BAB 29

61.3K 3.8K 104
                                    

- 𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔 -

Tama menyodorkan sebuah paper bag berisi surat - surat ruko. Keira langsung menerima nya. "Kunci nya mana?" tanya Keira.

Tama mengeluarkan kunci dari saku nya, kemudian, menyodorkan pada Keira. "Ini."

Setelah menerima nya, Keira berdiri. "Makasih, gue pulang duluan," ujar Keira singkat. Tanpa menunggu jawaban Tama, gadis itu melenggang pergi begitu saja. Tama kembali menghela nafas nya.

------------

"Papa bikin risol?" tanya Keira saat memasuki rumah.

Rico menengadahkan kepala nya, lalu tersenyum sebelum kembali melanjutkan kegiatan nya. "Iya nih.. ada pesenan, 50 buah," jawab Rico.

"Wih, banyak juga tuh. Buat acara ya?"

"Iya kayaknya.. anak nya baru lahiran. Jadi mau bikin acara kecil - kecilan gitu. Awalnya dia minta 100 buah, tapi papa ga sanggup bikin nya, kayaknya." Rico mengakhiri perkataan nya dengan kekehan kecil. "Terus, tempat nya juga susah. Bingung papa mau taruh di mana bahan - bahan nya. Tapi, untung nya dia masih jadi beli, lumayan 50 buah," jelas Rico panjang lebar.

Keira mengangguk - anggukan kepala nya, "Di ambil kapan, emang?" tanya Keira.

"Besok siang," jawab Rico.

Keira mengangguk - anggukkan kepala nya lagi. Lalu, gadis itu terdiam. 'Gue memang udah ada ruko buat papa usaha, tapi.. gimana cara biar gue bisa ngasih tau papa? Kalau tiba - tiba gue bawa papa ke sana, terus bilang gue beli, pasti papa bakal bingung banget gue dapet uang darimana,' pikirnya.

"Keira?"

"Hng?" Keira tersadar. "Kenapa pa?"

"Kamu yang kenapa? Kok bengong? Mau ngomong sesuatu?" tanya Rico beruntun. Keira menggeleng sebagai jawaban, "Kei mau ke kamar dulu deh. Mau mandi," pamit Keira lalu berjalan menuju kamar nya.

Matahari telah di gantikan tugas nya oleh bulan. Langit oranye berubah menjadi gelap. Kenan, Jendra, Juan dan Alana sudah pulang ke rumah. Kini, mereka tengah makan bersama.

"Kerjaan kalian baik?" tanya Alana pada ketiga putra nya.

"Baik ma. Bos nya juga baik, cuma agak pelit dikit. Masa Juan mau minta roti yang hampir kadaluwarsa ga di bolehin. Mau nya di jual, tapi kan gada yang mau beli kalau udah mepet kadaluwarsa. Ujung - ujung nya di buang juga," jawab Juan terlebih dulu sembari mengadu sebal.

Alana terkekeh merespon nya. "Gamau rugi mungkin.." ujar Alana. Kemudian, wanita itu beralih pada Jendra. "Kamu?"

Jendra diam sejenak, "Baik ma," respon Jendra dengan senyum.

"Cape ya, sekolah sambil kerja?" tanya Rico. "Maafin papa ya nak.."

"Engga pa! Biasa aja kok. Lagian kalau di rumah doang juga, ngapain?" sahut Jendra cepat.

Mungkin yang lain tak menyadari, tapi Keira sadar dengan ekspresi Jendra yang terlihat tak seperti biasa nya. Gadis itu kembali menatap makanan nya. Mengingat alur cerita yang mungkin saja ia lupakan. Tapi ya percuma. Alur di cerita novel nya, tak begitu menyorot keluarga Keira.

"Kalau Kenan gimana?"

"Baik juga ma. Bos nya ga pernah marahin Kenan kalau kadang Kenan duduk doang," kata Kenan di akhiri ringisan kecil.

Alana dan Rico sama - sama terkekeh. Sekarang, gantian Keira yang di tatap oleh Alana. "Kalau sekolah kamu, baik Kei?"

"Baik kok ma, aman," jawab nya.

The Antagonist ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang