11 : SEORANG KANAYA

209 14 1
                                    

h a p p y r e a d i n g
.
.
.
.
.
.

"Thanks."

"Gue gak bisa bahas inggris, coba pake bahasa Indonesia dong nay." Tutur Zergan tersenyum lebar.

Melihat senyuman menyebalkan itu sontak membuat kanaya memutar bola matanya malas.

"Terimakasih." Ketus kanaya.

"Terimakasih apa?" Tanya zergan semakin membuat darah kanaya mendidih.

"Terimakasih anjing!" Jawab kanaya sewot dan berlalu pergi meninggalkan zergan seorang diri di halaman rumah nya.

Saat hendak menutup pintu rumah, kanaya sejenak menatap Zergan yang dengan genit nya mengedipkan sebelah matanya.

"Bangsat." Gumam kanaya saat melihat kedipan genit itu dan menutup kasar pintu utama tersebut.

Sementara Zergan yang tengah bersandar pada pintu mobilnya pun terkekeh kecil.

"Kanaya-kanaya.." Gumam zergan menggelengkan kepalanya dan beranjak memasuki mobilnya kembali.

Tak lama mobil mahal bewarna hitam tersebut melaju pergi meninggalkan perumahan kanaya.

- 100,0% -

Kanaya menghela nafas panjang saat melihat mobil zergan telah meninggalkan perkarangan rumahnya.

Gadis cantik itu pun berjalan lesuh menaiki tangga menuju kamarnya yang berada di lantai atas.

Saat berjalan menuju kamar, kanaya sama sekali tak merasakan kehadiran kedua abangnya di rumah besar ini.

Kanaya yakin, kedua abangnya itu telah pergi berkerja dan akan pulang malam disaat dirinya sudah tertidur.

Sedangkan satu Abang nya lagi kuliah dan sering bermain hingga pulang larut.

Seperti itulah hari-hari kanaya yang selalu di isi kesepian.

Hanya ketiga sahabatnya sajalah yang selalu mengisi hari-hari nya menjadi lebih ramai.

Duk!

Kanaya yang baru saja membuka pintu kamarnya mendadak kembali menutup pintu tersebut.

Kanaya menoleh ke kanan menatap sebuah bingkai besar sebuah foto keluarga.

"Ma, pa. Kanaya di dekatin cowok gila." Tutur kanaya tersenyum kecut.

Usai mengucapkan beberapa kata tersebut, kanaya mendadak terdiam.

Kanaya tak bersuara sedikit pun. Hanya manik tajamnya yang mendadak berubah teduh.

Tak lama kanaya memalingkan pandangan nya dari bingkai foto tersebut dan beranjak memasuki kamarnya.

"Udah 5 tahun kepergian mama papa, tapi aya masih ngerasain kehadiran mama papa disini." Gumam kanaya seraya melempar asal tasnya ke atas kasur.

Kanaya kembali terdiam.

Gadis itu berjalan memasuki kamar mandi untuk mencuci muka.

ZERGAN ; playboy 100,0 %Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang