BAB 31

60K 3.5K 85
                                    

- 𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔 -

Hari ini Sabtu, sesuai perkataan Keira, gadis itu menemani sang ayah memindahkan barang - barang untuk pembuatan risol nya ke ruko. Lumayan banyak yang di bawa, tapi syukurlah barang - barang berat seperti kulkas tak perlu di bawa lagi, karena Keira sudah membeli yang baru.

Drtt.. Drtt.. Drtt..

Keira mengeluarkan ponsel nya dari saku, lantas melihat siapa yang menelfon di siang bolong seperti ini.

Kening gadis itu mengerut saat membaca kontak dengan nama 'Gabriel ketos rese'.

Keira melirik dulu Rico yang tengah merapikan barang nya. "Bentar ya pa, Keira angkat telfon dulu," izin nya kemudian menjauh untuk mengangkat telfon.

Rico mengangguk sekilas sebagai respon.

//📞//

"Halo."

"Lo dimana? Dateng ke rumah gue sekarang. Mina dateng lagi sama orangtua nya, ngerusuh."

"Lah, sekarang?"

Gabriel berdehem sebagai respon, "Cepet gue tunggu. Alamat nya gue kirim, sekarang," ujarnya tanpa menunggu penolakan.

Tutt.. Tutt.. Tutt..


Telfon di matikan sepihak oleh Gabriel, membuat Keira mengumpat sebal. Sedetik kemudian, pesan masuk, itu sharelock dari Gabriel.

Baiklah, jika sudah begini, Keira tak bisa menolak. Gadis itu menoleh pada Rico, menghampiri ayahnya yang tengah mendorong etalase, memposisikan di tempat terbaik.

"Pa.." panggilnya.

"Siapa, nak?"

"Itu.. temen Keira. Papa udah selesai belum rapiin nya?" tanya Keira.

Rico menatap Keira, kemudian tersenyum, "Kenapa? Mau ketemuan sama temen kamu ya?" tanya lelaki itu menebak. Keira tersenyum kikuk, tapi mengangguk mengiyakan.

"Yaudah.. kamu pergi aja, nak. Nanti, papa bisa naik ojek," ujar Rico.

"Gapapa emang?"

"Ya, gapapa.. papa kan bukan anak gadis," kelakar Rico. Keira terkikik kecil mendengarnya, "Yaudah. Keira pergi duluan ya, pa," pamit Keira.

Mendapati anggukkan dan kata 'hati - hati' dari Rico, Keira langsung melenggang pergi ke mobil nya. Gadis itu mengendarai mobil nya dengan kecepatan sedang menuju alamat yang dikirim Gabriel.

Sekitar 20 menit, gadis itu menghentikan mobil nya di sebuah rumah mewah di komplek perumahan elit. Keira menatap bangunan di hadapan nya dengan kagum. Rumah Gabriel masih satu komplek dengan rumah Alvarez hanya beda belokan. Besar nya juga hampir serupa.

Lantas, gadis itu mendatangi pintu rumah, menekan bel.

"Sebentar!" sahut suara dari dalam.

Keira menunggu. Tak lama, pintu di buka, menampilkan sosok wanita paruh baya yang masih terlihat cantik dan elegan. "Siapa ya?"

Keira mengerjap pelan, "Saya.. pa..car Gabriel." Keira berbicara pelan, hampir tak terdengar. Gadis itu bergidik ngeri sendiri.

The Antagonist ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang