat apa?"

"Kemarin, temen gue bilang, ada motor yang mirip motor gue di tempat balap. Tapi, yang bawa cewek. Itu lo?" tanya Alvarez menatap intens Keira.

Gadis itu mengusap tengkuknya, "Salah orang kali. Gue pake buat ikut pameran motor doang kok," bohong Keira. Alvarez mengernyit tak percaya.

"Udah lah, kalau lo ga percaya. Terserah. Intinya bukan gue. Buat apaan gue ke tempat balap gitu," ujar Keira sambil mengalihkan pandangan nya.

Alvarez masih tak percaya, tapi memilih untuk diam. Pria itu menghela nafas nya dan menyenderkan tubuh nya, menatap langit.

Keira juga memilih diam. Kini hanya hembusan angin yang terdengar karena mereka sama - sama sibuk dengan pikiran masing - masing.

----------

Kringg.. Kringg.. Kringgg...

Bel pulang sekolah berbunyi. Murid - murid berhamburan keluar dari kelas menuju parkiran. Keira juga begitu, niat awalnya. Namun, niat nya itu terganggu, kala melihat sesuatu yang aneh menurutnya.

Gadis itu memincingkan mata nya, 'Juan ngapain di tempat tong sampah gitu? Kayak pemulung aja,' batin nya heran.

"Kei? Malah bengong. Ayo, pulang," ujar Lisa menarik - narik lengan Keira. "Lo sama yang lain duluan aja deh, gue ada urusan," balas Keira melepaskan tangan Lisa lalu berjalan pergi meninggalkan teman - teman nya.

Lisa mengerjap, "Yaudah lah, kita duluan, yok pulang," putusnya menatap teman - teman nya itu.

Mereka pun pulang. Tentu dengan kendaraan masing - masing, kecuali Jessica yang di antar oleh pacar nya--Mars--.

Keira menghampiri pria yang kini tengah terduduk memandangi tempat sampah. Keira menepuk bahu pria itu. "Hoi! Lo ngapain di depan tempat sampah gini? Kayak gembel aja," canda Keira.

Juan mendongak pelan menatap Keira. Gadis itu sontak membelalak mata nya terkejut, "Lo kenapa anj*r?! Kok nangis?! Sakit hati gue bilangin kayak gembel?! Kan cuma bercanda!" cerocos Keira panik.

Bagaimana tidak? Sudah rambut acak - acakan, dasi berantakan, duduk di depan tempat sampah, hidung dan mata memerah digenangi air mata, apa ga syok Keira nya. Pria di depan nya jadi terlihat menyedihkan.

"M-maafin gue.. hiks.. sepatu yang lo kasih ga b-bisa gue jaga.. hiks.." ujar Juan sembari menatap kembali ke dalam tempat sampah. Pria itu terisak.

Keira mengikuti arah pandang Juan. Benar saja. Ternyata sepatu yang Keira beli untuk Juan kini tengah berada di tempat sampah dengan kondisi memprihatinkan. Sepatu itu dirobek di bagian depan nya.

The Antagonist ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang