BAB 30

60.8K 3.8K 78
                                    

- 𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔 -


"Hah?"

Gabriel menyandarkan tubuhnya ke kursi, "Anak nya temen bokap gue, belakangan ini dateng ke rumah gue mulu. Dia ngajak gue pacaran sampai orangtua nya ngajuin perjodohan ke nyokap sama bokap gue. Gue gamau."

"..Terus?"

"Gue mau lo jadi pacar pura - pura gue biar orang itu ga ganggu gue lagi. Gimana?"

Keira tersedak mendengarnya. "Pacar pura - pura?!" ulang nya memastikan.

Gabriel mengangguk mantap. "Ga lama. Cukup sampai gue ga di ganggu lagi."

"Kenapa ga lo terima aja? Kan lo jomblo," tanya Keira.

"Gue gamau. Lagian dia temen lo tuh. Mina," balas Gabriel.

Keira mengernyit, di dalam novel, tak ada alur seperti ini. Gadis itu mengusap tengkuk nya ragu. Tampak berpikir.

"Kalau lo mau aja sih. Kalau gamau, gue juga ga bisa bantu lo," ujar Gabriel santai saja.

Keira terdiam cukup lama. Sampai, gadis itu menghela nafas nya panjang. "Oke. Gada pilihan lain," putusnya mantap. Cuma menjadi pacar pura - pura, kan? Seperti nya tak terlalu sulit.

Gadis itu menyetujui Gabriel. Mereka memutuskan saling bekerja sama untuk kepentingan masing - masing. Semoga rencana - rencana mereka bisa berjalan lancar agar kebohongan mereka tak terungkap.

Setelah pembicaraan mereka di cafe, Keira kembali pulang ke rumah nya.

------------

Hari berlalu, Keira sudah mulai berangkat sekolah seperti biasa lagi.

Jumat, pukul 14.00 Keira sudah bisa pulang dari sekolah, karena memang jadwal pulang lebih cepat. Sampai di rumah, gadis itu mendatangi Rico di kamar nya.

"Papa," panggil Keira.

Rico menoleh, "Iya nak? baru pulang?" tanya Rico.

Keira mengangguk kemudian duduk di kasur tanpa ranjang milik ayah nya itu. "Pa, Keira dapet tempat, biar papa bisa jualan sendiri tanpa nitip ke pasar," ujar nya tanpa aba - aba.

"Hah? Maksudnya gimana?" Rico menatap Keira, tak mengerti.

"Temen Keira nyewain ruko murah.. Lumayan, bisa buat papa jualan kue atau apa gitu," jelas Keira. "Kebetulan, di sana juga udah ada etalase nya, udah ada kompor juga, katanya sih, punya orang yang nyewa sebelum nya, orang nya gamau bawa pulang," bohong Keira.

"Emang.. harga sewa nya berapa, nak?" tanya Rico pelan. "Murah kok. Udah Keira urus kalau masalah itu. Papa mau kan jualan di situ?"

"Kamu udah bayar?"

"Udah," jawab Keira.

Rico terdiam sejenak, menatap Keira tak enak. "Berapa uang sewa nya? Biar papa bisa nyicil buat gantiin," katanya tak enak hati.

"Gapapa, pa. Yang penting, papa pake ruko nya, biar ga rugi." Keira beranjak berdiri. "Ayo pa, Kei anter ke ruko nya sekarang deh, biar papa bisa liat - liat dulu. Besok, papa coba aja jualan di situ," ajak Keira.

Ragu, tapi Rico tetap menyetujui nya.

Keira mengantar Rico ke ruko yang sudah menjadi miliknya. Di ruko itu, sudah tersedia etalase, kulkas, kompor dan dua meja ukuran sedang beserta beberapa kursi.

Rico mengerjap pelan, "Ini dari penyewa sebelumnya?" tanya Rico.

"Iya. Dia gamau pake lagi, jadi kata temen Keira, kita aja yang pake," tutur Keira, sepenuhnya bohong.

Rico tersenyum lebar, "Wah.. ini sih bisa buat jualan kue lain juga, Kei.." ujarnya dengan senyum bahagia.

