BAB 28

61.3K 3.8K 69
                                    

- 𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔 -

Keesokan harinya, Keira langsung dipanggil ke ruang bk saat ia baru saja sampai ke sekolah. Ada bu Rina selaku guru bk dan satu lelaki paruh baya yang mengenakan setelan jas juga si ketua osis--Gabriel--.

"Oh, jadi ini yang ngebuat tangan anak saya patah? Iya?!" tanya si lelaki paruh baya itu memincingkan mata menatap Keira dengan tajam.

Itu pasti papa nya Liona. Keira tak tau siapa nama nya. "Maaf pak, tolong tenang ya.." ujar bu Rina. Lelaki setengah abad itu menghembuskan nafas nya kasar.

"Keira, karena perbuatan kamu, tangan Liona patah," kata bu Rina. "Apa perlu saya buat syukuran?" tanya Keira santai.

"Sialan! Tangan putri saya patah karena kamu! Seharusnya, kamu ngerasa bersalah!" gertak papa Liona marah.

Keira menghembuskan nafas nya panjang, "Maaf pak. Tapi putri anda juga salah di sini. Kalau putri anda ga ganggu saudara saya, saya juga ga akan nyari masalah," jelas Keira datar.

"Ganggu? Apa buktinya putri saya ganggu saudara kamu? Putri saya itu anak baik - baik!"

Keira mengangkat satu alisnya remeh, kemudian melirik bu Rina, "Bu. Di sekolah ini ada cctv, kan? Karena bapak ini ga percaya, tolong tunjukin rekaman cctv kemarin, jam 14.43. Terus.. hari Rabu, sekitar tiga minggu lalu, jam pulang sekolah. Liona sama temen - temen nya mau menganiaya Kenan di kelas 10-4, dia mau buka seragam Kenan, terus di rekam sama temen nya, Viona," ujar Keira panjang lebar.

"M-mana mungkin?!"

Keira memincingkan mata, "Bisa di cek sendiri," katanya.

Lelaki itu terdiam sejenak tampak menimbang. "Sebentar, biar saya--"

"Gak perlu bu. Saya maafin perbuatan anak ini. Ga perlu ganti rugi," potong papa Liona cepat, sebelum bu Rina meraih laptop nya.

Keira tersenyum puas, lelaki itu panik, berarti ia tau dengan kelakuan anak nya.

"Kasih saja hukuman pada anak ini. Biar dia jera. Saya juga bakal kasih nasehat ke anak saya," lanjut papa Liona.

Bu Rina mengangguk, mengiyakan. "Tapi pak, Liona dan teman - teman nya juga dapet hukuman dari pihak sekolah. Mereka di skors sebulan. Dan jika terulang, dengan berat hati, pihak sekolah harus mengeluarkan putri anda dari sekolah," jelas bu Rina.

"Iya. Saya mengerti. Nanti, saya sampaikan pada Liona. Putri saya ga akan mengulangi kesalahan yang sama," sahut lelaki itu.

Setelahnya, lelaki itu pamit pergi. Sebelum pergi, ia terhenti di sebelah Keira, melirik Keira tak senang sebelum akhirnya keluar dari ruangan.

"Keira, duduk," titah bu Rina. Keira menurut, duduk di hadapan bu Rina.

"Keira.. kamu tau kan? Perbuatan kamu ini tetap salah dan ga bisa di benerin. Jadi, kamu juga harus di hukum," kata bu Rina.

"Kamu di skors dari sekolah, tiga hari," lanjut bu Rina. "Tolong jangan ulangi kesalahan yang sama."

"Sekarang, kamu bisa pulang. Masuk tiga hari lagi," ujar bu Rina.

Keira menghembuskan nafas nya kasar, "Baik bu," jawab nya lalu berdiri. "Permisi."

Gadis itu berjalan pergi meninggalkan ruangan, di ikuti oleh Gabriel yang juga keluar, sengaja ingin menemui Keira.

"Keira," panggil Gabriel.

Keira menghentikan langkah nya. Lantas, gadis itu berbalik dengan wajah datar tak bersahabat. "Apa?"

"Kalau lo cuma mau ceramahin gue tentang masalah kemarin, mending--"

"Engga. Gue mau.. mau minta maaf," potong Gabriel sebelum Keira salah paham. Gadis itu mengernyit bingung, "Minta maaf?" gumam nya.

The Antagonist ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang