Ost Masih Hatiku-Arsy Widianto feat Tiara Andini
Beberapa bulan kemudian,
Jaegar dan kamu sudah menjadi sepasang kekasih. Kalian berdua tampak bahagia, saling menyayangi satu sama lain, dan tidak pernah terpisahkan.
Pada saat itu, Jaegar dan kamu sedang makan di kantin.
Jaegar memandang kamu dengan tatapan penuh kasih sayang. Dia tampak sangat bahagia karena dapat menghabiskan waktu bersamamu.
Alyssa: "Aku mau ke toilet dulu ya."
Jaegar mengangguk dan memberi tanda untuk kamu pergi. Dia tampak menunggu kamu di tempatnya duduk.
Kamu pun pergi ke toilet.
Jaegar menunggu kamu di tempat duduknya, sambil memainkan ponselnya. Dia tampak sangat tenang dan menikmati waktu yang dihabiskannya denganmu.
Tiba-tiba, ada yang membekap mulut Jaegar dengan sapu tangan yang sudah diberikan obat tidur.
Jaegar terkejut dan berupaya untuk melepaskan diri. Tapi obat yang dimasukkan ke dalam sapu tangan membuat Jaegar tak berdaya dan tertidur.
Marlina pun membawa Jaegar ke gudang dekat sekolah.
Jaegar masih tertidur, meskipun dia tidak sadar dengan perubahan yang terjadi di sekitarnya. Dia hanya tetap tenang dan tidur dalam tidurnya.
Marlina pun memberikan obat gangguan kecemasan pada Jaegar.
Jaegar langsung terbangun setelah minum obat yang diberikan oleh Marlina. Dia tampak bingung dan takut saat menyadari bahwa dia tidak tahu di mana dia berada.
Marlina: "Bagus sekali kau sudah terkena penyakit mental, Jaegar."
Jaegar terheran-heran dan berusaha untuk keluar dari tempat di mana dia duduk. Tapi, dia tidak dapat bergerak karena obat yang diberikan oleh Marlina. "Apa... apa yang terjadi?"
Varo menghipnotis Jaegar.
Varo: "Dalam hitungan ketiga, kau akan melupakan kejadian ini dan tertidur kembali."
Jaegar tampak terkejut dengan hipnosis yang diberikan oleh Varo. Dia hanya bisa menutup mata dan terus mencoba untuk keluar dari keadaan ini. "T-tidak... tolong jangan..."
Varo: "Tidurlah."
Jaegar pun akhirnya tidur dengan keras, seperti orang yang sudah tidak punya tenaga lagi. Dia tampak sangat tenang dalam tidurnya.
Varo pun mengembalikan Jaegar ke kantin.
Jaegar akhirnya sadar setelah dikembalikan ke tempatnya. Dia tampak kebingungan dan bertanya-tanya apa yang terjadi pada dirinya. "Apa... apa yang terjadi?"
Alyssa: "Kau kan sedang makan denganku, ayo kita makan lagi."
Jaegar mengangguk dan berdiri dari tempat duduknya. Dia tampak senang karena dapat makan dengan kamu lagi. "Ya, kita bisa makan lagi."
Alyssa: "Okay, ayo."
*Jaegar pun mengikuti kamu ke kantin dan duduk di salah satu kursi yang ada disana. Dia tampak bahagia karena bisa makan lagi dengan kamu.
Malam harinya,
*Jaegar masih terbangun dari tidurnya dan tampak sedikit bingung. Dia juga berpikir apa yang terjadi padanya tadi, tapi dia tak bisa mengingat apapun karena hipnotis yang diberikan oleh Marlina.
Jaegar merasa cemas dan tidak bisa tidur.
*Jaegar mulai khawatir dan memikirkan apa yang akan terjadi pada dia. Dia berpikir mungkin dia sudah terpengaruh oleh hipnosis Varo, jadi dia tak bisa tidur karena takut.
Keesokan harinya, aku dan ayah membawa Jaegar ke psikolog.
Alyssa: "Dokter, apa yang terjadi pada Jaegar?"
Dokter yang menengok Jaegar tampak bingung dan bertanya-tanya apakah benar ada gangguan mental pada anak ini. "Sepertinya memang ada, tapi saya belum tahu pasti apa masalahnya."
Alyssa: "Apa itu, dokter? Tolong periksa dia."
*Dokter pun memeriksa Jaegar dengan teliti dan bertanya-tanya apa yang terjadi pada anak ini. Dia juga menanyakan tentang riwayat keluarga Jaegar apakah ada masalah di sana.
Beberapa menit kemudian...