Keira mengangguk, ikut tersenyum karena papa nya bahagia. "Di atas, ada 3 ruangan kosong, kalau mau, kita bisa pindah tinggal di sini sekalian," pungkas Keira.

"Sewa nya berapa duit, nak? Kasih tau papa. Papa gamau kalau kamu yang bayar semua.." balas Rico.

"Cuma 2 juta per bulan. Yang bulan ini udah Keira bayar," jelas Keira.

Rico sedikit tercengang, "Cuma 2 juta, sewa satu ruko ini?" tanya Rico memastikan, tak begitu percaya.

"Iya. Kan punya temen Keira, jadi di kasih harga murah. Lagian, dia juga ga gitu butuh duit katanya, cuma daripada ruko nya nganggur, yaudah dia sewain ke Keira," jelasnya.

"Memang, temen kamu itu yang mana?"

"Ada lah."

"Bilangin makasih.. kapan - kapan, bawa dia ke sini juga, papa mau ngucapin makasih secara langsung," kata Rico.

Keira tersenyum, kemudian mengangguk. "Iya, nanti Keira sampaiin. Mulai besok, papa jualan di sini ya. Keira bantu bawain alat - alat nya nanti," ujar Keira.

Rico tersenyum haru. Lelaki dengan empat anak itu memeluk Keira erat. Menggumamkan kata terimakasih berulang - ulang pada putri bungsu kesayangan nya itu.

Putri bungsu yang dulu nya hanya bisa menjadi beban keluarga, akhirnya bisa berguna bagi keluarga. Bukan Rico yang menganggap Keira beban keluarga, tapi Keira sendiri yang sadar diri.

Jika di tanya pada Rico, lelaki itu pasti akan menjawab, Keira bukan beban. Keira itu putri kesayangan nya, permata keluarga nya, meski kehadiran Keira juga Kenan, sebenarnya tak di inginkan sebelumnya. Biar kita ceritakan sekilas tentang masa muda Rico.

Rico dan Alana, mereka mula nya hanya sahabat saat SMK. Tinggal bertetanggaan, sama - sama anak dari keluarga ekonomi sederhana. Alana tinggal hanya bersama ayah nya, sedangkan Rico tinggal bersama nenek nya, karena kedua orangtua nya sudah tiada.

Mereka menikah di usia yang terbilang muda--Rico 21 tahun--dan--Alana 20 tahun--. Alasan nya klise, ayah Alana meninggal saat usia Alana 20 tahun, ayah nya menitipkan putri semata wayang nya itu pada Rico agar bisa menjaga putrinya. Lantas, Rico dengan kesadaran penuh menikahi Alana sebagai tanggungjawab nya.

Sekitar satu tahun sejak pernikahan, mereka di karuniai seorang putra yang di beri nama Juan. Di tahun kedua, Jendra lahir. Mereka merasa, dua anak sudah cukup, apalagi biaya hidup yang sulit. Meski, Rico ingin anak perempuan sebenarnya. Namun, karena telat kb, Alana kembali hamil. Si kembar Keira dan Kenan pun lahir ke dunia.

Rico bahagia, meski juga gelisah. Segala pekerjaan ia jalankan asal halal, tujuan nya tentu saja untuk anak - anaknya. Keira.. anak perempuan satu - satu nya di keluarga kecil itu, menjadi motivasi terbesar Rico.

Keira kecil itu manis, menyayangi keluarga nya, terkadang menangis saat di ejek teman bermain nya. Terkadang juga minta di belikan mainan - mainan dengan rengekan khas anak kecil. Lantas, semakin bertambah usia, sifat Keira berubah, menjadi pemaksa, suka meminta ini dan itu. Banyak mengeluh dan tak pernah bersyukur. Meski begitu, cinta seorang ayah pada putri kecil nya itu tak pernah berubah. Selalu sama.

Rico tetap menyayangi Keira dan malah menyalahkan dirinya sendiri karena tak bisa memenuhi keinginan anak - anaknya.

Keira memang jahat, durhaka dan tak tau diri. Untung saja Keira yang itu sudah musnah dan terganti oleh Keira yang lebih baik.

Rico bersyukur, meski hati kecil nya lebih menyukai Keira yang banyak menuntut.

.

.

.

B E R S A M B U N G •

The Antagonist ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang