2 Tahun Kemudian
Lungayu tak bisa mengatur degup jantungnya akan mosi liputan yang akan ke luar beberapa detik lagi. Tangannya berkeringat dan sepasang sepatunya tak berhenti mengetuk lantai secara bergantian.
Dua tahun sudah Lungayu mendambakan posisi ini, setelah kerja kerasnya— ia berhasil dipindah tugaskan ke dalam divisi Investigasi. Di mana ia resmi menjadi seorang jurnalis investigasi, dibandingkan terjun ke lapangan setiap hari, melenggang ke sana kemari dari Kantor KPK, DPR, hingga kementrian.
Lungayu lebih rela melakukan satu proyek liputan besar selama berbulan-bulan dan mengulik kebobrokan suatu instansi di republik ini. Meski risikonya jauh lebih besar, Lungayu merasa lebih hidup dengan liputan macam itu.
'Eksploitasi SDA oleh Lima Perusahaan Batubara Terbesar di Indonesia'
Mosi liputan itu langsung muncul di papan proyeksi ruang redaksi. Perlu beberapa detik bagi Lungayu untuk mencerna mosi itu. Alih-alih digerayangi peliknya kasus korupsi Rp271 triliun, justru nama keluarga mertuanya yang sontak muncul di benaknya.
Hartono merupakan pemilik perusahaan batubara nomor satu di Indonesia. Apabila Lungayu bertugas mengulik kasus ini, itu berarti ia akan ikut menelanjangi kebusukan perusahaan keluarga suaminya.
"Lo gapapa?" tanya Rosie, rekan barunya di divisi Investigasi.
Lungayu yang tersadar langsung menggeleng menandakan bahwa dirinya baik-baik saja. "Aman, gak apa-apa gue."
Seharusnya Rosie dan rekan kerjanya yang lain tak ada yang menyadari kalau Lungayu merupakan istri dari direktur utama perusahaan batubara yang akan menjadi bulan-bulanan media mereka selama enam bulan ke depan. Keluarga Hartono terkenal dimanapun. Namun hanya namanya saja, sampai detik ini tidak ada yang tahu berapa anak yang dimiliki Gideon Hartono. Di mana mereka dan apa yang jajaran konglomerat itu lakukan.
Oleh karena itu, tidak heran kalau mayoritas orang di lingkungan Lungayu tak mengetahui soal kehidupan pribadi wanita itu. Hanya keluarga dan dua sahabatnya, Indira dan Jasmine yang mengetahui bahwa ia menikahi pria konglomerat.
Kecemasan makin melanda Lungayu. Di dalam liputan investigasi pertamanya, ia harus berhadapan langsung dengan keluarga mertuanya, atau paling buruk-- suaminya sendiri. Dan itu bukan pertanda yang baik.
- - -
Lungayu mendapati sosok pria tinggi nan tampan berkulit tan yang tak lain adalah suaminya, Julian. Pria itu berjalan ke dapur dan langsung mengambil sebotol air mineral di dalam kulkas. Ia bisa melihat Julian yang masih memakai kacamata kerjanya, menandakan bahwa pria itu kemungkinan sedang sibuk dengan pekerjaannya di atas sana.
Julian bahkan tak menatap atau menyapa wanita itu sama sekali. Dan Lungayu sudah sangat terbiasa akan hal itu, karena ia pun melakukan hal sebaliknya pada pria yang kerap kali dipuji oleh kedua sahabatnya.
"Julian," panggil Lungayu yang sedetik kemudian menyesali tindakannya. Panggilan tersebut lolos begitu saja dari mulutnya tanpa aba-aba.
Julian yang tadinya hendak kembali ke lantai atas menoleh pada wanita yang telah duduk di pantry sejak lama dan memerhatikannya.
Julian menautkan alisnya, "ya," jawabnya singkat.
Lungayu bahkan tak tahu harus berbicara apa. Namun, ia merasa ingin berbicara dengan pria yang telah dua tahun hidup satu atap dengannya itu. Terutama setelah mosi liputan pertamanya di kanal Investigasi keluar.
"Lo lagi ada waktu gak?" tanya Lungayu.
"Untuk apa?"
"Ya ada waktu apa kagak?" Kini Ayu jadi sewot karena geram dengan pertanyaan balik pria itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
All That Matters
RomantizmKisah tentang dua manusia ambisius kelewat idealis yang dipersatukan dalam garis takdir bernama 'pernikahan'. Tanpa rasa, tanpa cinta, dan penuh kepentingan. Lungayu Kartika Prawiro (23) harus menelan pahit narasi perjodohan yang dilayangkan orang...