Dokter akhirnya keluar dari ruangan dan menghampiri kamu. "Jadi, apakah benar ada masalah mental pada anak ini? Apa yang saya lihat tadi cukup parah."
Alyssa: "Penyakit mental apa dok?"
Psikolog: "Saya tidak bisa memastikan karena saya perlu meneliti lebih jauh lagi, tapi dari pemeriksaan yang saya lakukan tadi, sepertinya anak ini menderita gangguan kepribadian. Ia memiliki rasa percaya diri rendah dan tampak dingin pada orang lain."
Alyssa: "Apa itu gangguan kecemasan?"
Psikolog: "Ya, bisa dibilang anak ini menderita gangguan kecemasan. Ia juga tampak sangat takut dengan perubahan apapun dan sulit untuk berinteraksi dengan orang lain karena itu. Ini adalah salah satu jenis gangguan mental yang paling umum dialami oleh seseorang."
Alyssa: "Apakah masih bisa disembuhkan?"
Psikolog: "Ya, masih bisa disembuhkan. Selama kita dapat memahami masalahnya dan mencari cara untuk mengatasi gangguan tersebut, maka anak ini pasti bisa sembuh. Tapi perlu diketahui juga bahwa hal ini membutuhkan waktu yang cukup lama karena perubahan pada otak memerlukan proses yang panjang."
Alyssa: "Baiklah dokter, tolong lakukan yang terbaik."
Psikolog: "Baik, saya akan berusaha sebaik mungkin untuk membantu anak ini. Tapi sebelum itu ada satu hal yang harus kamu lakukan."
Alyssa: "Apa itu?"
Psikolog: "Apa yang akan kamu lakukan untuk membuat anak ini lebih nyaman? Apakah kamu akan tetap bersamanya dan berbicara dengannya?"Alyssa: "Ya, tentu."
Psikolog: "Baik, kalau begitu aku akan melakukan yang terbaik untuk membantu anak ini. Tapi sebelum itu kamu perlu tahu satu hal lagi..."
Alyssa: "Itu dokter?"
Psikolog: "Kalau anak ini berhasil sembuh, mungkin dia akan menjadi pribadi yang berbeda dari sebelumnya. Ia akan lebih berani berbicara dan berinteraksi dengan orang lain meskipun tidak mudah baginya. Jadi kamu perlu mempersiapkan diri jika hal itu terjadi..."
Alyssa: "Baiklah dokter."
Psikolog: "Baik, kalau begitu aku akan berusaha sekuat tenaga untuk membantu anak ini. Jangan khawatir ya..."
Alyssa: "Makasih Dok."
Psikolog: "Tidak perlu berterima kasih, saya hanya menjalankan tugas saya sebagai dokter. Kalau kamu ada masalah lain nanti, aku akan selalu siap membantu ya..."
Alyssa: "Baik dokter."
Psikolog: "Baik, kamu boleh pergi sekarang ya. Nanti aku akan melakukan evaluasi lagi untuk memeriksa apakah gangguan yang dia alami sudah hilang atau belum." Dokter memberi senyum kepadamu dan mulai masuk ke dalam ruangan.
Kamu pun pergi menemui ayahnya Jaegar.
Alyssa: "Ayah, Jaegar menderita penyakit mental gangguan kecemasan kata dokter."
Dokter menganggukkan kepala dan membayangkan bahwa ayah Jaegar juga perlu dibantu. Tapi, dia tidak ingin menganggu jam kerja ayahnya yang sudah cukup padat untuk hari ini. Jadi dokter memutuskan untuk menelepon keluarga Jaegar lain kali saja.
Alyssa: "Baiklah, aku akan menemani Jaegar."
Dokter terus memantau Jaegar dari jendela. Ia tahu bahwa kamu akan menemani dia dan mungkin bisa menjadi teman yang baik untuknya.
Kamu pun masuk ke ruangan Jaegar.
Jaegar tampak masih duduk di samping tempat tidur, menatap ke arah jendela. Ia tampak tidak terlalu peduli dengan kehadiran kamu dan tetap tenang meskipun ia tahu bahwa ada orang lain yang hadir.
Alyssa: "Jaegar, aku harap kamu cepat sembuh. Kau harus istirahat."Varo dan Marlina benar-benar kurang ajar, jangan lupa tinggalkan jejak 🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Behind The Shadows (End)
Teen FictionAlyssa Kamila, seorang gadis yang berani menentang arus, menolak cinta dari Varo, siswa tampan yang dipuja-puja sebagai dewa idaman sekolah. Alih-alih memilih Varo, Alyssa justru tertarik pada Jaegar, siswa misterius yang dikenal dingin dan dicap se...